Aku kedatangan tamu tak terduga
Ku pikir rindu
Ternyata aku salah
Laralah yang berada di depan rumahPukul 12:59 ia datang,
Mengusir rindu yang hendak menghampiriku
Aku tercengang, melihat apa yang terpampang pada layarSambut dari senyuman tak bertahan lama
Hanya seulas lalu lesap begitu saja
Seketika air mata tumpah ruah
Saatku mengadu pada sang pemilik segala-NyaIni bukan tentang sebuah penghianatan,
hanya saja hatiku menjerit kesakitanMarah?
Kecewa?
atau,
Cemburu?Tidak, aku tegaskan!
Karena aku tahu aku tak pantas merasakan ituLara benar-benar menguasaiku
Sejak dia kembali datang untukmu
Lalu kau pamerkan kepada dunia
Seolah kau berkata, akan ada lagi cerita
Tentang kau dan dia
KAMU SEDANG MEMBACA
PELUKIS RINDU
PoetryHai pelukis rindu, Karena aku tak pernah punya nyali untuk menyuarakan Maka ku persembahkan aksara yang lahir dari pikiran, kenangan, dan sebuah buku catatan ----- Hangat tak selalu beriringan, dekap tak melulu pada jangkauan, penerimaanlah yang men...