Pagi semua😊 karena kemungkinan malam aku gak bisa update, jadi gak papa yah klo ku ganti dengan pagi ini😅
Happy Reading
===Kylie memandang Alva yang tengah melakukan olahraga. Pria itu terlihat sangat hot sekali dengan peluh keringat yang membasahinya. Diam-diam Kylie tersenyum. Namun siapa saja mampu mengartikan jika senyum yang di berikan oleh Kylie bukanlah senyum biasa.
Aku menyukainya. Tapi akankah ini benar untuk kulakukan. Apa langkah yang telah kuambil salah. Sehingga tuhan memberikan jalan yang seperti ini.
"Kau tidak lelah untuk memandangiku terus-menerus."
"Bagaimana bisa aku lelah. Saat yang ku pandang adalah pria yang menempati posisi di hatiku."
Sambil tersenyum Kylie mengambil handuk kecil beserta botol air minum lalu berjalan dan memberikannya kepada Alva.
Alva menerima botol air minum itu dengan tangan terbuka. Kylie yang melihat ada bulir keringat yang membasahi wajah Alva hingga sampai ke tubuhnya mulai mengarahkan handuk kecil tersebut dan mengelap bulir keringat yang masih mengalir.
Alva dengan cepat mencegah tangan Kylie dan sedikit meremasnya.
Kylie merasakan sakit akibat tangan Alva yang mencengkram tangannya terlalu kuat.
"Berhenti untuk melakukan hal seperti itu." geram Alva.
"Kenapa? Apa kau mulai jatuh hati padaku?" tanya Kylie, "sudah kubilang, jika kau berniat menculiku maka jangan sampai kau jatuh hati padaku."
Sampai saat ini Alva masih belum bisa merasakan hal-hal yang sangat berpantangan dengan hidupnya itu.
Cinta. Kata itu membuat Alva mendecih sinis.
"Jatuh hati padamu? Bagaimana bisa itu terjadi?" ejek Alva.
"Tentu saja bisa."
"Jika begitu buktikan!" tantang Alva.
Kylie merasa dirinya di tantang mulai menghentikan aksinya yang masih mengelap peluh keringat Alva. Perlahan tangan yang memegang handuk kecil itu menelusuri leher pria itu. Handuk kecil yang berada di tangannya mulai terlepas. Sebelah tangan yang sedang menganggur dia arahkan pula keleher Alva hingga bertemu dengan tangan satunya lagi lalu saling menggenggam seolah mengunci.
Kini posisi tubuhnya tepat berada di depan Alva saat ini. "Kau akan menyesal jika aku membuktikan."
"Cih! Buktikan jika kau berani melakukannya."
"Tentu saja aku berani."
Dengan dan tanpa di sadari, Kylie mengarahkan bibirnya ke bibir Alva. Mengecupnya pelan. Awalnya Kylie hanya akan menempelkan bibir mereka. Namun ada yang salah dengan dirinya. Tubuh dan hatinya tidak bisa diajak bekerja sama. Lambat laun ia mulai melumat bibir Alva. Walaupun tidak se agresif oleh para wanita yang pernah menghangatkan ranjang Alva. Tapi Alva tidak munafik jika ciuman ini membuatnya merasakan hal yang berbeda.
Jantungnya berdetak tidak seperti biasanya. Matanya tanpa di perintah mulai terpejam menikmati semua yang gadis ini perbuat. Alva memberikan akses untuk Kylie mencoba memasuki rongga mulutnya. Dan Alva merasakan sensasi yang berbeda.
Kylie sendiri yang merasa Alva mulai memberikan akses untuknya masuk langsung meneroboskan lidahnya untuk mengabsen seluruh rongga mulut Alva. Mengecapnya dan melumatnya semakin dalam.
Karna tidak tahan oleh gairah Alva meraih pinggang ramping itu. Memeluknya dengan erat dan membalas ciuman Kylie.
Tidak ada yang tau bukan. Cinta bisa datang di mana saja tanpa di perintahkan apa lagi di harapkan. Tidak peduli dengan keadaan seperti apa bahkan seseorang yang belum tentu di harapkan. Semuanya hanya berjalan bagaikan air mengalir.
Kylie melepaskan ciuman mereka, "kau merasakannya bukan?"
Alvares hanya menaikan ke dua alisnya hingga saling menyatu.
"Jantungmu berdetak. Detakan ini berbeda seperti biasanya...." masih dengan tersenyum Kylie menggantung perkataanya. Tangannya menelusuri dada Alva. Membentuk arah memutar hingga Alva kembali memejamkan matanya.
"Kau telah jatuh hati padaku Alva. Belum satu bulan, tapi detakan jantungmu menjawab semuanya. Kau kalah dalam permainanmu."
Kylie langsung menjauh dari tubuh Alva setelah mengatakannya. Alva membuka ke dua matanya.
Matanya memerah, entah sedang menahan apa. Hanya dirinyalah yang tau.
•••
"Letaknya di kawasan hutan pedalaman. Dan hanya orang-orang tertentu saja yang dapat memasuki dan keluar dalam ke adaan selamat." Josh menjelaskan dengan sangat detail karna dia pernah mengetahui tempat itu saat masih bersama dengan Alva.
"Apa sebegitu sulitnya untuk kita kesana?" tanya Math.
Josh menggelengkan kepalanya. "Sebenarnya tidak terlalu sulit. Hanya saja jika kita melewati jalan yang salah kita tidak akan pernah kembali ke tempat semula."
"Apa itu semacam dengan labirin?"
"Bener Math, hutan itu seperti labirin. Dan hanya Alva yang mengetahui sisi letak dimana arah keluar dan masuk."
"Kurasa kita punya jalan keluar untuk ini." usul Edy
"Apa yang akan kau lakukan?"
Edymar mulai mengeluarkan sebuah pesawat atau mungkin lebih di kenal dengan sebutan Drone yang di desain dengan menggunakan kamera di dalamnya.
"Kau sungguh wanita cerdik Edy. Kali ini aku tidak meragukan semua yang akan kau lakukan." ucap Josh
Edymar hanya tersenyum mendengarnya.
"Benar saja, sepertinya dalam hal ini kalian bisa mengandalkan ku." Robbert mengajukan dirinya untuk ikut andil dalam hal ini.
"Kau bisa melakukannya?" tanya Arsen menatap ke arah Robbert dengan tatapan tak percaya.
"Kau meragukan ku Sen! Huh! Jika kau tau, aku bukan hanya pintar dalam urusan wanita. Hal ini pun aku bisa melakukannya."
"Baiklah-baiklah. Kau benar juga Rob, sesekali kau harus ikut andil dalam hal seperti ini. Bukan hanya menjadi patung dan pajangan saja." karena pada dasarnya hanya Arsen lah yang menjadi hacker sedangkan Robbert, dirinya hanya ikut-ikutan dimana pun Arsen berada.
Semua yang berada di ruangan tertawa melihat ekspresi Robbert yang seakan ingin melahap Arsen dan menenggelamkannya di dasar samudra.
"Jika begini kita akan dapat mengerjakannya dengan mudah dan membawa Kylie pulang dalam keadaan selamat." ucap Math
"Tentu saja. Semuanya sudah ku siapkan untuk hal ini. Dan Josh, sepertinya bom yang telah kau pasang itu akan sangat bermanfaat jika kita menggunakannya di tempat Alva." tambah Edy.
"Apa maksudmu?"
"Kau akan tau Josh. Bukannya kau mengatakan jika aku adalah wanita cerdik. Kali ini aku akan menggunakan kecerdikanku untuk melawan Alva."
"Do you wanna play again?" tanya Edy seraya mengukir senyum misterius.
"Of course."
Math memperhatikan senyum Edy hanya tersenyum dalam hati. Jika semua ini sudah selesai. Dia akan melepaskan senyum misterius yang slalu menghiasi bibir wanita itu.
TBC.......
Hahaha aduh...semoga bagian ini gak mengecewakan yah..😂😂
Mana ini fansnya bang Math dan bang Alva.....
Diminta vote nya yah....😁
See you all😘
KAMU SEDANG MEMBACA
The Beautiful Mafia In Love
Lãng mạnCERITA AKAN DI PUBLIS ULANG LENGKAP! ©2018 ___________ Jangan Lupa di Follow Ya ___________ Apa jadinya jika kalian bertemu dengan seorang Mafia tapi bukan pria melainkan seorang Mafia wanita. Dia adalah Edymar Martinez Blanco, wanita yang sang...