♡☆♡ STORY 11 ☆♡☆

1.5K 39 0
                                    

     Suara alaram berbunyi membuat seorang gadia yang tertidur pun bangun dan melempar alaram itu, Yang mengganggu tidurnya.

     Berselang beberapa menit terdengar ketukan punti kamar gadis itu.

Tok... tok... tok...

"Princes bangun sayang kamu nggak kesekolah.? Udah jam 6 loh." Ucap wanita paruh bayah dari luat.

"Iya mom Lia undah bangun kok, ini mau mandi." Balas Lia dari dalam. Yah gadis itu Dahlia Grace Anderson.

"Yaudah cepat terus turun yah. yang lain udah tungguh dibawa mom duluan yah." Ucap Monik pada putrinya.

    Karena tak mendengar sautan dari putrinya, Monik pun turun ke bawa menemui suami dan keduan anak lelakinya.

     Tak menunggu waktu lama Lia pun turun menemui keluarganya di meja makan.

"Morning semuanya." Sapa Lia kepada keluarganya dan mencium pipi mereka.

"Morning sayang."
"Mornig princes."
"Morning dek."
Sapa mereka bergantian dan mencium pipi Lia.

     Mereka pun sarapan dalam keadaan yang  ceria karena perdebatan antara 3 bersaudara itu.

"Udah. Kalian mau sampai kapan debatnya? Udah telat loh." Ucap Monik melerai perdebatan anak-anaknya.

"Yahudah mom, dad, abang twin, aku berangkat dulu yah." Pamit Lia mencium pipi mereka dan mereka membalas ciuman di pipi Lia.

"Iya. Hati-hati sayang. Kalo ada yang bully kamu langsung kasih tau kita yah sayang." Ucap Monik kepada Lia.

"Iya mommyku sayang pasti aku akan kasih tau kalian, yaudah aku berangkat dulu yah takut telat." Ucap Lia langsung pergi.

     Seperti biasa Lia memarkirkan mobilnya di caffe miliknya dan berjalan menuju ke sekolah.

     Sekarang Lia sudah di dalam kelas dan sedang mendengarkan penjelasan dari ibu Christin. Selang beberapa menit tiba-tiba.

Kringg...
Kringg...

     Bell pun berbunyi pertanda jam istirahat pun tiba.

"Baik anak-anak pelajaran kita sampai disini, dan ingat minggu depan kumpulkan tugasnya. Selamat siang semuanya." Ucap Bu Christin dan beranjak pergi.

"Siang bu." Ucap mereka serempak.

     Tak tunggu waktu lama para murit pun mulai keluar kelas dan menuju ke kantin.

     Lia dan Nia sedang asik makan bakso tiba-tiba ada orang yang langsung duduk disamping Lia.

"Boleh gabungkan.?" Tanya orang itu.

     Lia yang tau orang itu, ia merutuki dalam hati karena orang yang di sampingnya adalah abangnya.
    
"Boleh." Jawab Nia dengan senyuman yang manis.

"Em.. kalian udah pesan belom.? Kalo belom biar kita pesanin sekalian." Ucap Valdi pada Lia dan Nia.

"Udah kok, tadi kita udah pesanin." Ucap Nia.

"Oh. Yaudah kalo begitu." Ucap Valdi

"Mbak Siti pesan kayak biasa 5 yah." Teriak Valdi pada mbak Siti.

"Baik den." Balas mbak Siti.

     Tak menunggu lama pesanan mereka pun datang begitu pun pesana Lia dan Nia.

     Mereka langsung menyantap makanan mereka dalam keadaan hebing, karena tidak ada yang membuka suara, hingga tiba-tiba Alex memecahkan keheningan itu.

"Eh, Di, Do, sentar kita kerumah lo berdua yah kan kita ada tugas kelompok yang tadi di kasih sama bu Elis." Ucap Alex

"Iya. Sekaligus kita main-main gitu kan udah lama kita nggak main-main kerumah lo berdua." Ucap Nathan menyetujui ucapan Alax.

     Valdi dan Valdo saling berpandangan seakan sedang berkomunikasi menggunakan tatap mereka 'gimana?', 'udah setujuin aja', 'tapi princes?' Sambil melirik Lia. 'Udah nanti baru kita bicarain ama princes, setujuin aja.'

"Lah ni twin kita nanya malah tatap-tatapan lagi." Ucap Alex pada dua kembaran itu

"Gimana setujuh nggak.?" Lanjutnya.

"Iya. Boleh. Ucap Valdo.

Uhuk... uhuk...

     Lia keselek saat memakan somainya, karena ucapan abangnya yang akan membawa sahabatnya kerumah tanpa persetujuannya.

"Hati-hati." Ucal Reyhan langsung memberi minumanya kepada Lia.

     Para sahabatnya yang melihat kelakuan Reyhan langsung bengong, karena Reyhan yang terkenal dengan sikap dingin dan cuek bisa perhatian dan peduli pasa seorang gadis nerd.

"Makasi." Ucap Lia setelah meminum minuman Reyhan.

"Kenapa.?" Tanya Reyhan pada sahabatnya yang melihatnya dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Nggak papa." Balas mereka melanjutkan makan mereka.

~♡☆♡~

     Sepulang dari sekolah Lia tidak langsung pulang karena iya menerima telepon dari sekretarisnya untuk pergi kekantornya.

     Untungnya ia ada urusan dikantor jadi tidak bermasalah kalo sahabat abang twinnya main kerumah.

"Sonya ke ruangan gue sekarang." Ucap Lia dengan tegas tanpa bantahan kepada sekretarisnya  SONYA ANGELINA.

     Lia memang dikenal sebagai orang yang tegas dan tidak menerima bantahan di dunia bisnis.

"Kenapa.?" Tanya Sonya kepada Lia.

     Lia dan Sonya memang dekat karena Sonya saudara sepupunya Lia, dan Lia percayakan untuk menghendel perusaannya.

"Oh. Ini gue lagi menangani kasus korupsi di sekolah gue dan gue udah dapat beberapa bukti." Ucap Lia kepada Sonya dan dianggukin.

"Jadi gini, kepala sekolah a.k.a Andreas John ini dia mulai menggelapkan dana sekolah sekitar 2 tahun yang lalu, dia juga sering meminta uang kepada pemilik sekolah untuk perbaikan dan pembelian alat-alat sekolah, namun itu semua bukan untuk perbaikan dan pembelian alat sekolah melainkan untuk kepentingan pribadinya dan keluarganya." Jelas Lia dengan panjang lebar kepada Sonya.

"Jadi intinya gue akan mengungkapkan kasus ini pada saat ulang tahun sekolah beberapa bulan lagi, jadi lo harus simpan berkas-berkas ini." Jelas Lia dan memberi berkas pada Sonya.

"Ok. Gue simpan." Ucap Sonya setelah menerima berkas itu.

"Yaudah gue pulang dulu capek dari sekolah langsung kesini." Ucap Lia lalu bangkit dari duduknya.

"Iya. Hati-hati." Ucap Sonya saat Lia melewati ia dam mendapat anggukan dari Lia.

~♡☆♡~

*~*Next part*~*

Jangan lupa vote dan coment
Juga follow instagram aku @seniwatylaulang

DAHLIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang