Kau hadir mengisi lembar kosong pada ceritaku,
Sekarang aku mengerti semua hal harus seimbang
Termasuk rasa bahagia dan lara
Aku tak boleh egois hanya menginginkan tawa tanpa mau di kunjungi laraJika lara tak berkunjung,
Darimana aku belajar menghapus isak tangisan yang bisa ku kumpulkan menjadi kekuatan untuk memulai lagi perjuangan?Kau memberiku senyuman
Kau memberiku sedu-sedan
Kau bak pelangi setelah hujan
Berhasil mengikis lara tapi lupa cara berpamitanAku tak pernah jemu menyambutmu untuk bertamu
Aku tak apa jika kau mendatangiku hanya untuk melunturkan rasa lelahtapi ku mohon dengan sangat, pamitlah dengan cermat
Satu yang harus kau ingat,
Apapun yang kau rasakan,
Apapun yang kau jadikan terkaan,
Kau tak perlu sungkan untuk memulai percakapan
Karena sungguh aku akan senang teramat dalamKita akan tetap menjadi teman
atas semua perasaan yang pernah ku rasakan ( Kau sadar tidak, aku berani menulis kata kita )Kini aku memilih untuk menyayangimu hanya dalam kata yang ku tuliskan pada buku-milikku
Karena kau terlalu sempurna untuk ada di dalam duniakuAku mengkis lara
Mengabaikan rasa yang ada
Lalu makin tahu tentang mereka
Yang menyayangiku dengan nyata
KAMU SEDANG MEMBACA
PELUKIS RINDU
PoetryHai pelukis rindu, Karena aku tak pernah punya nyali untuk menyuarakan Maka ku persembahkan aksara yang lahir dari pikiran, kenangan, dan sebuah buku catatan ----- Hangat tak selalu beriringan, dekap tak melulu pada jangkauan, penerimaanlah yang men...