Semakin hari, hubungan Adit dan Reina membaik. Kebahagiaan Reina kian bertambah saat Adit bersikap manis seiring berjalannya waktu. Aditpun mulai terbiasa dengan kehadiran Reina, terbiasa dengan sikap cerewet Reina, dan mulai menerima apapun yang Reina inginkan.
Hari-hari berjalan dengan baik. Reina mulai sibuk belajar, seperti apa yang diperintahkan Adit. Sedangkan Adit, dia yang lebih sibuk dengan ujian-ujiannya.
"Kak, selesai sekolah temenin aku beli buku ya?", ucap Reina sambil menggandeng lengan Adit manja.
"Buku apa lagi? Bukannya lu udah bawa semua novel gua?", sambil membenarkan posisi tangan Reina dengan menautkan ke jarinya.
"Buku kak Adit mah ga seru, novelnya semua tentang Sains. Kan aku maunya yang Romance"
"Novel itu bisa bikin lu pinter, emang cinta-cintaan bisa bikin tambah pinter? Bego yang ada" ucap Adit membuat Reina menghentikan langkah.
"Ya tapi kan aku suka, bisa bikin mood aku bagus juga", perlahan Adit memutar badannya di hadapan Reina kemudian menunduk.
"Emang cowo di samping lu ini ga cukup bikin mood lu bagus?", ucap Adit sambil mengangkat alis kirinya yang sukses membuat bibirnya bungkam bercampur rasa senang serta gugup. Beruntung Reina tertolong dengan suara bel masuk kelas, jadi Reina tidak perlu menjawab pertanyaan Adit.
"Udah masuk, hari ini aku ada ulangan. Duluan ya, kak", ucap Reina sambil berlari meninggalkan Adit yang masih setia menatap kepergiannya.
"Hati gua dagdigdug anjir, eh Jantung gua. Untung bisa lari, kalo ga gua mau jawab apa?!" gumam Reina sambil membenarkan posisi duduknya.
"Lu kenapa, Rein?" tanya Karin.
"Gapapa, capek gua lari. Gimana? Udah bisa bujuk Cherlie?", Karin menggeleng pelan.
"Tenang aja, Cherlie ga bakal lama-lama marahnya. Gua pasti bantu kalian baikan", ucap Reina sambil melirik Cherlie yang sedang tertawa dengan teman-temannya di depan pintu kelas.
"Makasih ya, Rein. Lu sahabat gua yang paling baik", memeluk Reina dengan sangat erat.
"Ga usah alay, gua ga bisa napas. Baru lari juga", ucap Reina sambil melepaskan pelukannya.
"Dih sensi amat"
❄❄❄
"Jadi beli buku?", tanya Adit sambil menyodorkan helm untuk Reina.
"pakein", ucap Reina langsung diangguki oleh Adit.
"Ga jadi deh, gampang nanti kalo mau naikin mood", lanjutnya sambil tersenyum manis sampai Adit memalingkan pandangannya dengan segera.
"Langsung pulang?", tanya Reina dan Adit hanya mengangguk. "Tapi aku laper"
"Bukannya tadi udah makan di kantin?"
"Itu kan tadi, sekarang udah laper lagi. Capek tadi disuruh resume 2 Bab, ga ada perpanjangan waktu lagi", Adit tersenyum kecil mendengar keluhan Reina sambil mengusap kepala Reina singkat.
"Mau makan apa?"
"Pengen Bakso di ujung jalan sana, katanya enak, jawab Reina semangat.
"Ga boleh, tadi pagi kamu baru makan mie ayam. Kamu harus makan nasi"
"Tapi kan--"
"Ga usah bantah, naik", potong Adit.
"Terus kita mau makan apa?", tanya Reina sambil menaiki motor dengan bantuan Adit.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold Boy
Teen FictionHighest Rank🎖 #7 in teenfiction 29/01/2018 #1 in fiksiremaja 23/12/2018 Jatuh cinta? Impossible banget buat Aditya Marchello Fernandez, si Most wanted SMA Bakti yang tekenal dengan sikap dinginnya, saking dinginnya dia juga sering dujuluki dengan C...