Bagian 24 . Tamu

3.9K 374 0
                                    

Hari ini Ava kembali menggunakan seragam sekolahnya dan flat shoes yang tak pernah lepas dari kakinya. Dia tak mau harus jalan tanpa alas kaki.

Ava menyiram batang ubi jalar yang dulu ditanamnya. Batang itu sekarang sudah tumbuh dengan daun hijau.

Setiap pagi Ava selalu menyiramnya, berkebun salah satu kegiatan yang menyenangkan bagi Ava.

''Jadi ini kegiatanmu tiap pagi?'' Tanya suara dibelakangnya. Ava yang kesiap langsung membalikan badannya, menghadap asal suara itu.

Kepalanya menunduk hormat, mengetahui siapa yang ada di depannya. ''Iya, yang mulia." Jawabnya dengan senyum tipis.

Kening gadis itu mengernyit, menandakan jika gadis itu bingung. Ada apa gerangan? Tanya batin Ava.

Ava tambah bingung ketika melihat pakaian yang dikenakan Hayam Wuruk, berbeda dengan pakaian yang di gunakannya kemarin.

Maksud Ava, pakaian Hayam Wuruk kali ini sangat sederhana, tidak mencerminkan jika ia seorang penguasa.

Menyadari tatapan bingung gadis didepannya, Hayam Wuruk tersenyum samar. "Jangan memandangku seperti itu!" Sindirnya, saat Ava memandangnya tanpa berkedip.

Mata Ava berkedip cepat dan kembali menunduk. Buset, nih mata gak bisa di kontrol, keluh batin Ava sebal.

"Ada apa gerangan, yang mulia kemari? Apalagi dengan pakaian seperti ini?"

"Apa tak boleh? Apa tak boleh penguasa negeri ini mengunjungi tempat kekuasaannya?"

Ava menahan nafas sebentar, dan meruntuki keberaniannya. Hayam Wuruk benar, tak ada yang melarang seorang penguasa mendatangi setiap tempat kekuasaanya.

***

Minggu, 13 Mei 2018

Ninggalake ing Majapahit (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang