♡☆♡STORY 4☆♡☆

1.8K 44 0
                                    

     Matahari pun mulai menampakan dirinya dibumi, sinar-sinarnya mulai masuk ke dalam kamar gadis itu, namun gadis itu masih setia bergulat diatas kasurnya.

       Terdengar suara langkah kaki mendekat ke kamar gadis itu, namun tidak membuat gadis itu bergerak dari tempat semulanya. Hingga terdengar suara ketukan pintu terdengar.

Tok...tok...tok...

"Sayang... bangun sudah pagi kamu nggak sekolah? Kan hari ini kamu masuk sekolah." Ucap seorang wanita paruh baya sambil mengetuk pintu kamar gadis itu. Monik mommynya Lia, yah gadis itu Lia.

"Iya, mom aku uda bangun." Ucap Lia sambil turun dari tempat tidurnya, lalu berjalan ke kamar mandi.

     Sekitar 20 menit gadis itu sudah sudah selesai dengan dandanan yang  jauh dari dirinya yang cantik, ia berdandan selayaknya seorang nerd yang miskin.

Kacamata tebal non min✔

Behel palsu✔

Baju kebesaran✔

Rambut kepang dua✔

Tas✔

Sepatu✔

  Setelah selesai ia pun bergegas turun kelantai 1 untuk sarapan bersama mom, dad, dan kedua abangnya.

"Pagi... Mom, dad, bang Valdo, bang Valdi." Ucap lia yang sudah berada di meja makan, mencium pipi mereka masing-masing.

"Pagi juga princes." Ucap mereka bersamaan, lalu balas mencium pipi Lia.

     Hanya keheningan yang terjadi saat mereka sarapan bersama, tak butuh waktu lama Lia sudah melahap habis nasi goreng buatan sang mommy. Ia berpamitan kepada orang tua dan abangnya.

"Aku berangkat dulu yah, mom, dad, bang." Ucap Lia mau beranjak dari kursinya.

"Nggak mau bareng sama abang?" Ucap Valdi yang melihat adiknya ingin pergi.

"Iya. Lo nggak mau barang ama kita?" Ucap Valdo menyetujui ucap Valdi.

"Bukan gitu bang, kalo gue pergi sekolah bareng lo berdua kebongkar dong siapa diri gue yang sebenernya dong.!" Ucap Lia dan mendapat anggukan dari kedua abangnya.

"Yahudah, aku pergi dulu yah." Ucap Lia sambil tersenyum lalu mencium pipi mom, dad, dan kedua abangnya. Dan mereka membalas cium di pipi lia.

~♡☆♡~

      Saat ini Lia sudah bereda depan pintu gerbang sekolah high internasional school, sekolahnya.

     Saat Lia melangkahkan kaki masuk kedalam sekolah banyak yang menatapnya dengan tatapan yang jijik, sirik, bahkan ada yang mengoloknya.

Ih.kok nerd bisa sih sekolah disini sih?

Pasti anak beasiswa.

Liat penampilannya kayak anak miskin.

Kok bisa yah? Sekolah elit gini terima siswa kayak dia?

     Dan masih banyak lagi kata-kata yang menusuk hati Lia, tapi Lia tidak menanggapi akan kata-kata yang di ucapkan oleh murit-murit tersebut, ia tetap berjalan ke ruang kepala sekolah.

     Saat perjalanan ia mendengar teriakan histeris dari murit-murit sekolah, saat ia melihat ternyata abang-abangnya yang baru datang.

"Ck. Tebar pesona banget mereka." Gumang Lia pelan lalu melanjutkan jalannya, namun

BRAKKK...

Ah. shit. Batin Lia

     Ia menabrak orang dan membuat ia kehilangan keseimbangan dan berakhir di lantai. Saat ia mengangkat kepala ingin melihat siapa yang ia tabrak, betapa kangenya saat ia melihat siapa yang dia tabrak.

     Orang itu yang dulunya bertabrakan dengannya di dalam mall, saat kembali dari toilet.

"Ma...maaf ng...nggak sengaja." Gugup Lia, bukan gugup betulan itu hanya diabuatnya.

"Hm." Ucap orang itu

Gila ni orang apa bongkahan es sih? Dingin banget. Batin gue

"Anak baru yah?" Lanjut orang itu sambil membantu Lia bangun.

"Ii.. Iya, makasi." Ucap Lia, dibalas dengan anggukan

"Amm... boleh tanya nggak.? Ruang kepala sekolah dibagian mana yah?" Tanya Lia kepada orang itu.

"Lurus aja belok kanan." Ucap orang itu langsung pergi meninggalkan Lia.

DAHLIA PROV

     Sekarang gue sedang berada di depan pintu gerbang sekolah gue high internasional school.

      Baru saja gue masu udah dapat tatapan dan hinaaan dari para murit  sekolah HIS.

Ih. Kok nerd bisa sekolah disini sih?

Pasti anak beasiswa.

Liat penampilan kayaknya anak miskin.

Kok bisa yah? Sekolah elit gini terima murit kayak dia?

     Dan masih bayak lagi hinaan yang gue dengar tapi gue cuekin aja toh mereka nggak tau siapa gue yang asli.

     Gue terus berjalan belum jauh gue dengar murit-murit yang tadi hina gue berteriak histeris, karena penasaran gue liat dan itu abang-abang gue yang bari sampe.

"Ck. Tebar pesona banget mereka." Gumang gue pelan. Gue pun melajutkan perjalanan yang gur tunda akibat most wanted alias abang gue.

BRAKKK...

Ah. Shit. Batin gue

     Gue tabrak orang yang membuat gue kehilang keseimbangan dan berakhir di lantai. Saat gue mengangkat kepala ingin melihat siapa yang gue tabrak, betapa kegetnya gue meliat siapa yang gue tabrak.

     Dia orang super dingin yang gue tabrak di mall, saat membeli keperluan nerd gue. Namau dengat cepat gue menetralkan wajah kaget gue.

"Ma...maaf ng...nggak sengaja." Ucap gugup gue yang dibuat.

"Hm" ucap orang itu.

Gila ni orang apa bongkahan es sih? dingin banget. Batin gue

"Anak baru yah?" Tanyanya, membantu gue berdiri.

"Ii... Iya, makasi." Ucap gue, cumam dibalas anggukan.

"Amm... boleh tanya nggak.? Ruang kepala sekolah dibagian mana yah.?" Lanjut gue.

"Lurus aja belok kanan" ucap dia langsung pergi ninggalin gue.

~♡☆♡~

     Saat ini Lia sudah berada di depan pintu ruang Andreas John A.K.A kepala sekolah HIS.

Saatnya menjalankan misi. Batin Lia, dengan senyuman sinis.

~♡☆♡~

*~*Next part*~*

Jangan lupa vote dan coment
Juga follow instagram aku @seniwatylaulang


DAHLIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang