Ava sudah memutuskan keluar dari UKS, dia bosan jika harus diam disana. Lagipula, bukankah dia sekolah untuk belajar. Jadi menghabiskan waktu di uks dengan alasan sakit, tidak akan dilakukannya.
Ava adalah salah satu contoh teladan siswi. Dia sekolah benar-benar untuk belajar bukan untuk bermain, bukan untuk mendapat uang jajan dari orang tuanya, apalagi untuk mencari jodoh. Itu tak ada dalam kamusnya.
Tidak ada kata pacaran dalam hidupnya sebelum lulus SMA, begitu prinsipnya.
''Jen, hari ini gak ada KBM, ya? Kenapa?'' Tanya Ava ketika dia dan Jeni menyusuri koridor yang tampak ramai, padahal masih jam belajar. Tak seperti biasanya yang selalu sepi.
''Hehehe..iya, mantap banget hari ini.'' Gadis berponi tipis itu tersenyum memperlihatkan lesung pipinya yang manis. ''Besok kan hari jadi sekolah kita. Katanya sih, yang punya yayasan mau datang juga, jadi guru-guru sama osis sibuk mempersiapkan untuk besok, sebenarnya dari kemarin jug---''
''Stop!'' Ava menjerit memotong perkataan Jeni yang tanpa rem itu. Ah iya, Ava baru ingat, kan seminggu ini kegiatan belajar mengajar tidak seintensif biasanya. Kenapa ia bisa lupa? Mungkin efek time travel nya.
''Lo kebayang gak, sih?'' Tanya Jeni dengan lebaynya, dengan tangan berkacak pinggang. ''Ya enggaklah, lo kan belum ngomong gue harus bayangin apaan?'' Jeni tesenyum senang, kemudian melanjutkan dengan antusias berbeda dengan Ava yang meruntuki mulutnya.
''Lo kebayang gak, sih? Kalau nanti yang datang itu cowok tinggi, putih, cold, punya tatapan tajam, mungkin bisa ditambah dengan posisinya sebagai CEO diperusahaan gitu. Pasti keren banget, terus dia jatuh cinta sama siswi SMA sini maksud gue sekolah punya bonyoknya ini, atau
bahkan dijodohin sama orang tuanya, sama siswi sini juga. Saling benci, terus jatuh cinta, apalagi kalau nanti ada adegan saling hina atau kaya Tom Jery gitu. Aduh, kaya di novel-novel gitu. Kan gue jadi mau. Menurut lo gimana, Va?''
Jeni mengatur napasnya yang nyaris habis karena ngoceh panjang lebar. Tapi kok hening ya? Tumben banget Ava gak protes. Benar-benar keajaiban.
''Loh kok---'' Jeni mengarahkan pandangan kesampingnya. Ava tadi berjalan dibersamanya, tapi sekarang---
''AVA, KOK GUE DI TINGGAL, SIH?''
***
Rabu,6 Juni 2018
Sabar-sabar, nunggu updatean cerita ini sekarang mah kudu sabar😆 soalnya lagi gak punya kuota😭
Biru)
KAMU SEDANG MEMBACA
Ninggalake ing Majapahit (Selesai)
Historical FictionTerbit (Book 1 : Prolog-Part/Bagian 59, luangkan 60 menit waktu anda untuk membacanya) ''Mengapa saat do'a ku terkabul, hanya luka yang kudapat? Luka karena cinta yang tak direstui semesta.'' ''Nanti, ketika kamu telah kembali keduniamu, tunggu aku...