Keesokan harinya di sekolah..
"Rein, lu kenapa sih? Lu sakit?" Tanya Karin
"Iya, Rein. Lu gak biasanya kaya gini" sambar Cherlie
"Gak, gua gak papa kok" jawab Reina memaksakan senyumnya.
"Lu serius?"
"Iya"
"WOY!! BU DIAN DATENG. BALIK-BALIK!!" Ucap salah satu teman sekelas Reina.
"Ok. Assalamu'alaikum anak-anak" ucap bu Dian
"Wa'alaikum salam" jawab murid serempak.
"Baik. Buka buku kalian hal 146 dan kerjakan soal-soal. Dan kamu Dany, setelah semua selesai kumpulkan ke saya. Saya izin sebentar"
"Baik, bu" ucap Dany
Setelah 4 jam pelajaran....
"Yuk ke kantin" ajak Karin
"Ok kuy. Cacing gua udah demo nih" ucap Cherlie
"Kalian berdua duluan aja"
"Kenapa? Lu gak ikut?"
"Gue masih kenyang"
"Atau lu mau nitip aja?"
"Gak usah"
"Yaudah gua sama Karin ke kantin dulu ya, lu gak papa sendiri?"
"Gua gak papa"
Setelah itu Karin dan Cherlie meninggalkan Reina ke kantin.
Di kelas Reina merasa bosan dan memilih untuk pergi ke Rooftop. Tetapi saat Reina keluar kelas, ia melihat seorang lelaki yang tak asing olehnya. Orang yang pernah membuatnya merasakan jatuh cinta untuk pertama kalinya dan merasakan apa yang namanya sakit hati. Orang itu adalah Zaky.
"Zaky. Kamu?"
'ya Tuhan.. kenapa harus ketemu lagi? Gue belum siap' batin Reina
"Iya, ini aku. Aku pindah ke sini biar bisa deket lagi sama kamu"
Reina berjalan meninggalkan Zaky. Tapi dicegah oleh Zaky.
"Aku perlu bicara sama kamu, Rein" bujuk Zaky
"Udah, Zaky. Yang lalu biar berlalu, aku udah lupain semuanya. Anggap aja kita gak pernah kenal"
"Gak, gak akan"
"Udah, aku capek nunggu hal yang gak pasti. Semua udah cukup"
Reina berniat meninggalkan Zaky tetapi Zaky berhasil mencekal tangan Reina. Reina berusaha melepasnya, namun tidak bisa karna tenaganya tidak dapat menyamai tenaga Zaky.
"Aku mau jelasin sesuatu sama kamu. Apa kamu gak bisa sekali aja dengerin aku, Rein?"
Reinapun tertunduk, ia tidak tau harus melakukan apa lagi. Dan setelah itu Zaky membawa Reina ke taman belakang sekolah.
Sesampai di taman sekolah, Zaky mendudukkan Reina di salah satu bangku taman.
"Dengerin, Rein. Aku ninggalin kamu bukan tanpa alasan. Gak mungkin aku ninggalin orang yang aku sayang gitu aja, nggak mungkin Rein" jelas Zaky
"Terus apa? Kemana kamu selama tiga tahun ini? ha?"
"Selama tiga tahun ini aku ada, aku ada Rein"
"Ya dimana? Apa alasan kamu ninggalin aku?"
Zaky diam sejenak sebelum ia mulai menjelaskan.
"Selama tiga tahun itu aku jalanin pengobatan di luar negeri. Aku.. Aku sakit. Aku mau bilang sama kamu tapi aku gak mau bikin kamu sedih karna penyakit aku, Rein. Maafin aku" ucap Zaky kemudian ia menunduk karna rasa bersalahnya.
"Kamu sakit apa? Kenapa harus bohong? Emang dengan cara itu semua bakal baik-baik aja? Engga, Zaky. Kamu gak bakal tau gimana rasanya ditinggal orang sama orang yang kita sayang tanpa ada kepastian dan kita juga gak bisa lakuin apa-apa. Itu rasanya sakit, Zaky! Sakit!" Ucap Reina dengan air mata yang mengalir deras.
"Maafin aku, Rein. Aku minta maaf udah bikin kamu sakit hati. Aku gak bermaksud kaya gitu. Aku sayang sama kamu, Rein. Sampain detik ini pun aku juga masih sayang sama kamu". Ucap Zaky sambil menggenggam tangan Reina.
'sebenarnya udah maafin kamu Zaky, jauh sebelum kamu minta maaf meskipun sakit ini masih ada' batin Reina
"Kalo kamu sayang sama aku, kenapa kamu gak cari aku? Kenapa kamu baru muncul?"
"Aku udah cari kamu kemana-mana Rein. Aku sering dateng ke rumah kamu tapi gak ada hasil sama sekali. Sampai akhirnya aku tau kalau kamu pindah ke Jakarta. Makanya akau dateng ke sini buat nyari kamu, dan akhirnya aku udah nemuin kamu"
"Oh ya? Terus kenapa kamu setelah itu kamu nggak ngabarin aku? Kalaupun nggak bisa, kenapa keluarga kamu juga nggak ada yang ngasih tau ke aku? Kenapa? Kamu pergi gitu aja dan nggak mau ngabarin aku sama sekali, sebelumnya juga kamu nggak cerita ke aku tentang sakit kamu itu berarti kamu mau semua udah selesai, dan sekarang kita udah selesai Zaky!!"
"Gak, semua belum selesai"
"Kamu mau apa sih?"
"Aku sayang sama kamu, aku mau kita balik kaya dulu lagi, Rein. Kita mulai dari awal. Kita buka lembaran baru, aku janji akan perbaiki semuanya, Rein"
"Aku maafin kamu. Tapi maaf, kalau balik lagi aku gak bisa, semua udah cukup. Kita bisa mulai lagi dengan persahabatan, gak lebih"
"Tapi Rein"
"Sorry, Zaky"
Setelah itu Reina berjalan meninggalkan Zaky. Tetapi setelah beberapa langkah, Zaky kembali memanggil Reina.
"Rein"
Reina berhenti dan berbalik.
"Aku boleh minta sesuatu?"
"Apa?"
"Boleh aku peluk kamu? meskipun ini jadi yang terakhir"
Reina mengangguk dan sedetik kemudian Zaky telah memeluknya.
Reina kembali menangis, kali ini bukan tangis kesedihan tetapi kebahagiann. Sudah lama ia merindukan hal tersebut.
"Makasih, Rein. Makasih kamu udah pernah mau jadi bagian dari hidup aku. Sampai kapanpun aku akan selalu sayang sama kamu, Rein. Dan maaf aku gak bisa jadi yang terbaik buat kamu, tapi aku bakal berusaha jadi sahabat yang terbaik buat kamu. Aku akan tepatin janji aku, Rein. Aku akan selalu ada buat kamu, buat jaga kamu"
Disisi lain seorang lelaki telah melihat kejadian tersebut. Orang itu menatap hal tersebut dengan raut wajah yang sulit di artikan. Orang itu adalah Adit.
Kembali dari Adit ke Reina dan Zaky.
Reina hanya diam. Dan setelah itu Zaky melepaskan pelukannya dan tersenyum.
"Yaudah yuk, bentar lagi mau masuk. Aku antar ya" ucap Zaky dan kemudian dibalas anggukan oleh Reina.
Baper gak?? Baper dong...
Jangan lupa vote and commentnya gaes :-))
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold Boy
Teen FictionHighest Rank🎖 #7 in teenfiction 29/01/2018 #1 in fiksiremaja 23/12/2018 Jatuh cinta? Impossible banget buat Aditya Marchello Fernandez, si Most wanted SMA Bakti yang tekenal dengan sikap dinginnya, saking dinginnya dia juga sering dujuluki dengan C...