1.2

4.1K 441 25
                                    

Jongin menikmati kelas pertamanya. Ditambah lagi sang dosen membawa beberapa asisten yang visualnya diatas rata-rata. Termasuk Yifan.

Kelas Jongin hari ini hanya satu. Tapi itu berlangsung lama. Sekitar tiga jam.

"Baik, cukup untuk pertemuan hari ini. Sampai besok." Sang dosen lalu keluar dari kelas diikuti para asdos-nya.

Para mahasiswa belum ada yang keluar. Mereka masih ingin saling berkenalan. Jongin sangat cepat bergaul, maka dari itu dia menjadi primadona kelas.

Tok tok.

Kelas yang tadinya bising dengan gumaman itu kini senyap. Mereka semua menoleh ke arah pintu.

"Maaf mengganggu, tapi bisa tolong suruh Oh Jongin kemari? Suaminya ingin bertemu."

Wajah Jongin memerah malu. Kenapa juga ahjussi jelek itu pakai bilang begitu segala. Seperti tidak ada kalimat lain saja.

Jongin segera menyambar tasnya dan keluar kelas, diikuti pria yang tadi mengetuk pintu.

"Kau marah sayang?"

Jongin menulikan pendengarannya. Dia malu.

"Bear."

Jongin seketika berhenti ketika Sehun memanggilnya begitu. Saat Sehun memanggilnya seperti itu, artinya Sehun ada di batas kesabarannya.

"Kenapa kau marah? Harusnya aku yang marah." Sungut Sehun.

Jongin menunduk dalam. Meremas ujung kemeja yang dia pakai, bibirnya maju kedepan.

"Ayo pulang, kakakmu menunggu diru--..."

"Kenapa tidak bilang dari tadi?!" Bentak Jongin. Pria manis itu segera berlari ke parkiran dan mencari mobil Sehun.

Sehun mengikuti dari belakang. Melihat manisnya kebingungan, dia menarik tangan Jongin. Menarik Jongin ke mobilnya dan membukakan pintu.

Sehun memutari mobil, kemudian duduk di belakang pengemudi. Tangannya memasangkan seatbelt Jongin yang sedari tadi memekik kegirangan.

Setelah memastikan Jongin aman terkendali, dia segera melajukan mobilnya.

Dan dia belum memasang seatbelt-nya sendiri.

Ya sudah. Biarkan saja. Toh, yang penting si manis aman.

***

Sehun mematikan mesin mobilnya. Menoleh ke samping, untuk melihat suaminya.

Ah, malaikatnya sedang tidur ternyata. Manis sekali dia saat tidur begini.

Karena tidak tega membangunkan kesayangannya. Akhirnya, Sehun menggendong Jongin.

Niatnya mau lewat lift.

Tapi sialnya, lift dari lantai 1 sampai 3 sedang macet. Dan terpaksa Sehun harus menaiki tangga 3 lantai.

Sampai di lantai 3, Sehun buru-buru menaiki lift agar bisa sampai di lantai 5 dengan cepat.

Tangan dan kakinya sudah pegal. Jongin sih enak tidur nyenyak di gendongan Sehun.

Sampai di depan pintu apartemennya, Sehun ingin sujud syukur rasanya. Dengan baik hatinya kakak iparnya membukakan pintu saat bel pertama ia tekan.

Buru-buru anak bungsu keluarga Oh itu masuk dan menidurkan Jongin di kamarnya. Diikuti kakak Jongin tentunya.

"Kenapa kau?"

"Menggendong Jongin dari parkiran sampai lantai tiga."

Kakak Jongin tidak bisa menahan tawanya. Dia tertawa, koreksi, terbahak karena ucapan Sehun yang kelewat datar itu.

Sugar DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang