Lia yang kaget karena ternyata Reyhan yang memanggilnya pun cuman bisa diam dan menatap Reyhan tanpa berkedip.
Sama halnya dengan Reyhan hanya memandang lekat kedua bola mata Lia yang sangat menawan, dan tangannya masih memegang pundak Lia.
"Em. Ada apa?" Tanya Lia yang memutuskan acara tatap-tatapan mereka dan sedikit bergeser, sehingga Reyhan sadar akan tangannya pun akhirnya jauhkan dari Lia.
"Udah baikan?" Tanya Reyhan dengan datar.
"Udah." Jawab Lia singkat dan kembali meliat hpnya, namun Reyhan bersuara sehigga Lia membatalkan niatnya
"Kerja kelompok." Ucap Reyhan.
"Apa?" Tanya Lia binggung.
"Tugas." Ucap Reyhan singkat dan datar
"Tugas apa.?" Tanya Lia geram karena sudah mulai tersulut emosi.
"Kelompok." Ucap Reyhan masih dengan ekspresi datarnya.
"Kelompak apa.? Ngomong tuh yang jelas dong lo kira gue para normal yang bisa artikan setiap omongan orang.?" Ucap Lia hampir teriak karena kesal dengan Reyhan yang omongnya irit pake banget.
Beberapa siswa-siswi yang ada dalam kelas pun kanget dengan ucapan Lia walaupun tidak terlalu keras, langsung menoleh ke arah Lia dan betapa kagetnya mereka bahwa Reyhan sedang berdiri di depan Lia. Padahal Reyhan paling tidak suka berinteraksi dengan orang lain kecuali keluarga dan sahabatnya saja, namun kali ini tidak.
Reyhan yang merasa di perhatikan pun melihat ke sekeliling kelas ternyata semua murit sedang memperhatikan mereka berdua.
Karena tidak nyaman dengan tatapan murid lain Lia pun kembali menyibukan dirinya dengan hpnya tapi tidak lama ia merasa ada yang menyentuh tangannya, lalu di tarik keluar dari kelas.
Reyhan yang merasa ada perubahan dari Lia pun langsung menarik tangan Lia keluar dari kelas. Siswa-siswi yang meliahat hal itu pun heran dengan perlakuan Reyhan hanya bisa bengong melihat kejadian itu.
Sepanjang perjalanan Reyhan tidak melepas pegangannya pada Lia, sementara Lia seperti terhipnotis akan apa yang dilakukan Reyhan dan menuruti kemana Reyhan akan membawanya, hal itu juga tidak terlepas dari tatapan para siswa-siswi terlebih para siswi yang melihat hal itu ada merasa iri, jengkel, dan sebagainya karena seorang most wanted sekolah yang tidak tersentuh sedang berjalan dengan seorang gadis terlebih lagi menggenggam tangan gadis tersebut.
Ish. Kok Reyhan pegang tangan si nerd sih.
Mau dong di pegang kayak gitu sama Reyhan
Ish kok si nerd bisa di pegang Reyhan sih.
Ah. Reyhan sweet banget yah
Centil banget tu si nerd
Pasti bakal di bully abis-abisan sama Bella cs nih.
Dan masih banyak lagi ucapan yang di lontarkan pada Reyhan dan Lia, namun mereka terus berjalan tanpa menanggapi ocehan tersebut.
Di ruangan musik yang jarang dikunjungi bahkan tidak perna digunakan karena ruangan yang lusuh, berdebu, dan beberapa alat musik yang rusak sehingga tidak dapat digunakan, disinilah dua orang yang dari tadi sempat menghebokan sekolah karena aksi mereka.
Reyhan dan Lia yah. Mereka berdua sekarang sedang berdiri menghadap keruangan musik dengan diam, pegangan tangan mereka pun belum terlepas.
Lia yang melihat ruangan musik yang sangat tidak layak merasa ganjal karena kepala sekolah sering meminta uang untuk merehap ruangan musik dan membeli alat musik, tapi sekarang yang dia lihat ruang musik tidak dapat digunakan, ia tersenyum licik upaya mendapatkan satu bukti lagi untuk misinya.
Hm. Bukti yang menguatkan. Batin Lia.
Reyhan yang merasa ada yang aneh pun manyadari bahwa sendari tadi mereka belom melepaskan tangan mereka, dengan cepat Reyhan melepas genggamannya, Lia pun tersentak dengan gerakan tersebut.
"Ngapan sih narik-narik orang sebarangan aja." Ucap Lia dengan kesal karena ditarik begitu saja oleh Reyhan.
"Risih." Ucap Reyhan datar tapi terkesan santai
"Apa yang risih.?" Tanga Lia bingung.
"Dikelas." Ucap Reyhan datar
"Huff. Susah ngomong sama lo, udah gue bilang gue bukan para normal yang bisa artiin semua kata lo itu." Ucap Lia malas karena dari tadi ia tidak mengeri maksud dari pembicaraan Reyhan.
"Lo bawa gue kesini buat apa?" Tanya Lia lagi.
"Ngomong." Ucap Reyhan
"Huff. Ok, Mau Ngomong apa?" Tanya Lia dengan penuh kesabaran.
"Tugas kelompok." Ucap Reyhan
Lia yang sudah mengerti maksud dari pembicaraan Reyhan pun menganggukan kepalanya.
"Oh." Balas Lia.
"Sentar kita kerjanya di caffe dekat sekolah aja." Lanjut Lia.
"Barengan." Ucap Reyhan mengajak Lia datar
Lia yang kaget akan ajakan Reyhan pun sedikit bingung namun dengan cepat ia mengubah ekspresinya. Pasal Reyhan adalah orang yang susah di tebak apalagi mau bicara irit banget, namun pada saat dengan Lia Reyhan sedikit berbeda.
"Nggak. Gue sama Nia aja. Lo ama teman lo duluan aja nanti gue ama Nia nyusul kita masih ada urusan." Tolak Lia.
"Hm." Balas Reyhan datar.
"Yaudah kalo nggak ada yang mau diomongin lagi gue cabut yah ada urusan gue." Ucap Lia
"Hm." Balas Reyhan
Setelah mendengar respon Reyhan Lia langsung bergegas meninggalkan ruang musik dan menuju kekelas.
~♡☆♡~
*-*Next part*-*
Jangan lupa vote dan comentMaaf yah baru bisa update dan makasi banget buat yang udah setia nungguin cerita aku sampai sekarang.
Maaf juga kalo aku sekarang jarang update cerita karena kesibukan aku yang nggak bisa di tunda. Tungguin yah part selanjutnya😊😆
KAMU SEDANG MEMBACA
DAHLIA
Novela JuvenilDAHLIA GRACE ANDERSON Gadis yang terlahir dengan paras yang cantik dan dari keluarga terkaya 2 di dunia. Ia juga memiliki kepintaran di atas rata-rata, ia juga membangun perusahaan terbesar 1 di dunia dengan nama Lia's Crop dan juga ketua geng...