BUKKK..
Satu tinjuan tepat mengenai rahang Zaky yang membuat Zaky tersungkur.
"Ngapain lo di sini? Brani-braninya ya lo nunjukin muka brengsek lo itu di depan gua"
Dan satu tinjuan lagi mendarat mulus di bibir Zaky hingga membuat ujung bibirnya robek. Tetapi Zaky hanya diam dan tidak melawan karna dia tau, dia salah dan pantas menerimanya.
Detik kemudian tempat itu menjadi riuh. Semua orang melihat kejadian itu tetapi tidak berani melerai ataupun mendekat.
"Gak puas lu nyakitin ade gua? Pergi gak lu dari sini! Bajingan!" Aldi melayangkan pukulannya lagi hingga membuat Zaky tergeletak lemas di tanah.
"STOP! Berhenti!" Teriak Reina tapi tak dihiraukan oleh Aldi.
Tiba-tiba Reza datang dan ikut melerai mereka berdua. Tapi nihil, dia tidak bisa melerai keduanya.
"UDAH! CUKUP!!" Teriak Reina dan langsung menarik abangnya agar tidak melayangkan tinjunya ke wajah Zaky. Dan Reza pun segera membantu Zaky untuk berdiri.
"Kenapa? Dia emang pantes dapetin itu semua! Dia udah nyakitin kamu, Rein. Abang gak bisa biarin itu terulang lagi, abang gak mau kamu sakit gara-gara cowo brengsek itu!" Ucap Aldi sambil menahan emosinya.
"Engga, bang. Reina udah maafin Zaky. Dia punya alasan buat itu semua"
"Alasan apa? ha? Dia bukan laki-laki baik, Rein. Ngapain kamu masih bela-belain dia? Gak ada gunanya!"
"Maaf bang, gua emang salah karna udah nyakitin ade lu. Tapi gua gak ada maksud, bang. Bukan gua mau bela diri gua sendiri tapi gua juga punya alasan. Gua--"
"Halahh... bacot lu! Mending lu pergi dari pada lu babak belur sama gua. Pergi lu! Dan jangan harap lu bisa deket lagi sama ade gua"
"Tapi, bang--"
"Lu gak denger gua ngomong apa? Tuli lu? Pergi lu!"
Zakypun pergi dengan keadaanya yang memprihatinkan. Dan Reina hanya menunduk dengan air mata yang tak lagi terbendung.
Aldi yang melihat adiknya menangis pun segera menenangkannya dan memeluknya.
"Maafin gua, de. Gua cuma gak mau ada orang yang nyakitin lu"
"Tapi hiks nggak gitu juga bang hiks Reina udah maafin Zaky." Ucap Reina terbata-bata.
"Maafin gua, de"
"Reina gak akan deket-deket sama Zaky lagi kok. Reina gak mau abang berantem lagi"
"Iya. Abang janji, Rein. Maafin abang ya?"
"Iya"
Aldipun melonggarkan pelukannya dan mengusap air mata di pipi Reina.
"Yaudah, kita pulang ya"
Reina hanya mengangguk sebagai jawaban.
Aldipun memakai helmnya dan menaiki motornya lalu menyodorkan helm kepada Reina. Setelah itu Aldi memundurkan motornya dan melajukan motornya.
Di tempat lain... ada seorang laki-laki yang melihat kejadian itu sedari tadi. Dia melihat semuanya... yaitu Adit.
'jadi dia mantan Reina' batin Adit
"Woy broo!" Seseorang menepuk pundak Adit hingga membuatnya tersentak dan membuyarkan lamunannya, siapa lagi kalau buka Rio dan Gara.
"Nglamun ae lu. Kesambet baru tau rasa" sambar Gara sambil menepuk pundak Adit dengan keras.
"Ck.. brisik lu" ucap Adit sambil memepuk-nepuk pundaknya.
"baru tau gua kalau tu cowok mantan Reina"
"bodo amat"
"jawabnya bodo amat tapi waktu abang sama mantan Reina berantem ikut liat"
"Sampe kapan lu mau kaya gini, Dit? Gua tau lu mulai suka sama Reina, kenapa lu harus bohong sama perasaan lu sendiri sih? Jangan muna deh, kalau ngga lu akan nyesel nantinya" ucap Rio.
"Iya, Dit. Lu harus belajar buka hati lu buat Reina. Kalau diliat-liat dia juga suka sama lu. Buat apa lu nahan perasaan, percuma. Kalau dia suka sama orang, lu mau apa?" Lanjut Gara.
"Gua gak suka sama Reina!" Balas Adit
"Terserah deh.. gua cuma mau ingetin lu dan jangan pernah menyesal dengan keputusan lusendiri" Ucap Rio
Adit hanya diam.
"Gua tau perasaan lu gimana, maka dari itu lu butuh pendamping, Dit"
Penasaran gimana cerita selanjutnya?? Tunggu ya kisah selanjutnya...
Jangan lupa vote and commentnya gaes😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold Boy
Teen FictionHighest Rank🎖 #7 in teenfiction 29/01/2018 #1 in fiksiremaja 23/12/2018 Jatuh cinta? Impossible banget buat Aditya Marchello Fernandez, si Most wanted SMA Bakti yang tekenal dengan sikap dinginnya, saking dinginnya dia juga sering dujuluki dengan C...