Bagian 32 . Sorakan

3.3K 348 14
                                    

Jika Ava adalah manusia peka, mungkin sekarang dia akan mengikuti orang-orang yang berbondong-bondong mendekali kumpilan lainnya yang berdiri memanjang saling berhadapan.

Diantara semua itu, ditengahnya dibiarkan kosong, seolah memberikan jalan untuk seseorang yang amat penting.

Tapi nyatanya, Ava bukan orang yang peka, sekarang contohnya, Ava malah mengelilingi alun-alun ini, dengan Latri yang terus merengek membuat Ava ingin menenggelamkan Latri saat ini juga.

''Ava, ayo kesana!'' Rengek Latri dengan tangan yang menunjuk kerumunan itu.

''Gak, kalau mau sendiri aja. Lagian, ada apaan sih?'' Latri rasanya ingin memukul kepala Ava saat ini juga. Temannya ini bodoh atau apa?

''Ava, Gajah Mada---Mahapatih Gajah Mada, akan tiba sebentar lagi. Kita harus menyambutnya.''

''Udah, sana-sana! Aku gak ikut-ikutan.'' Usirnya, mendorong Latri pelan.

''Awas aja! Padahal ada raja juga loh Va, emang kamu gak mau lihat?''

''Gak.''

Pinter banget sih Ava bohong, padahal dalam hati ingin bangetkan lihat tuh raja.

Ava mengerucutkan bibirnya saat Latri benar-benar kesana, meninggalkannya seorang diri. Ava sih pengen ikut, tapikan gengsi massa gara-gara Latri bilang ada Hayam Wuruk dia langsung ikut.

Udahlah ikhlasin aja nasibnya yang hanya kembali berjalan seorang diri.

🍋🍋🍋

Terlihat seorang datang dengan beberapa pengawal. Yang berjalan paling depan adalah Hayam Wuruk dengan baju kebesarannya.

Dibelakangnya, terlihat dua wanita cantik beda generasi, yang tak lain Tribuana---ibunya yang meskipun umurnya sudah tak muda lagi masih terlihat muda dan cantik.

Sedangkan satu lagi, umurnya terlihat lebih muda dari Hayam Wuruk. Anak kedua Tibuana.

''Hidup yang mulia raja!''

''Hidup Hayam Wuruk!''

''Hidup ibunda ratu!''

''Hidup Majapaahit!''

Suara-suara seperti itu terus bergemuruh dengan nyaring.

Hayam Wuruk mengangkat sebelah tangannya menyuhur diam, yang otomatis menghentikan sorakan-sorakan itu.

''Saudara-saudara sekalian, berkat sang hiangwidi kerajaaan kita memperoleh kembali kemenangan, kali ini Prahang berhasil tunduk pada Majapahit.
Itu tak lepas dari kerja keras, kesetian, dan semangat yang ada dalam dada setiap prajurit, terutama Mahapatih Gajah Mada.''




***


Rabu, 16 Mei 2018

Ninggalake ing Majapahit (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang