Angin berhembus sedikit kencang pagi ini di Seoul. Salju di jalan sudah hampir hilang karena terpapar sinar matahari di musim semi. Daun sudah mulai tumbuh di pucuk pohon, beberapa ada yang sudah mengeluarkan kuncup bunganya.
Pria manis itu berjalan sedikit terburu untuk menuju halte. Ini hari pertamanya masuk sekolah, tidak mungkin kan dia terlambat? Ya, walaupun sekarang dia jauh dari kata terlambat. Heol, ini baru pukul tujuh, dan bel masuk akan berbunyi pukul delapan tepat. Mungkin, pria manis itu terlalu rajin.
Halte masih cukup sepi saat pria itu sampai, hanya ada seorang ibu hamil yang membawa cukup banyak belanjaan, pasangan kakek-nenek, dan seorang pria yang berpakaian cukup berantakan untuk orang kantoran.
Pria manis itu melihat jadwal bus. Bus menuju sekolahnya akan tiba sekitar dua puluh menit lagi. Dia memilih untuk berdiri disamping ibu hamil tadi.
"Permisi ahjumma..." Pria manis itu menyapa wanita hamil yang sedang duduk dengan belanjaannya yang cukup banyak.
"Ada apa? Kau ingin duduk nak?" Ahjumma itu sudah berancang-ancang ingin berdiri, tapi pria manis itu menahannya.
"Tidak ahjumma. Aku ingin bertanya, rumah ahjumma dimana?" Pria manis itu menggaruk tengkuknya gugup, ia merasa diintimidasi oleh tatapan pria dengan pakaiannya yang berantakan tadi. Ya, pria itu tidak henti menatapnya sejak dia menyapa ahjumma ini.
"Eih? Kenapa menanyakan rumahku?"
"Aku ingin membantu ahjumma membawa belanjaan ini."
"Tidak perlu nak, ini belanjaan milik adikku." Wanita itu menolak.
"Adik anda?"
"Iya, ini miliknya."
Akhirnya pria manis itu menurut, dia tidak memaksa wanita itu untuk membawakan belanjaannya. Mereka berbincang membicarakan tentang musim semi yang datang dan membicarakan lain hal yang sepertinya tidak terlalu penting.
Disisi lain, pria dengan pakaian yang tidak rapi itu menatap mereka. Dia memang berdiri didekat mereka. Matanya tidak henti menatap keduanya. Tidak, lebih tepatnya dia hanya menatap pria manis berseragam sekolah itu. Siswa serajin apa si manis itu, ini masih lebih dari satu jam sebelum jam masuk. Tapi si manis itu sudah ada di halte untuk menunggu bus yang akan mengantarkannya menuju sekolah.
Bus bernomor 145 itu berhenti di halte. Pria albino berwajah dingin dengan pakaiannya yang berantakan itu menghampiri kedua orang berbeda jenis yang tenggelam dalam obrolan mereka. Tangan pria itu mengambil belanjaan dari si wanita yang tengah hamil.
"Aku pulang dulu, kau jangan naik bus, tunggu saja Jaehyun hyung."
Setelah mengatakan itu, pria tersebut masuk ke dalam bus. Bus nomor 145 yang akan membawanya dari Dongdaemun ke Gangnam.
Kembali pada dua orang asing yang sudah akrab itu.
"Jadi dia adikmu noona?" Ya, setelah mengobrol selama kurang lebih lima belas menit mereka menjadi sangat akrab. Bahkan pria manis itu memanggil wanita disampingnya dengan sebutan 'noona'.
"Iya, tampan bukan?"
"Dia terlihat lebih tua darimu."
"Eih, apa dia terlihat setua itu Jongin?" Wanita itu terkekeh mendengarnya. Adiknya itu sepuluh tahun lebih muda darinya, tapi Jongin malah berkata adiknya terlihat tua. Lebih tua darinya.
Sebuah mobil sedan lewat didepan mereka, mobil itu berhenti beberapa meter dari halte yang sudah mulai ramai itu. Seorang pria turun dari mobil tersebut, menghampiri seseorang di halte.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sugar Daddy
Fanfiction[BOOK 1 -- END] 13 Maret 2018 -- 8 Mei 2018 [BOOK 2 -- ON HOLD] 18 Mei 2018 --