22.

253 62 5
                                    

Jeon Jungkook tengah duduk di salah satu kursi hitam bar. Pria itu menatap sekelilingnya dengan jengah dan sesekali meneguk minumannya. Alkohol ringan semacam Soju kini berhasil masuk ke tenggorokannya.

"Gak ajeb - ajeb?" Pertanyaan singkat itu membuat Jungkook menoleh saat melihat Lucas yang sedang mengunyah kripik kentangnya.

"Gak. Gitugitu mulu. Bosan."

"Tumben."

"Kenapa lu, bang?" Jungkook hanya menggeleng pelan lalu meneguk Sojunya.

"Biasanya vodka. Tumben milih soju." Serunya.

"Sekali lagi komen gue pecahin kepala lo pake botol soju," sentak Jungkook sambil mengangkat botol Soju di tangannya. Lucas cuma nyengir dengan raut takut.

Jungkook lagi - lagi meneguk minuman beralkohol rendah itu lalu menghela nafas kasar.

Lalu sepiring honey lemon cake di sodorkan sang pelayan padanya membuat Jungkook mengerutkan keningnya aneh.

"Gaada yang mesen ini bang," ujar Jungkook sambil menggeser cake itu. Sungyoon hanya mengedikkan bahu lalu kembali menggeser kue itu ke hadapan Jungkook.

"Gratis buat yang lagi depresi."

Jungkook hampir saja mengupat kalau saja Sungyoon tidak berlalu meninggalkannya. Dan ntah kenapa cowok itu merasa agak kesunyian di antara keramaian seperti ini.

"Belakangan ini gua jarang ngeliat lu." Celetukan Yugyeom yang tiba - tiba terdengar di telinga Jungkook membuat Jungkook hanya menyengir.

"Terus belakangan ini juga kalo ke sini lu cuma minum doang nggak main - main kayak yang lainnya." Ujarnya menambahi kalimatnya tadi.

Jungkook hanya tersenyum kecut saat mengingat bahwa ia tidak menginjak tempat haram itu lagi sejak menyukai gadis bernama Jeong Ye In.

Benar - benar perubahan yang cukup besar dan Jungkook tidak tahu hal itu benar - benar terjadi pada dirinya.

"Gua..."

"Mau ngerubah diri jadi lebih baik lagi aja." Balas Jungkook asal. Membuat Yugyeom mengangguk kecil lalu beranjak dari kursi bar.

"Sukses deh kalo gitu buat perubahan kecilnya." Semangat Yugyeom dengan teriakan yang lumayan kuat dan tepukan di pundaknya.

"Thanks, Gyeom." Balas Jungkook dengan senyuman. Yang tanpa sadar senyuman itu luntur karena teringat pada seorang gadis yang membawa perubahan besar pada dirinya.

"Seharusnya gua ga ketemu Yein waktu itu."

Kini si pria hanya menjatuhkan kepalanya di meja bar tanpa meminum cairan beralkohol itu lagi.

-

Yein berjalan menuju rumah sakit dengan tatapan kosong dan wajah yang pucat.

Pengaruh Jeon Jungkook terhadap kehidupannya benar - benar berarti. Bahkan si mata teduh ini tidak berselera makan sejak dua hari yang lalu dan membiarkan perutnya yang rata itu sakit karena asam lambung.

Bersyukur ia mempunyai tetangga dokter yang menemuinya pingsan di depan Apartemennya dan merawatnya dengan baik setelah mengetahui apa yang terjadi terhadap gadis itu.

Ia berjalan gontai menuju ruang rawat inap Ibunya. Ia tersenyum sang Ibu masih diberikan waktu untuk dirinya walaupun di keadaan tak sadar.

Kini si gadis menggenggam tangan sang Ibu lalu meletakkannya di pipinya.

To Bad but So GoodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang