Sudah dua hari berlalu, sejak kejadian gadis aneh itu, ketahuan mengintip kegiatannya.
Dia tak habis pikir, mana ada gadis yang bisa dan dengan beraninya memanjat pohon yang lumayan tinggi. Setahunya, semua gadis sama aja, bertingkah anggun, menjunjung tinggi tata krama, dan memasang senyum menggoda.
Tapi gadis itu lain, dia---
''Hormat hamba, yang mulia.'' Hayam Wuruk tersadar dari lamunannya.
''Apa informasi yang kau dapatkan?'' Tanyanya, memandang mata-mata yang dikirimkan Gajah Mada, itu masih bersimpuh didepannya.
''Hamba mendapat informasi, jika gadis itu, bernama Ava. Dia tinggal dengan mbok kendo, seorang janda miskin dan anak perempuannya, Latri.''
''Apa lagi yang kau dapatkan?''
''Menurut warga sekitar, gadis itu aneh, apalagi cara berpakaiannya, dengan sopan santun yang kurang. Gadis itu juga menanam ubi jalar di dekat gubuknya.''
Setelah mata-mata itu pergi, Hayam Wuruk terdiam sebentar, perkataan Harsajaya masih terngiang jelas ditelinganya.
Senyum penuh makna tercetak jelas dibibir Hayam Wuruk, saat otakny mendapatkan ide briliant tentang gadis itu.
***
Minggu, 06 Mei 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
Ninggalake ing Majapahit (Selesai)
Ficção HistóricaTerbit (Book 1 : Prolog-Part/Bagian 59, luangkan 60 menit waktu anda untuk membacanya) ''Mengapa saat do'a ku terkabul, hanya luka yang kudapat? Luka karena cinta yang tak direstui semesta.'' ''Nanti, ketika kamu telah kembali keduniamu, tunggu aku...