Bagian 50 . Beban itu berat

3.1K 294 9
                                    

''Kamu tahu rasanya ketika kepercayaan mu dikhianati?'' Tanya Hayam Wuruk, yang tengah tiduran dengan kepala yang diletakan di paha Ava.

Daun-daun kering berjatuhan dari pohon yang Ava sandari.

''Lebih dari kecewa, lebih dari murka.'' Lanjut Hayam Wuruk saat Ava hanya diam. Tangan kanannya menggenggam tangan kanan Ava dengan erat.

''Gajah Mada sudah kuanggap sebagai pamanku sendiri. Tapi, dia malah---dia sudah dibutakan oleh ambisinya.'' Ava memejamkan mata frustasi, gadis itu tak tahu harus merespon seperti apa. Ava terlalu bingung dengan semua ini.

''Aku tahu ini tak mudah. Tapi, cobalah menerima, maaf dia.'' Ava meneguk ludah kelu saat Hayam Wuruk menatap tajam matanya.

''Tidak semudah itu Ava.''

Ada jeda panjang diantara mereka. Keheningan seolah membawa mereka untuk berkelana lebih jauh dengan pikirannya masing-masing.

Mata Ava memandang jauh kedepan, matanya menatap batu besar ditengah ilalang yang bergoyang. Bisanya jika dia dan Hayam Wuruk bertemu, mereka akan duduk disana.

Tapi sekarang, karena perkataan sok bijaknya Hayam Wuruk mendiamkannya.

''Aku tidak bermaksud menasihatimu, yang mulia. Aku hanya berpikir mungkin hatimu akan sedikit tenang saat kamu mencoba menerima keadaannya...'' Ava mengusap lembut kening Hayam Wuruk dengan tangannya yang bebas.

''Cobalah memaafkan, aku tahu berat. Tapi, jikapun tidak---itu hanya akan membuat mu resah. Tak ada gunanya terus larut dalam duka.''

***

Jum'at, 25 Mei 2018

Kutitip rindu untu dia yang disana:'))

Biru)

Ninggalake ing Majapahit (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang