Seorang wanita hamil tengah menggumam kesal. Dia berjalan dari sudut sana ke sudut sini untuk membuka jendela. Semua jendela di seluruh kamar dia buka, tidak lupa dia menyalakan kipas angin. Dia juga mengambil beberapa buku tipis untuk mengipas asap yang sangat dia benci.
Asap rokok.
"Berhentilah merokok, kasihani calon keponakanmu ini." Kesalnya pada seorang pria yang duduk di dekat jendela yang sedang merokok.
"Pulanglah noona."
"Tidak, bisa-bisa kau bunuh diri jika ditinggal sendiri."
Pria itu mematikan rokoknya, mengambil rokok baru di meja dan menyalakannya. Menyesapnya pelan lalu menghembuskan asapnya ke jendela.
"Biarkan saja aku melakukan itu."
"Jangan gila Oh Sehun!"
Sehun terkekeh pelan, "Hidupku itu dia noona."
Hyesun meninggalkan Sehun sendirian karena suaminya menariknya keluar.
Sehun meratapi hidupnya. Baru seminggu dia kehilangan Jongin, tapi dia sudah hancur luar dalam. Sehari bahkan dia bisa menghabiskan rokok dua bungkus. Alkohol berbotol-botol. Dan juga dia akan bermain dengan jalang malam harinya.
Baru seminggu. Bagaimana jika sebulan? Setahun? Sepuluh tahun? Ah, pasti Sehun akan mati sebelum sepuluh tahun dari sekarang.
Hari ini Hyesun mengurungnya. Tadi, pagi-pagi sekali kakaknya datang dan mengusir jalang yang kemarin dia bawa dari bar. Lalu dia membuang kunci mobil Sehun ke halaman tetangga sebelah yang memiliki anjing galak.
Dan, disinilah si bungsu Oh. Menyesap rokoknya dalam ketenangan.
Jam baru menunjukkan pukul 9, tapi dia sudah menghabiskan dua botol alkohol. Sehun tidak pernah dalam keadaan sadar selama seminggu ini. Dia selalu dalam keadaan mabuk dan terus meracau tentang Jongin.
"Sehun."
Sehun menoleh ketika namanya dipanggil oleh kakak iparnya. Dia tersenyum melihat kakaknya yang tampan itu.
Heh!
Tidak!
Sehun tidak akan jatuh cinta pada si masokis Ahn Jaehyun!
Cintanya hanya pada Jongin!
"Kenapa hyung?"
Jaehyun mendekati adiknya, mengusap rambut Sehun pelan. Sehun yang mabuk tidak beda jauh dengan anak kecil berusia tujuh tahun.
"Hyung dan noona akan pergi sebentar, kau di rumah saja ya jangan kemana-mana."
Sehun mengangguk, "Yes, sir!"
"Saat pulang nanti mau dibawakan apa?"
Sehun terlihat berpikir, lalu tersenyum, "Jongin, aku hanya ingin Jongin!"
"Baik."
Plak!
Hyesun memukul lengan suaminya.
"Sakit sayang!"
"Lebih sakit mana daripada calon adik iparmu yang sedang sakit karena menangisi si bodoh ini?"
Jaehyun diam. Dia tahu bahwa calon adik iparnya jatuh sakit karena Sehun.
* * *
Setelah ditinggalkan Jongin sendirian, Sehun langsung berlari ke mobilnya. Mengemudikan mobilnya ugal-ugalan ke rumah Jongin.
Tapi nihil.
Dia tidak menemukan siapapun di rumah itu. Kata tetangganya, rumah itu dijual sejak seminggu yang lalu dan pemiliknya sudah pindah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sugar Daddy
Fanfiction[BOOK 1 -- END] 13 Maret 2018 -- 8 Mei 2018 [BOOK 2 -- ON HOLD] 18 Mei 2018 --