...
Lengan taeyeon bergerak halus mengikuti irama yang ia dengar melalu earphone, fur Elise atau bagatelle op.25 in. A minor milik Beethoven salah satu komposer terkenal yang taeyeon sukai terdengar dari sana.
Salah satu lagu kesukaannya juga, musik pertama yang ia ingat saat belajar dulu dengan sang appa setelah Lullaby yang sering eommanya senandungkan saat taeyeon hendak tidur tiap malam.
Otaknya berputar terbayang dirinya yang beberapa tahun lalu dengan semangat mengigat musik itu, bagaimana dia yang sangat senang Berada di dekat piano putih miliknya itu, Dimana dia yang selalu ditemani tiffany waktu itu atau saat lengannya lecet karena terlalu lama bermain dengan pianonya dan tiffany akan marah.
Hingga gadis itu memilih untuk berhenti sebab segala musik yang ia mainkan terus menggigatkannya pada sosok tiffany.
Taeyeon frustasi...
Matanya terpejam dan lagi-lagi wajah gadis itu muncul dikepala seakan menghantui padahal tak seharusnya begitu.
" Hai...!" Sapa sang eomma dengan segelas susu coklat berdiri tepat di depan piano putih milik sang putri.
Tersenyum hangat seperti biasa dan sedikit merasa bersalah Karna harus begitu sibuk hingga tak jarang meninggalkan Putri sulungnya sendiri di rumah mereka.
Beruntung malam ini wanita paruh baya itu dapat beristirahat sejenak, terlebih dengan pikirannya yang sengaja kacau juga.
" Eomma mengganggu?" Tanya wanita itu menyodorkan gelas yang ia bawa pada putrinya.
Taeyeon menggeleng dengan senang hati menerima gelas susu tadi.
Wanita paruh baya itu duduk disampingnya anaknya memeluk dengan hangat, menyalurkan rasa rindu Mereka setelah hampir tiga hari tak bertemu.
" Kenapa putri eomma tampak lebih kurus huh..?" Mrs. Kim berhunjar pelan, lemah lembut terlebih dengan tatapan hangat itu.
Sementara sang putri tak menjawab dan lebih memilih untuk semakin mempererat pelukannya, menyembunyikan wajah bersedih itu dicengkuk sang eomma, mencari kenyamanan disana.
Tempat terbaik bagi semua anak didunia...
Punggung taeyeon mulai bergetar entah kenapa pelukan hangat sang eomma sangat berpengaruh besar pada dia yang terus mencoba untuk tak menagisi keadaanya.
Perih terlalu banyak beban diatas pundaknya, satu pertanyaan dan fakta yang entah sejak kapan taeyeon ketahui namun tak dapat ia ungkapkan.
Hatinya terlalu takut, ia takut mengetahui sebuah kebenaran yang seharusnya tak pernah ada.
Satu fakta yang dengan tak berhati mengatakan bahwa mungkin saja...
Mungkin.
Taeyeon bukan salah satu bagian dari mereka...
Tak terlahir dari rahim wanita yang memeluknya...
Atau yang lebih parah bukan anak dari ayahnya.
Tidak...
Taeyeon berharap pemikirannya salah...
...
Keenam sahabat tiffany termasuk taeyeon juga Irene tampak cukup terkejut melihat penampilannya saat ini tak ada yang salah hanya rambut gadis itu kini lebih terlihat mencolok saja.
Dia bukan gadis Brunette seperti kemarin sore lagi, sebab rambut gadis itu berubah menjadi ombre saat ini.
Tampak cocok, tiffany benar-benar cantik dengan rambut tadi tapi taeyeon tak suka terlebih saat gadis itu mengatakan alasan kenapa ia rela merubah warna rambutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
andante ( judul asli ).
FanfictionTaeyeon tak punya cukup kata untuk menjelaskan, tak punya cukup keberanian untuk mengungkapkan. Tapi dia punya cukup banyak alasan kenapa. Sayangnya tiffany tak mengerti, dan semakin buruk dengan segala rekanan yang ada. Sesungguhnya mereka hanya pe...