Bagian 68 . Disebrang

2.9K 242 15
                                    

Ava memutar keran air yang ada didepan kelas X, kelas yang paling dekat dengan lapangan tempat perlombaan.

Huh, Ava benar-benar benci anak OSIS yang bertingkah seenak jidatnya itu. Apa-apaan lomba kaya gitu? Kesalnya. Lagipula, ini hari jadi sekolah bukan Agustusan.

Sepertinya anak OSIS sekarang sudah terlalu kreatif.

''Seger banget, mantaplah!'' Gumannya saat air menyapu permukaan wajahnya.

''Gimana Va rasa kerupuknya? Enak gak? Atau asin? Lo kok bisa kalah sih? Padahalkan dikelas lo yang paling rakus, kalau urusan makan lo kan ratunya.''

Ava menatap Jeni dengan aneh, seolah gadis itu baru saja bicara menggunakan bahasa Biologi yang tak pernah ia mengerti.

Gimana gak kalah, yang ikut cowok semua, dan dia satu-satunya pelopor emansipasi disana.

''Kerupuknya enak, banget malah kalau lo mau tahu. Gue emang doyan makan, tapi cara makan gue elegan gak makan gak kaya tadi.'' Balas Ava dengan sinis, setelah mengelap wajahnya dengan tisu.

''Alah elegan palamu peyang. Makan porsi kuli gaya laki aja bangga.'' Nyinyir Wildan yang kebetulan lewat didekat mereka.

''Suka-suka gue lah, gue yang makan, kok lo pada sih yang ribet.'' Bentak Ava kesal, berbeda dengan Jeni yang sudah terkekeh geli.

''Kenapa lo?'' Tanyanya dengan sinis, kemudian melempar tisu bekasnya kewajah Jeni dengan acuh, seolah itu hal yang wajar.

''Ava jorok banget sih!''

Ava sudah tak peduli dengan keluhan Jeni, sekarang matanya fokus kearah lapangan. Lomba balap karung baru saja dimulai.
Bener-bener gila tuh OSIS, mana ada lomba balap karung pakai helm. Lagian gak bakal ada polisi juga.

Tunggu,

Ava menyipitkan mata memandang kearah yang berlawanan dengannya, Itukan Kepsek barunya. Kok baru sadar ya, tuh orang juga penonton.

Tanpa berpikir panjang Ava langsung berjalan menghampiri Juna, dengan mengabaikan pertanyaan Jeni.



***


Selasa, 12 Juni 2018

Lebaran sebentar lagi, ya. Udah pada punya yang baru kagak? Gak punya juga gak papa masih ada yang lama, termasuk mantan😂

Biru)

Ninggalake ing Majapahit (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang