Sebenarnya ini terlalu pagi untuk mengunjungi rumah sakit lebih awal. Tapi ini semua juga gara - gara si pria bermarga Ong itu yang menyuruhnya untuk berkunjung sebentar untuk memberi tahu keadaan pasien yang di tunggu Yein kebangunannya.
Nam Lee Ra. Ibu kandung Yein yang tengah koma karena virus. Sudah setengah tahun Yein lewatkan untuk mengunjungi Ibunya dengan bantuan Ong tentunya. Ong sebenarnya bukan dokter yang menangani Ibu Yein. Ong hanya sebagai pemberitahu untuk gadis itu. Karena dokter yang menangani Ibu Yein adalah Kakak sepupunya Ong, jadi tentu saja Ong selalu memberitahu bagaimana perkembangan Ibu Yein.
Ibu Yein mengalami ensefalitis atau radang otak. Yang terjadi karena inflamasi terhadap otak. Biasanya karena kekebalan tubuh yang lemah. Walaupun belum bisa di prediksi pasti apa penyebabnya, tapi waktu itu Ibu Yein terkena virus herpes simpleks (penyakit herpes di mulut maupun kelamin) dan mungkin karena seringnya terkena sakit yang cukup berat membuat sistem kekebalan tubuhnya menjadi lemah. Yein ingat terakhir kali ia melihat Ibunya terjatuh di kamar mandi dengan keadaan yang kejang - kejang dan jelas saja membuat gadis itu panik setengah mati.
Tapi untungnya, Ong Seungwoo Kakak dokter tetangganya ini membawa Ibunya ke rumah sakit dan memberitahu Yein agar tidak terlalu panik.
Ibu Yein sudah pernah menjalani pemeriksaan seperti MRI scan, Pungi lumbar dan yang lainnya. Tapi dokter takut untuk melanjutkan pemeriksaan tentang radang otak ini sampai harus Biospik otak yang prosesnya akan mengambil jaringan otak dan akan di periksa di laboratorium. Yein sendiri juga takut jika Ibunya tak bangun lagi.
"Gimana Kak?" Tanya Yein. Ong mengangkat bahunya enteng. "Baik - baik aja. Ibu lo udah mulai membaik kok." Yein tersenyum.
"Dua hari yang lalu Ibu lo di kasih obat antivirus. Jadi virus herpes simpleks nya udah mulai sembuh." Ujar Ong. Yein tersenyum.
"Terus komanya?" Tanya gadis itu. Ong Seungwoo menghela nafas. Jelas takut ingin mengatakan hal itu pada Yein.
"Depresi apa sih yang ngebuat mama lo koma? Gua yakin ini gacuma tentang penyakit dia, pasti psikologi juga ada ngaruhnya." Yein kembali pada posisinya.
"Masalah keluarga ya?" Tanya Ong. Sebenarnya Ong cukup khawatir dengan keadaan gadis itu. Terlebih Yein tinggal sendiri sekarang. Kalau dulu ia sering melihat Yein dengan Ibunya, sekarang gadis itu lebih sering diam dan menyendiri. Walaupun teman - temannya sesekali juga datang ke rumahnya.
"Hmm.." balas gadis itu sedikit murung. Ong yang memerhatikan itu menatapnya datar lalu menepuk pelan kepalanya. "Gua ga nyuruh lo cerita kok. Jadi gausa manyun gitu," Yein mencibirnya lalu kembali duduk di kursi dekat Apotek.
"Terus aku boleh liat Ibu gak di dalem?" Ong menggeleng pelan. "Belum, Ibu lo masih di cek di ruangannya."
Tak lama kemudian, seorang wanita berumur sekitar tiga puluh itu berhenti di depan mereka sambil menyiratkan Ong untuk melakukan sesuatu.
"Ong? Kamu bisa ikut ke ruangan saya sekarang?" Pertanyaan itu menbuat Ong bangkit dari duduknya lalu mengangguk.
"In, gua ke dalam dulu ya! Kalo mau balik, duluan aja!" Yein lagi - lagi hanya mengangguk kecil membalas ucapan pria bermarga Ong itu.
"Daah!" Yein melambaikan tangannya yang dibalas Ong dengan cengiran lucu. Yein terkekeh lalu menghela nafas sambil mengetuk - ngetuk kakinya di lantai.
Sebenarnya Yein tidak ada hal yang untuk di tunggu. Tapi gadis itu masih sedikit enggan untuk pergi. Jadi dia memilih duduk sejenak di sana.
"Mbak, ini resep dokternya." Ujar seorang pria dengan hoodie-nya. Yein menoleh merasa tak asing dengan suara tersebut.
"Diminum sesudah makan ya, dek." Cowok itu mengangguk lalu berterima kasih dan duduk di samping Yein.
Yein mengangkat alisnya lalu menoleh sambil mengerutkan keningnya. Si cowok berdehem karena merasa di perhatikan.
"Kak...?" Si cowok menoleh ke arah Yein lalu dengan terkejut ia mengangkat kedua alisnya.
"Eh? Jeong Ye In?" Yein tersenyum lalu tertawa antusias saat bertemu dengan si pembenci coklat ini.
"Lo ngapain disini?" Tanya Jungkook heran. Ia memerhatikan gerak - gerik gadis itu mencari luka yang mungkin membuatnya masuk ke rumah sakit. Yein terkekeh lalu mengedikkan bahu.
"Ketemu sama temen."
"Kak Jungkook sendiri ngapain ke sini?" Tanyanya balik. Jungkook tersenyum enteng lalu meraih kantong plastik yang ada di pahanya.
"Beli obat buat temen. Dia drop tadi." Jawab Jungkook. Yein hanya mengangguk kecil lalu kembali terdiam menatap televisi yang ada di sana. Sedangkan Jungkook sibuk berpikir untuk mencari topik pembicaraan.
"Ekhem... temen lo masuk rumah sakit, In?" Yein menoleh lalu menggeleng.
"Nggak Kak, dia kerja di sini. Gabisa dibilang temen juga sih, dia itu lebih kayak Kakak aku gitu.." ujar Yein. Jungkook mengangguk mengerti. "Dokter ya?" Yein menjawabnya dengan anggukan kecil.
"Kalo Kakak sendiri, kenapa? Temen Kakak sakit apa?" Tanya Yein. Cowok itu mengangkat kedua alisnya lalu mengulum senyum.
"Tadi dia ke rumah gua, terus gua gatau tuh dia nungguin di depan rumah, tau - tau pas buka pintu ehhh dianya udah pingsan.." Ujar Jungkook menjelaskan diiringi dengan wajahnya yang ekspresif membuat Yein agak terkekeh.
"Yaudah gua bawa deh ke rumah sakit."
"Terus pas di tanya sakit apa?"
"Maag." Yein ber-oh-ria menanggapi Jungkook. Sedangkan Jungkook mengangguk - angguk tak jelas sambil memerhatikan gadis itu.
Jungkook berusaha untuk tenang tapi tak bisa. Rasanya ingin sekali untuk berbicara lebih lama dengan si Yein ini. Tapi sayangnya Yein adalah pendengar yang baik. Jarang ingin memulai pembicaraan. Kalaupun ia memulai pembicaraan, pasti ia akan menanyakan hal yang sama pada lawan bicaranya.
Tapi Jungkook penasaran. Apa hubungan gadis ini dengan Wooseok? Kenapa mereka bisa dekat sekali?
"Eum.. In?" Yein menoleh lalu mengangkat kedua alisnya. "Kenapa Kak?" Sulit bagi Jungkook untuk ukuran seseorang yang baru berkenalan. Apa tidak apa - apa bertanya tentang hal itu?
"Lo ada hub..."
"YEIN! IBU LO SADAR!!!"Dan pada akhirnya kalimat Jungkook menggantung.
Gadis itu pergi meninggalkannya tanpa sepatah kata. Dan ya. Jungkook merasa agak menyesal telah mengulur waktu terlalu lama berbicara.
Tbc
Please votenya teman teman.
KAMU SEDANG MEMBACA
To Bad but So Good
FanfictionSebenarnya ini cerita klise romansa yang sering di temui orang - orang. Tentang si berandal yang jatuh cinta pada si rapuh. "saya tau. Saya terlalu buruk untuk anda dan anda terlalu baik untuk saya." "Tapi saya harap, dengan perbedaan itu kita bi...