ace cream

406 45 2
                                    

...

"Jadi...?

Dia gadis dengan eyesmile kesukaan ku itu hanya tersenyum, benar senyum yang paling ku suka darinya...

"Dasar pabo..!" gumamnya sembari mempererat pelukannya pada perutku aku bisa merasakannya kini ia sedang menenggelamkan wajahnya di punggung ku, hangat... sangat2 hangat hingga rasanya tak ingin berpaling dari waktu ini
Bisakah waktu berhenti di sini ?

"Maaf karna selalu mengecewakan mu!" Ungkap ku pelan sembari terus mengayun sepeda ku menyusuri jalanan yang sudah cukup sepi malam ini.

"Berhentilah minta maaf...lagipula ku rasa ini sudah sangat malam tae, kedai itu pasti sudah tutup!" ucap Tiffany suaranya terdengar seperti gumam-an karna ia masih menenggelamkan wajahnya di punggung ku.

"Benar karna itu aku membawa mu kesini!" jawab ku yang kini telah menghentikan sepeda ku tepat didepan sebuah mini market yang berada tak jauh dari taman kota, bisa ku lihat tatapan bingung dari mata indah itu dan lagi2 aku menyukainya, tidak aku menyukai semua yang ada pada dirinya.

"Tunggu di sini !" ucap ku sebelum mulai berjalan menuju mini market itu dan membeli 2 kap ace cream, coklat untuk ku dan stroberi untuk Tiffany.

"Maaf mungkin tak seperti janji ku bahkan kita hanya makan ace cream yang ku beli di mini market, tapi aku sangat ingin menepati janji ku malam ini juga, hari ini!" ucap ku dengan amat yakin sembari menatap matanya dalam2.

" Tak apa, ini tak buruk juga... bukankah pemandangannya lebih indah dari pemandangan yang ada di kedai itu!" Jawabnya yang kini terlihat sedang  menikmati ace cream dan pemandangan yang di sediakan oleh bukit tempat kami berada malam ini.

" Hm...!" Aku pun hanya bisa mengangguk pelan sembari terus menatap ke arahnya yang entah kenapa terlihat sangat cantik malam ini.

" Kau tahu darimana tempat ini tae!" tanya Tiffany yang kini sudah menatap ke arah ku

" Teman ku !" jawab ku singkat sembari mengalihkan pandangan ku dari gadis bereyesmile itu.

" Teman ? Memang kau punya teman selain aku dan piano mu ?"
Tiffany mengangkat sebelah halisnya dan menatap ku dengan tatapan meragukan.

"tentu saja, mungkin tak penting bukan!" jawab ku yang masih tak menatapnya.

" Tatap mata ku jika kita sedang bicara kim, karna itu tak sopan !" Tergiur tiffany dan aku hanya bisa tersenyum datar.

Auto Prov

"Ayo pulang !" Ajak Taeyeon sembari menggenggam tangan Tiffany dengan cukup erat, namun justru gadis itu hanya menatap Taeyeon dengan tatapan yang sulit untuk diartikan.

"Huhm...!" Taeyeon hanya terdiam dengan wajah bingung saat Tiffany mulai menghela nafas berat.

" Kau tak ingin pulang ?" Tanya Taeyeon sambil menatap lurus wajah Tiffany.

"Tidak, ayo kita pulang!" Jawab Tiffany dingin sembari menepis lengan Taeyeon dan berjalan menuju sepeda Taeyeon yang terparkir di tiang jembatan.

Sementara Taeyeon ia hanya terdiam karna bingung dengan sikap Tiffany yang semakin sensitif dan sulit di mengerti akhir2 ini...

Mereka berdua sama sekali tak bicara sepanjang perjalanan pulang malam itu. ada sedikit perasaan cemas dalam diri Taeyeon tapi ia sendiri tak tahu harus berkata apa untuk mengakhiri suasana canggung tersebut bahkan Tiffany tak memeluk ia seperti tadi dan itu membuat Taeyeon merasa sedih.

"Pegangan, aku tak ingin kau jatuh!" pinta Taeyeon akhirnya.

Mungkin terdengar sedikit datar dan dingin tapi ia sama sekali tak bermaksud untuk seperti itu karna ini sudah kebiasaannya dan ia harap Tiffany mengerti hal itu.

andante ( judul asli ).Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang