Yein duduk memandang jendelanya. Ditatapnya pemandangan yang membuat hatinya teduh. Gadis itu kembali menangis sambil memeluk kedua kakinya. Menatap hujan yang terus - menerus membasahi jendela kamarnya. Gadis itu sama sekali tidak beranjak dari posisinya dan terus mengetuk - ngetuk jemarinya ke kaca jendela.
"Yein ga kuat ya tuhan..." lirihnya pelan. Berharap semuanya bisa kembali seperti sedia kala. Menghilangkan perasaan yang belakangan ini menjadi bebannya. Gadis itu terlalu lelah menangisi hal yang tak ada gunanya.
"Yein capek..." Gadis itu tidak tahu pada siapa lagi ia mengadu selain dengan si pencipta alam. Yein terlalu muak dengan apa yang ia pendam selama ini. Yang bahkan, orang yang ia percaya kini orang itu adalah seseorang yang menyebloskan Kakak kandungnya ke penjara.
Yein tidak akan berjanji lagi untuk tidak menyerah. Gadis itu sekarang sudah menyerah dengan semuanya. Semuanya hanya membuatnya terpuruk. Ia tidak berguna lagi untuk hidup. Ia tidak berguna lagi untuk bertahan.
Yein harap ia bisa berakhir dengan bahagia. Tapi mungkin nanti. Atau justru hal itu tidak akan pernah terjadi? Yein takut - takut berharap lagi karena semuanya tidak lagi sama.
Gadis itu akan menyerah. Secepat mungkin. Di biarkannya udara dingin yang menusuk ke kulitnya. gadis itu menutup matanya dengan tenang sambil mengeluarkan air mata yang ntah ke berapa kalinya.
"Tolong Yein yatuhan. Yein ingin bahagia ke depannya."
~
Cheng Xiao berjalan pelan menuju loker miliknya. Sesekali bersiul pelan lalu mengambil beberapa buku dari loker miliknya. Tak sengaja gadis itu menjatuhkan sesuatu dari lokernya. Itu fotonya bersama Yein.
Cheng Xiao tersenyum lalu memegang lembut foto itu. Kalau di ingat - ingat kapan terakhir mereka bertemu ya sejak berpisah sekolah? Xiao tidak bisa menahan perasaan rindunya mengingat tatapan teduh gadis itu berhasil membuatnya merasa nyaman dan menjadikan Yein adalah temannya yang paling pengertian dari semuanya.
Namun mengingat surat biru laut yang tak sengaja ia temukan, membuat senyum merekahnya menghilang begitu saja. Cheng Xiao menyesal karena terus - menerus mengeluh tentang kehidupannya dan tidak sadar bahwa selama ini dia tidak pernah melihat Yein menangis.
Kakak harap yein bisa hidup dengan baik - baik saja.
Kakak sayang yein.Saat itu juga Cheng Xiao merasa bersalah sekali mengingat ia membuka surat biru laut itu. Surat itu adalah surat milik Kakak kandung Yein. Cheng Xiao yakin betul kalau Yein pasti sangat tertekan dengan apa yang di alaminya. Cheng Xiao menghela nafas pelan lalu menutup lokernya.
Gadis itu membatin agar ia menemui Yein nanti.
~
Ong Seungwoo baru sadar kalau wali Jeon Somi adalah Jeon Jungkook. Ia melihat dengan jelas kalau Jungkook tengah membeli buah untuk adiknya. Tentu saja Ong panik setengah mati dan mengekori Kei yang tengah ingin masuk ke kamar VVIP milik Park Ji Min, anak dari yang punya rumah sakit.
"Kei, kenapa lo ga bilang daridulu kalo Jungkook walinya Somi??" kesalnya. Ong bahkan juga ikut masuk ke ruang rawat inap Park Ji Min sangkin kesalnya dengan gadis bernama Kei ini.
Park Ji Min kini memerhatikan dua anak manusia yang sedang berdebat di hadapannya. Membuatnya mengerutkan kening.
"Gua mau ganti infus, minggir napa Ong!!" kesal gadis itu sambil menghentak - hentakkan kakinya. Ong Seungwoo makin mendekat ke arah Kei.

KAMU SEDANG MEMBACA
To Bad but So Good
FanfictionSebenarnya ini cerita klise romansa yang sering di temui orang - orang. Tentang si berandal yang jatuh cinta pada si rapuh. "saya tau. Saya terlalu buruk untuk anda dan anda terlalu baik untuk saya." "Tapi saya harap, dengan perbedaan itu kita bi...