Tiffany

266 36 3
                                    

...

" apa yang kau lakukan??" Tanya sooyoung heran karna kini seorang kim Taeyeon duduk di sebelahnya, untuk beberapa alasan itu terlihat seperti sebuah keajaiban.

" duduk dan diam!" Saut Taeyeon dengan tatapan dingin yang mengancam, dan bisa dipastikan semua orang akan lebih memilih menghindar dan membiarkan jika mereka masih punya cukup kewarasan, tentu sooyoung masih punya dan masih sempurna hingga memilih diam tak banyak bicara sama seperti yoona yang tepat duduk disampingnya.

Tapi apa kewarasan yonja jangkung itu akan bertahan lama?? Sebab kini dia sedang duduk dengan diapit oleh dua orang yang tak biasa, sulit untuk diterka satu dengan wajah dingin tak terbaca dan yang satunya dengan seringai seram menyesatkan.

Sooyoung menelan ludahnya dengan terpaksa saat seorang yonja mulai berjalan kearah mereka bertiga. Tubuh tegang seolah akan kehilangan nyawa berbanding terbalik dengan dua orang lainya, mereka tampak tenang tapi mematikan, dengan tatapan dan raut wajah mengeringkan.

Sungguh bahkan Tiffany gadis yang berjalan kearah mereka saja enggan untuk sekedar melirik ke arahnya.

Tiffany diam menatap lemas meja miliknya. Kosong karna kini yonja yang biasa tidur disampingnya memilih pindah cukup jauh dari tempatnya. Semarah dan tak se-ingin itukah dia?? Lalu, Tiffany harus duduk sendiri!! Ya itu biasa ada atau tidaknya Taeyeon disana akan terasa sama sepi dan tenang namun tak pernah terasa membosankan justru hangat karna deru nafas tertidurnya.

Tiffany suka...

Dia menyukainya....

...

" kau duduk dengan ku saja!" Ucap yoona yang kini sudah berdiri tepat di samping Tiffany dengan senyuman biasa. tulus dan mempesona seolah tak pernah punya masalah.

jadi kemarin dia kenapa??.

" baiklah!" Ucap Tiffany membalas hangat senyuman salah satu sahabatnya.

" kalian masih marah?" Ungkap sooyoung memberanikan diri disela kegiatan belajar mereka, sementara yang diajak bicara hanya bersenandung pelan seperti biasa. Jika boleh memilih dia kan lebih suka bicara pada boneka atau tembok di sebelahnya dibanding harus berhadapan dengan sahabat yang kini duduk disampingnya.

" kau beku lagi sekarang, apa yang terjadi ini tak menyenangkan!!" Sambung sooyoung, itu bukan pertanyaan jelas karna dia tahu Taeyeon tak akan pernah menjawab dengan benar.

Menyebalkan...

" Kupikir aku memang lebih baik begini, sendiri.!" Saut Taeyeon dengan nada rendah, sangat rendah hingga sooyoung tak kuasa kembali menelan ludah.

" berhentilah kau terlihat menyeramkan, bagaimana jika dia benar-benar hilang!!" Bantah sooyoung dengan tatapan tajam tapi masih tetap tak bisa mengalahkan wajah datar lawan bicaranya.

" maka aku tak takan terselamatkan!!" Jawab Taeyeon enteng, sooyoung menyerah tak akan ada yang bisa membantah sahabatnya, terlebih saat dia tak tahu apa-apa.

" selesaikan saja, semakin lama.... terlihat seperti bukan kau saja!" Gumam sooyoung pelan dan yonja itu tahu jika suaranya masih bisa didengar kecuali , kim Taeyeon yang duduk di sebelahnya tuli atau tak punya akal untuk mengerti.











" tergantung...."

...

Bell istirahat berbunyi Kini dua yonja dengan ikatan bersaudara duduk diam tanpa ekspresi ditatap sekolah, mereka sudah pernah membicarakan ini sebelumnya, tidak mereka baru membicarakannya kurang dari 18 jam yang lalu.

Satu yonja terlihat menghela nafas berat, meski sebetulnya ini bukan masalah pribadinya.

" kau marah dia diantar namja itu ke kelas tadi pagi, jadi kurasakan kau sudah tahu jawabannya!! Ucap yuri, Taeyeon yonja yang berdiri tepat disampingnya hanya terdiam jangan berharap ada ekspresi sedih di wajahnya, karna yonja itu benar-benar minim ekspresi sekarang.

Patah hati mungkin alasan paling cocok saat ini, dia tampak semakin menyeramkan, tak ada api untuk si salju maka musim dingin akan memanjang. Membuat beku semuanya... kecuali ada matahari yang mengganti tempatnya.

Flash back.

" kau tak ingin bercerita...?"

" apa "

" tentang perasaan mu?"

" ............. "

" jawab aku!" Ucap yuri seakan meminta kepastian pada sepupunya yang kini tengah duduk acuh menatap keluar jendela.

" memang ada apa dengan perasaan ku?" Ucap Taeyeon datar.

Yuri hanya terdiam masih dengan menatap Taeyeon tajam. Hingga Taeyeon memilih mengalah dan duduk menghadap sepupunya.

" ( menghela nafas ), aku baik-baik saja!" Ucap Taeyeon, mereka berhadapan yuri duduk di sofa sedangkan Taeyeon bersandar pada kaca jendela tapi mata mereka tak bertemu, lebih tepatnya yonja yang lebih pendek menghindar untuk melakukan kontak mata.

" Ini lebih tentang... bagaimana dengan perasaan Tiffany?" Tanya yuri lagi kali ini suaranya meninggi.

" aku tak tahu...!" Jawab Taeyeon, dia memang tak tahu, dan sejujurnya ia ragu untuk tahu.

" kau menyukainya....oh, tidak aku bahkan berpikir kau mencintainya...,jika tidak katakan yang kupikiran itu salah!" Jelas yuri lebih menekan.

" aku tak tahu semua berjalan begitu saja!" Jawab Taeyeon hilir, dengan nafas yang sudah menggantung pasrah.

" kau tahu dia menangis saat kuantar tadi pulang kerumah!!"

".... lalu aku harus apa, dia pergi saat itu juga dia marah!" Ucap Taeyeon tak mau kalah,

" jelas itu terjadi karna kau hanya diam saja...!" serka yuri lebih tak mau kalah.

" bagaimana jika yang kita pikirkan itu salah..., aku takut justru itu hanya akan membuat ku benar-benar kehiangannya!!".

" apa bedanya? Kau ingin seperti dulu?? Seperti semua semudah saat kau menekan tombol reset di permainan mu dan semua kembali seperti semula seolah tak pernah terjadi apa-apa?, kau naif atau bodoh! Tidak, kurasa itu sama saja untuk mu. KAU TAK AKAN PERNAH BISA KEMBALI SEPERTI SEMULA... PASTI AKAN TERASA BERBEDA, DAN ITU FAKTA!!" ucap yuri yang sudah sangat geram akan sikap pesimis sepepunya.

" itu lebih baik, setidaknya aku tak kehilanganya...!" jawab taeyeon lemah.

" omomg kosong!" cibir yuri sinis.

" terserah kau mau bilang apa karna kau tak akan mengerti, semua akan sangat mudah jika salah satu diantara kami seorang namja, sebab ini bukan hanya tentang ku, atau tentang tiffany. Ini akan menyangkut tentang keuarganya, keuarga ku, orang tua kami, lapisan sosial keluarga kami, masa depan aku dan tiffany dan yang lebih penting tekanan emosional dan hubungan sosial tiffany coba bayangkan jika appa dan eomma ku menolak hubungan kami, terutama paman hwang. Tekanan dari orang terdekat kami..., aku hanya tak mau memberatkan tiffany, ini salah dan aku rela terluka asal tak terjadi apa-apa!!" jelas taeyeon gadis itu menunduk dalam bahkan beberapa kali tercekat.

Hatinya sakit...
Mungkin tak akan sesakit itu jika perasaan lanncangnya terhadap tiffany tak akan berdampak buruk pada gadis itu terlebih tentang rekaman mereka yang bisa kapan tersebar disekolah bahakan dunia maya.

Taeyeon tak keberatan akan itu ia sudah kebal diagap dan ditatap aneh oleh sekelompok orang, tapi tiffany dia hanya seorang gadis sekolah menengah atas yang tak tahu apa-apa.

Taeyeon ingin melindunginya, tapi bagaimana?? Hatinya juga terluka... Bolehkah dia egois kali ini saja?.







" tapi kau mencintainya... Semua hal punya sudut pandang berbeda,... Kau memang benar pasti akan ada yang menentangnya, tapi akan ku pastikan aku akan jadi orang pertama yang mendukung kalian!!" ucap yuri sebelum pergi dari kamar taeyeon sore itu.

Key.

Huft...
Demam dan kepala kerasa mau pecah cuma Karna cumi basah... astaga.
Saking senangnya sampai lupa kalau alergi.😵

andante ( judul asli ).Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang