1.7

3.4K 409 21
                                    

Jongin diam. Sejak dia datang pagi tadi sampai sekarang hampir jam makan siang, dia tidak bersuara sama sekali. Ah, dia bersuara sebentar. Menanyakan apa Sehun mau makanan rumah sakit. Hanya itu.

Siapa yang tersiksa karenanya?

Tentu saja, Oh Sehun.

Sehun ingin mengobrol seperti biasa, tapi bagaimana lagi, manisnya sedang mogok bicara.

Ah, jadi rindu Jongin yang manis manja.

Sudah dua hari dia di rumah sakit, baru hari ini Jongin mengunjunginya.

"Kau mau makan makanan rumah sakit atau mau kubelikan?"

Sehun hanya diam menatap Jongin yang sibuk membereskan pakaiannya yang baru diantar oleh Seongwoo.

Jongin mendongak menatap suaminya, "Hm?"

"Kemarilah." Ucap Sehun sambil menepuk bangsalnya.

Jongin menggeleng, pria tan itu masih enggan berdekatan dengan suaminya.

"Kemari Jongin." Suara Sehun merendah, membuat Jongin merasa terdominasi. Dengan langkah berat Jongin menghampiri Sehun, tapi dia hanya berdiri, tidak mau duduk.

"Serius mau bercerai?"

Jongin diam, bibirnya bergetar.

"Maaf, aku berselingkuh selama sehari kemarin. Aku menyesal sayang."

"Beri aku kesempatan ya?" Bujuk Sehun.

"Daeng!! Waktumu habis Oh Sehun, cepat berikan formulir yang kemarin."

Sehun dan Jongin menoleh ke pintu, itu Seongwoo. Datang sendiri dan menagih surat cerai yang harus di isi oleh Sehun.

Sebenarnya, Sehun sudah mengisi bagiannya. Tinggal bagian Jongin saja yang masih kosong. Dan dia berharap agar Jongin lupa cara menulis.

Seongwoo mendekat, mengambil kertas yang dipegang Sehun lalu memberikannya pada Jongin lengkap dengan bolpoin.

Jongin menerimanya dalam diam, dia berjalan ke sofa lalu duduk. Tangannya memegang bolpoin dan siap untuk mengisi formulir itu.

Setiap goresan tinta yang ditorehkan Jongin, membuat satu goresan tajam di hati Sehun.

Harusnya tidak seperti ini.

Selesai menulis, Jongin berdiri dan mengambil pouch-nya. Dia mendekati Sehun.

Cup.

"Terima kasih atas waktunya hari ini hyung, urusan hyung dan noona biar aku yang memberi alasan. Tapi nanti kau harus jujur ya pada eomma dan appa. Sampai jumpa Oh Sehun."

Jongin segera berbalik dan keluar dari ruangan itu. Diikuti oleh Seongwoo dibelakangnya.

Sudah.

Berakhir.

.

.

.

.

.

"Kenapa kalian baru memberitahuku?! Kalian mau menyiksaku hah?! Oke, aku akan menyusul Sehun ke alamnya sana!"

"Jauhkan pisau itu Jongin!"

Jongin tidak bergeming, dia masih tetap pada posisinya. Dengan pisau yang siap mengiris nadi di pergelangan tangannya.

Jongin kesal.

Marah.

Frustasi.

Murka.

Sugar DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang