Gadis bernama Jeong Ye In ini sadar kalau kehidupannya tidak semata - mata tentang Jeon Jungkook dan dirinya.
Ia sadar kalau ini bukan waktunya untuk saling menyukai atau hal semacam cinta yang pantas di bahas di dalam kisah hidupnya.
Yein sadar hal itu bukan hanya sekesar klise dalam hidupnya. Dan hal klise itu yang membuat Yein yakin kalau kehidupannya tidak semata - mata tentang Jungkook.
Kini gadis itu bersandar di sebuah kursi plastik minimarket sambil menyedot jus dingin yang menyegarkan tenggorokannya. Berusaha tidak menambah segala penat yang ada di pikirannya. Dan berusaha berhenti memikirkan segala masalahnya.
Ia menghela nafas pelan lalu menatap sekeliling sambil mengantongi kedua tangan mungilnya di sisi jaket. Merasakan dinginnya kota yang membuatnya ntah kenapa menjadi tenang belakangan ini.
Ia selalu berharap keadaannya akan baik - baik saja ke depan. Walaupun banyak masalah yang terjadi, ia harap ia bisa melakukan hal yang terbaik ke depannya.
"Hei," Yein menoleh saat si sumber suara duduk sambil tersenyum.
"Hai Kak Ong," sapanya dengan tenang.
"Tumben ke sini sendirian.." Pernyataan itu membuat Yein tersenyum sambil mengangkat kedua alisnya.
"Iya. Belakangan ini mood aku turun. Dan ga betah buat tinggal di rumah." Ujar Yein sambil memainkan kakinya. Ong yang mendengar pernyataan Yein hanya mengangguk kecil lalu tersenyum.
Ong Seungwoo ingin sekali menanyakan hal 3 bulan lalu yang dilihatnya dengan mata kepalanya sendiri kalau Yein menangis sejadi - jadinya saat Jungkook pergi.
Bukan—Ia tidak pernah berpikir untuk mencampuri urusan gadis ini. Namun untuk masalah ini, Ong Seungwoo takut kalau gadis ini merasa tertekan seiring berjalannya waktu.
"Kamu..."
"Berantem sama Jungkook?" Akhirnya ujaran itu ditanya Ong pada adik kecil angkatnya ini.
Respon Yein hanya tersenyum kecil lalu mengedikkan bahu. Dan membuat Ong bersiap untuk pergi secepat mungkin kalau Yein tiba - tiba melontarkan hal semacam apa urusannya denganmu, tetangga?
"Nggak berantem. Cuma.. ya gitulah." Jawabnya yang membuat Ong menghela nafas lega.
"O—oke. Gua gabakalan maksa lo buat cerita kok, In. Tapi inget ya, In. Lo bisa cerita apa aja ke gua kalo masalah lo—"
"Jungkook abangnya Somi, Kak." Ong cukup terkejut dengan pernyataan Yein namun ia berdehem pelan mendengar ucapan itu.
Dude, he already know 'bout it.
"I mean... aku ngerasa kalo aku suka sama dia kayaknya itu terlalu berat buat aku.. dan.. aku gatau kalo dia gimana tapi aku.."
"Aku tau aku suka sama dia, Kak. Tapi waktu tau Somi itu adik dia, waktu tau Ayah dia yang ngebuat Kakak aku ke penjara, aku ngerasa kalo ini gak adil."
"Aku ngerasa kalo dia itu terlalu egois untuk ngelakuin semua ini.. padahal jelas - jelas Somi yang nyuri dompet Kakak..." ujar Yein sambil menghela nafas panjang.
"Sejujurnya aku capek, Kak. Aku kepingin hidup kayak anak SMA pada umumnya. Yang main - main, pacaran, belajar seru buat universitas dan lainnya."
"Tapi di umur aku yang segini, aku harus ngadepin masalah - masalah yang seharusnya nggak aku hadepin di umur aku."
"Mama sakit, Kakak yang masuk penjara, belum lagi ancaman Papa angkat aku, Kak."

KAMU SEDANG MEMBACA
To Bad but So Good
FanfictionSebenarnya ini cerita klise romansa yang sering di temui orang - orang. Tentang si berandal yang jatuh cinta pada si rapuh. "saya tau. Saya terlalu buruk untuk anda dan anda terlalu baik untuk saya." "Tapi saya harap, dengan perbedaan itu kita bi...