Setelah dari ruang musik Lia ternyata tidak langsung ke kelas, tapi ia menuju ruangannya untuk menghubungi Sonya sekertarisnya karena bukti yang tadi ia dapat.
"Halo..." Ucap Sonya setelah panggilan tersambung.
"Sonya gue udah dapat bukti lagi ternyata kepala sekolah sering meminta uang untuk perbaikan ruang musik dan untuk mengganti alat musik yang rusak itu tidak ia lakukan tadi gue baru dari dan udah gue liat kondisinya. Jadi tinggal lo lanjutun aja." Jelas Lia pada Sonya.
"Ok. Nanti gue lanjutin. Gue juga dapat berita kalo uang yang sering di minta Andreas itu sering di pakai untuk kepentingan pribadinya untuk istri dan anaknya berfoya-foya." Ucap Sonya.
"Oh. Duit gue dipakai buat foya-foya! Lo urus semuanta kalo udah lengkap lo taruh aja di meja gue." Ucap Lia dengan senyum tipis yang sangat membahayakan.
"Ok. Kalo udah bares gue taruh di meja lo." Ucap Sonya
"Yaudah gue lanjut belajar dulu bey" ucap Lia tanpa menunggu respon Sonya ia langsung mematika teloponnya.
Lia pun langsug keluar dari ruangannya dan menuju ke kelas karena bel masuk sudah berbunyi dari 10 menit yang lalu.
Saat sampai di kelas ternyata pak Sam sudah ada dalam kelas, Lia mengetok pintu dan semua mata terjuh padanya.
"Siang pak maaf saya telat." Ucap Lia sopan
"Iya. Tidak apa-apa cepat masuk." Ucap pak Sam dan Lia langsung masuk dan duduk di bangkunya.
"Dari mana ko bisa telat masuk sih.?" Tanya Nia saat Lia baru saja duduk di bangkunya.
"Toilet." Ucap Lia singkat dan lansung mengeluarkan buku-bukunya dan memperhatikan penjelasan pak Sam.
Pelajaran pun telah selesai siswa-siswi pun mulai berhamburan keluar kelas tapi tidak dengan Lia dan Nia mereka masih setia di tempat duduk mereka.
"Li. Jadikan ke caffe buat kerja tugasnya.?" Tanya Nia pada Lia yang sedang merapikan bukunya.
"Jadi dong masa kita udah kasih tau yang lain buat pergi tapi kita nggak pergi sih." Ucap Lia
"Yakali lo berubah pikiran." Ucap Nia
"Nggak lah." Ucap Lia
Sedang asik ngobrol mereka tidak sadar kalo Reyhan, Nathan, dan Alex sudah berada di samping mereka.
"Eh. Lia Nia?" Panggil Alex
Lia dan Nia langsung menoleh ke samping dan ternyata sudah ada Reyhan, Nathan, dan Alex.
"Kita jadikan buat buat kerja tugas bindonya di caffe bulenose nya?" Tanya Alex
"Jadi kok." Jawab Nia
"Tapi kalian duluan aja nanti baru kita nyusul soalnya lagi ada urusan bentar jadi kalian duluan aja kesananya." Lanjut Nia
"Oh. Yaudah kita duluan yah nanti nyusul yah awas kalo kalian nggak muncul." Ancam Nathan pada Lia dan Nia
"Iya nanti kita nyusul nggak usah pake ancam segala kita pasti pergi kok." Ucap Nia kesal.
"Udah kita pergi dulu yah." Ucap Lia langsung keluar kelas.
"Ih. LIA KOK GUE DI TINGGAL SIH." Teriak Nia lalu mengikuti Lia yang lebih dehulu meninggalkan kelas.
Sepeningalan Lia dan Nia dari kelas Reyhan, Nathan, dan Alex pun juga meninggalkan kelas dan menuju ke parkiran sekolah.
Sedangkan Lia dan Nia mereka berjalan keruangan Lia.
"Li. Gimana sama misi lo?" Tanya Nia saat sudah berada di dalam ruangan Lia
"Gue udah dapat satu bukti lagi." Jawab Lia.
"Apa tu?" Tanya Nia antusias.
"Tadikan gue dikelas nggak ikut lo kekantin. Nah disitu Reyhan samperin gue ngajak ngobrol tapi lo tau kan dia orangnyakan ngomongnya setengah-setengah yah gue kepancing emosi gue omelin dia. Eh ternyata kita jadi pusat perhatian karena suara gue." Jelas Lia pada Nia lalu mengambil napas
"Karena malas tanggapin gue lanjut sama aktivifas gue eh dianya langsung narik gue keluar kelas. Dia narik gue ke ruang musik dan lo tau ternya ruang musik tu kayak gudang alat musik banyak yang rusak ruangan nggak layak pakai padahal sekolah sering minta uang untuk perbaikan ruang musik sama beli alat musik tapi nyatanya nggak. Dan itu yang menjadi salah satu bukti." Lanjut Lia dengan senyum tipisnya.
Nia yang mendengar penjelasan Lia pun merasa ada aura lain yang terpancar dari Lia yang membuatnya merinding.
"Trus lo udah kasih tau sekertaris lo?" Tanya Nia
"Udah lo tenang aja semuanya udaj gue atur." Ucal Lia
"Gue bisa bantu lo nggak soalnya gue malas nggak ada kerjaan gitu kalo gue bantu lo kan gue ada kerjaan trus lo juga sahabat gue masa gue biarin sih lo berjuang sendiri itukan nggak banget." Ucap Nia panjang.
"Boleh baget lo bisa bantu gue awasin tu sih tante-tante." Ucap Lia girang.
"Ok. Gim___" Ucap Nia terpotong karena bunyi telpon dari hp Lia
"Halo." Ucap Lia saat panggilan tersambung
"Lo dimana dek.?" Ucap si penelpon
"Masih di sekolah bang kenapa?" Ucap Lia pada abangnya.
"Lo mau kerja tugas yah? Soalnya tadi kita mau pulang bareng tu 3 curut tapi mereka bilang mau kerja tugas di caffe lo benaran yah.?" Tanya Valdi. Yah Valdi yang menelpon Lia
"Iya bang kita mau kerja tugas di caffe jadi gue pulangnya agak telat. gue juga udah kasih tau mom sama dad kok." Ucap Lia
"Okelah. Gue kira lo belom kasih tau mom ama dad. Yaudah gue tutup yah pulangnya jangan terlalu larut yah. Hati-hati." Ucap Valdi dengan sifat posesifnya yang sudah mulai keluar.
"Iya bang. Kasih tau bang Valdo juga entar dia malah cariin gue lagi." Ucap Lia.
"Iya. Nanti gue kasih tau. Dada adel ku sayang." Ucap Valdi
"Dada abang." Ucap Lia lalu menutup teleponnya.
"Udah yuk kita ke caffe sekarang takut mereka lama nunggunya." Ucap Nia saat melihat Lia sudah mematikan teleponnya.
"Udah ayok." Ucap Lia lalu bejalan keluar ruangannya bersama Nia.
~♡☆♡~
*~*Next part*~*
Jangan lupa vote dan coment yang banyak yah.😆
Trimakasih😊
🍃Eny.Laulang🍃
KAMU SEDANG MEMBACA
DAHLIA
Teen FictionDAHLIA GRACE ANDERSON Gadis yang terlahir dengan paras yang cantik dan dari keluarga terkaya 2 di dunia. Ia juga memiliki kepintaran di atas rata-rata, ia juga membangun perusahaan terbesar 1 di dunia dengan nama Lia's Crop dan juga ketua geng...