Tindttt...
Tindttt....
Tindttt.....
Berkali-kali Juna membunyikan kelakson mobilnya, meminta gadis itu untuk menyingkir, dan membiarkan mobilnya lewat. Namun tak dihiraukan oleh gadis itu.
''Mau ngapain sih, tuh bocah?'' Gerutunya kesal.
Juna menurunkan sedikit kaca mobilnya, membiarkan kepalanya menyembul keluar. ''Biasa minggir!'' Pintanya, tapi lebih kearah perintah tak terbantahkan.
Ava memiringkan kepalanya dengan posisi sama sejak beberapa waktu lalu. Posisi yang tak lucu, untung saja ini siang, coba kalau malam. Mungkin Ava sudah dianggap makhluk goib.
''Bapak bisa keluar?'' Tanya Ava mengikuti cara bicara Juna, seolah jika Juna tak keluar gadis itu tak akan menyingkir.
''Saya sedang buru-buru, bisa minggir!'' Ulangnya dengan nada lebih keras dari sebelumnya, berharap gadis itu dapat mengerti.
''saya tidak akan menyingkir, sebelum anda keluar. Ada hal penting yang ingin saya bicarakan dengan anda.'' Balas Ava tak kalah keras kepala.
Juna menghela napas sebentar, lebih baik dia mengalah saja. Toh dia penasaran apa yang ingin dibicarakan gadis didepannya.
Ava menurunkan tangannya, saat Juna berjalan kearahnya.
Deg...
Jantung Ava langsung marathon seiring dengan langkah Juna yang semakin dekat kearahnya. Please jantung, santai aja.
''Hal penting apa yang ingin kamu bicarakan? Saya sedang buru-buru, jadi bicara secepatnya.''
Ava meneguk ludahnya samar saat menyadari orang didepannya sedikit berbeda dengan Raja menyebalkannya. Dalam cara berbicara tentunya.
''Apa anda ingat saya?''
***
Rabu, 13 Juni 2018
Ava, nak kamu kok ttp banget sih? Gak bisa gitu modus dulu kek😂
Biru)
KAMU SEDANG MEMBACA
Ninggalake ing Majapahit (Selesai)
Historical FictionTerbit (Book 1 : Prolog-Part/Bagian 59, luangkan 60 menit waktu anda untuk membacanya) ''Mengapa saat do'a ku terkabul, hanya luka yang kudapat? Luka karena cinta yang tak direstui semesta.'' ''Nanti, ketika kamu telah kembali keduniamu, tunggu aku...