Tak ada yang lebih mengasikan bagi Ava, selain berendam di air, yang berasal dari air terjun didepannya---Tempat pertama kaki ia kesini.
Sedangkan Latri, gadis itu entah sudah kemana. Ava tak mau memikirkan gadis itu. Yang Ava inginkan saat ini adalah tenangan, setelah bekerja seharian.
Ava tak takut ada yang mengintip, toh ini ada ditengah hutan, jarang ada yang kesini. Karna masyarakat disini lebih memilih mandi di sungai, yang berada dipinggir hutan.
Ava membasuh rambutnya, ''Ya ampun, seger banget!'' Gumamnya.
''Kapan lagi coba gue bisa berendam dialam bebas kaya gini? Di zaman gue mah boro-boro.''
''Coba aja, teman-teman gue tahu, gue mandi di tengah hutan, bisa disangka stress gue.''
Ava terus bicara, dan sibuk sendiri, tidak menyadari jika ada langkah kaki kuda yang terdengar semakin mendekat kearahnya.
Ava terlalu menikmati me time nya. Tanganya sibuk memainkan air, dengan posisi yang membelakangi jalan setapak menuju tempat ini.
Hikss...
Suara kuda berhenti membuat gerakan tangan Ava yang tengah memainkan air berhenti. Tubuhnya terdiam kaku.
Apa Ava tak salah dengar? Suara itu berasal dari belakang tubuhnya, terdengar sangat dekat.
Membuang nafas sebentar, mencoba tenang. Sungguh, sebenarnya tubuh Ava sangat gemetar. Benaknya memikirkan kemungkinan-kemungkinan terburuk.
Ava membalikan badannya, berdiri tepat memandang kearah orang yang tengah turun dari kuda, lalu berjalan kearahnya.
''What!''
***
Senin, 7 Mei 2018
Dewi
Maaf, hari ini hanya akan update satu part, soalnya banyak tugas😆
KAMU SEDANG MEMBACA
Ninggalake ing Majapahit (Selesai)
Historical FictionTerbit (Book 1 : Prolog-Part/Bagian 59, luangkan 60 menit waktu anda untuk membacanya) ''Mengapa saat do'a ku terkabul, hanya luka yang kudapat? Luka karena cinta yang tak direstui semesta.'' ''Nanti, ketika kamu telah kembali keduniamu, tunggu aku...