..
" ffftt... " pekik ke 3 yonja dari 6 yonja yang kini sedang berkumpul di meja paling belakang kelas mereka.
" berhentilah, bukankah Taeyeon hari ini sangat cute!" ucap yuri mengejek sembari menyenggol tubuh sooyoung yang sedang tertawa sampai menangis di sebelahnya.
" iya, lihatlah cutenya taetae kita hari ini...!" saut sooyoung yang semakin keras tertawa. Sementara orang yang mereka tertawa hanya diam dengan wajah memerah, ya Taeyeon mencoba untuk bersikap setenang mungkin di depan mereka.
" Aku yakin yoona bisa sampai pipis di celana melihat ini!" ucap sunny yang juga tertawa bersama mereka.
" bahkan mungkin dia akan berlari sambil berteriak mengumumkan betapa cute nya Taeyeon sekarang!" saut yuri yang pandangannya tak lepas dari Taeyeon, sepupunya kini tengah menatap yuri dengan penuh ancaman.
Namun rasanya tatapan itu percuma untuk gadis ini, sebab ia bahkan akan selalu menang jika beradu fisik dengan tubuh mungil sepupunya sejak kecil. Dan itu fakata yang harus taeyeon terima.
" tunggu, ngomong2 yoona kemana, biasanya dia orang yang paling cepat sampai ke sekolah. Dia tak menjemput mu pagi tadi jess?" tanya sunny, yoona memang selalu menjemput jessica setiap pagi sama halnya seperti yang dilakukan oleh Taeyeon pada Tiffany karna rumah mereka hanya berbeda beberapa blok.
" tidak, aku diantar supir ku. Bahkan ponselnya tidak bisa di telpon sejak semalam!" jelas jessica sembari menegakan posisi duduknya.
" Aku menelponnya semalam tapi sepertinya dia sedang di luar, karna terdengar suara kendaraan yang samar2!" jawab yuri. Yuri sendiri tak tahu jika sooyoung pergi menemui yoona kemarin.
Taeyeon dan Tiffany kini menatap sooyoung yang tengah gusar di kursinya sesaat setelah mendengar penjelasan yuri.
" kurasakan dia tak akan masuk hari ini!" saut sooyoung gugup dan semakin membuat kedua yonja di hadapannya menatapnya penuh tanya. Pasti ada sesuatu yang gadis jangkung itu sembunyikan! Pikir Taeyeon dan Tiffany.
" ck, anak itu ada apa sebenarnya! Bukankah dia sangat murung akhir2 ini!" Gerutu sunny, sementara sooyoung sesekali hanya menatap yuri dan jessica yang juga sama cemasnya.
Meski Sebenarnya yoona pergi ke sekolah hari itu bahkan lebih awal dari biasanya namun dia tak punya keberanian untuk pergi ke kelas, yoona tak sanggup melihat gadis yang ia cintai setelah semua yang ia ketahui.
Bell istirahat berbunyi dan Taeyeon bergegas keluar dari kelasnya tanpa mempedulikan Tiffany.
Menarik Sooyoung untuk menuntut satu penjelasan yang pasti tentang Yoona atau apapun yang menyangkut tentang dia.
...
" Aku tak bisa menceritakannya, sulit Taeng !!" Hilir Sooyoung menunduk memainkan sepatunya.
" Aku tak akan memaksa tapi, tolong jangan buat yang lain merasa khawatir dan terus bicara pada dia Soo aku hanya takut, Yoona sama seperti tiffany dia tak punya siapa-siapa lagi selain ayahnya. Dia sendirian di sini!" Ucap taeyeon yang dibalas tepuk pelan pada pundaknya lalu anggukan pasti.
" Tapi entah jika tiffany..., Kau tahu gadis itu bagaimana? Bersenang-senanglah!" Taeyeon pergi meninggalkan Sooyoung yang masih tak percaya sebab gadis itu lupa satu hal yang seharunya paling ia hindari yaitu tiffany.
...
Taeyeon pergi ke atap, itu tempat kedua yang ia suka di sekolah setelah ruang musik tentu karna tepat itu hanya untuknya.
Gadis itu duduk di ujung pembatas gedung dengan kaki yang tergantung di langit, diam menatap langit warna biru kesukaannya menikmati hembusan angin yang cukup kencang diatas sana dengan kepala yang penuh dengan pikiran.Yoona terlihat amat terkejut saat mendengar pintu atap terbuka lalu menampilkan sosok Taeyeon yang tengah berwajah murung, tentu kedatangan gadis itu membuat yoona lebih memilih bersembunyi di balik tower besar tak jauh dari tempatnya, alhasil kini yoona tepat berada di atas Taeyeon, dan Taeyeon sama sekali tak menyadari hal itu.
Pintu besi atap itu pun kembali terbuka sontak Taeyeon dan yoona langsung mengalihkan pandangan mereka ke arah sana yang tak lama menampilkan sosok yonja bereyesmile, tampaknya Tiffany pun tak menyadari keberadaan yoona karna gadis itu langsung berjalan menghampiri Taeyeon begitu saja.
" pabo, kenapa kau ada di sini!" tegur Tiffany mengambil posisi duduk di sebelah Taeyeon.
" seharusnya itu pertanyaan ku!" Taeyeon mendongkak menatap langit.
" kau belum makan siang kan?" tanya Tiffany, sementara Taeyeon hanya menggeleng.
" kau ini, apa harus selalu aku aku ingatkan?" proses Tiffany karna Taeyeon tak akan makan jika tak di suruh atau di ingatkan bahkan sering sekali harus di paksa.
" Aku tak lapar!" Jawab Taeyeon masih dengan ekspresi sama.
" makan, kau bilang kau sedang terkena anemia jadi aku buatkan makanan ini!" Paksa Tiffany dengan tatapan mengancam menyodorkan kotak makan berwarna pink yang semuanya berisi makanan ber zat besi tinggi seperti daging sapi yang dibuat jadi hamburger dan sayuran seperti brokoli dan bayam pada gadis yang kini memilih pasrah disampingnya.
" kau tak perlu repot2 Tiffany aku sudah lebih baik!" saut Taeyeon sembari menatap datar kotak bekal yang ada di pangkuannya.
" kau tak suka? Padahal aku sampai bangun jam 4 pagi hanya untuk itu!" gumam Tiffany dengan wajah yang di tekuk. Sungguh harus berapa kali Taeyeon melihat wajah seperti itu hari ini.
" Aku tak bermaksud, terimakasih!" Ucap Taeyeon cepat, mengelus lengan Tiffany hingga kini gadis itu kembali melayangkan senyuman manisnya.
" kalau begitu habiskan!" Gadis Brunette itu berkata dengan wajah yang berbinar, dan Taeyeon hanya bisa tersenyum mengiyakan.
Sementara dari tempat yang tak mereka sadari yoona tengah memperhatikan mereka dengan ekspresi yang tak bisa di artikan bahkan yoona sendiri tak tahu perasaan apa yang sedang melingkupinya saat itu.
" apa kau sedang memikirkan sesuatu? Kau mimpi buruk lagi semalam?" Tiffany bertanya setelah sejak tadi hanya diam memperhatikan Taeyeon yang sedang menyantap makanan buatanya.
" tidak, aku baik2 saja!" bantah Taeyeon, ia tersenyum lebar mencoba membuat dirinya terlihat baik di hadapan Tiffany.
Tiffany mendengus pelan mengalihkan tatapanya dari wajah Taeyeon
" jangan menarik nafas berat seperti itu fany-ah, membuat ku merasa buruk saja!" ucap Taeyeon yang dengan setia menatap gadis di sampingnya.
" kalau begitu jangan berbohong! Ada apa dengan wajah tenang mu itu. Kau tahu sikap mu pun membuat ku mesra buruk juga!" Balas tiffany nadanya sedikit bergetar dan hilir ada banyak penekanan bahkan dengan tatapan gadis itu.
" lalu aku harus bersikap seperti apa? Aku hanya mencoba untuk tak merasakan apapun!" Ungkap Taeyeon dengan senyum pedih, Tiffany bungkam sekali lagi Taeyeon mebuat hatinya pedih.
Yoona menatap 2 yonja itu dalam bingung, sebenarnya apa yang terjadi pada mereka. Sungguh yoona adalah orang yang paling tak tahu apapun tentang Taeyeon dan masalah yang yonja itu hadapi.
" lupakanlah!" sambung Taeyeon sambil tertawa.
" dan membiarkan semuanya itu tetap mengganggu mu seumur hidup, aku tak begitu mengerti tentang masalah mu tapi aku tahu itu sangat berat untuk mu, kecelakan itu, jika kau masih menganggap itu salah mu. Maka kau benar-benar salah, ada banyak orang di sana bukan hanya kau dan semua yang terjadi itu karena takdir tae!" jelas Tiffany yang semakin membuat yoona bingung.
" Aku tahu, tapi bukan hanya tentang itu... ada sesuatu yang aku sendiri pun tak tahu harus menceritakannya dari mana, ini begitu rumit Tiff!" Jelas Taeyeon dengan wajah frustasi.
" jadi sekarang apa, bagaimana jika semakin rumit apa kau akan tetap diam!" bantah Tiffany lemah.
Entah harus dengan cara apalagi menyakini sahabatnya ini, tiffany tak habis pikir bagaimana mungkin taeyeon bisa sangat merasa terbebani atas sesuatu yang tak beralasan.
Sebuah situasi yang bahkan tak ada sangkut paut dengan kehidupan gadis itu.
Key.
KAMU SEDANG MEMBACA
andante ( judul asli ).
FanfictionTaeyeon tak punya cukup kata untuk menjelaskan, tak punya cukup keberanian untuk mengungkapkan. Tapi dia punya cukup banyak alasan kenapa. Sayangnya tiffany tak mengerti, dan semakin buruk dengan segala rekanan yang ada. Sesungguhnya mereka hanya pe...