"Siapa sih yg nuduh saya selingkuh sama OSH? Saya ceritanya lagi di Inggris juga, sedih cecan dituduh mulu." -B.Irene, tersangka pelakor-
.
.
.
.
.
"Itu tidak seperti yang kau pikirkan sayang, aku tidak melakukan apapun dengan Luhan."
"Hm."
Sehun menghela nafasnya, lelah meyakinkan istrinya, "Dengarkan aku Oh Jongin."
Jongin mendongak, menatap suaminya jenuh. Sehun sudah bicara hal itu entah berapa kali dalam dua jam. Mengganggu acara main gamenya dengan Seongwoo dan Chanyeol.
Sejak tadi memang begitu, Jongin, Seongwoo, dan Chanyeol bermain game dengan PS4 yang ada di ruangan Sehun, sedangkan pemilik ruangan sibuk membujuk istrinya. Luhan, tersangka kedua perebut suami orang -begitu Jongin memanggilnya-, sudah disuruh Sehun pulang.
Sebegitu tidak maunya Sehun jika Luhan diamuk oleh dirinya, begitu batin Jongin.
"Aku punya telinga, sedari tadi aku mendengarmu hyung."
"Kau mengabaikanku sayang."
Jongin berdecih pelan, "Aku memang mengabaikanmu, yang penting aku mendengarmu kan?"
Sehun menghela nafasnya, dia benar-benar tidak habis pikir dengan istrinya. Jongin itu orang yang manis, tapi akan berubah menjadi menjengkelkan saat sedang merajuk.
"Chanyeol, Seongwoo, bisa kalian pergi?" Sehun bertanya dengan nada memerintah, ya mau tidak mau kedua orang yang namanya disebut tadi berdiri untuk keluar.
"Jangan pergi, gamenya belum selesai."
"Maaf manis, kita harus pergi. Selesaikan urusan kalian dulu ya." Chanyeol mengusak rambut Jongin sekilas lalu keluar menyusul Seongwoo.
Sehun mengambil tempat untuk duduk disebelah Jongin, menatap istrinya yang masih asik dengan gamenya. Seolah-olah tidak ada Sehun disana.
"Kita perlu bicara."
"Aku sedang tidak minat bicara denganmu."
Sehun lagi-lagi menghela nafas. Lelah juga rasanya membujuk orang yang bahkan mengabaikannya. Apalagi Jongin tipe orang yang marahnya lama. Waktu pertama kali bertemu Luhan, dia mendiamkan Sehun selama hampir seminggu.
"Aku tidak pernah punya perasaan apapun pada Luhan maupun Irene. Hatiku sudah penuh dengan dirimu."
"Hm." Si manis belum mau mengalihkan pandangannya dari game yang sedang dimainkannya.
"Kau itu maunya apa? Aku sudah minta maaf dan menjelaskannya kan? Aku tidak ada apa-apa dengan dia."
Jongin meletakkan konsol gamenya, persetan jika dia kalah, memarahi Sehun lebih penting dari game yang menyenangkan itu.
"Harusnya aku yang bertanya tuan Oh, maksudmu itu apa? Apa aku memintamu menjelaskan perasaanmu pada Luhan? Apa aku menyuruhmu meminta maaf? Aku memintamu mati, kau tidak dengar tadi?" Jongin mengucapkannya dengan penuh amarah, sama sekali tidak ada gurat kesedihan yang ditunjukkannya.
"Kau cemburu, sudah pasti aku harus meminta maaf dan menjelaskannya padamu tanpa kau minta sekalipun."
"Kalau pun kau mau menjelaskan sesuatu, harusnya kau jelaskan kenapa kau tidak menjemputku dan malah berduaan dengan pria tadi, aku tidak pernah penasaran dengan perasaanmu."
Sehun kembali menghela nafasnya, mengangkat tubuh gembul Jongin ke pangkuannya. Tangannya melingkar manis di pinggang istrinya.
"Maaf, daddy salah. Jongin mau memaafkan daddy?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sugar Daddy
Fanfiction[BOOK 1 -- END] 13 Maret 2018 -- 8 Mei 2018 [BOOK 2 -- ON HOLD] 18 Mei 2018 --