Pagi yang cerah seorang gadis sudah siap dengan celana trening hitam, baju abu-abu, sepatu berwarna putih, turun dari tangga dan berjalan ke depan mansion yang sudah ada kedua abang twinsnya. Yah dia Lia yang tidak seperti biasa yang memakai kacamata tapi Lia yang sebernarnya Lia yang cantik.
"Pagi bang twins." Ucap Lia saat sudah didekat kedua abannya.
"Pagi prinses."
"Pagi dek." Ucap mereka."Ayo bang gue udah siap." Ucap Lia.
"Ayo." Ucap Vando Lalu mereka bajalan keluar mansion.
Karena hari ini hari minggu jadi mereka jogging keliling kompleks.
"Bang gue capek nih kita istirahat didepan yah." Ucap Lia
"Iya gue juga capek nih." Ucap Vandi
"Yaudah didepan kan ada taman nah kita berhentinya disana aja." Ucap Valdo pada kedua adiknya.
Mereka pun berjalan ke menuju taman dan duduk dirumput taman dan Valdi langsung menidurkan dirinya dirumput tersebut Lia duduk sambil meluruskan kakinya begitu juga dengan Valdo.
"Kalian lapar nggak tuh ada bubur ayam mau nggak." Tanya Vando pada kedua adiknya.
"Iya bang beliin bubur ayamnya." Ucap Lia
"Lo emang abang yang paling pake deh Do tau aja kalo adik lo pada lapar." Ucap Valdi.
"Ck. Lo kalo ada maunya aja yang akuin gue sebagai abang lo." Ucap Valdo kesal.
"Udah Do sana beliin bubur ayamnya 3." Ucap Vandi tanpa merubah posisinya.
"Ck. Iya iya." Ucap Valdo lalu barjalan menuju tukang bubur ayam.
"Bang bubur ayamnya 3 yah antarinnya kesana yah mang." Ucap Valdo.
"Baik den." Ucap tukang bubur tersebut.
Setelah memesan bubur ayam Valdo pun langsung kembali ke Lia dan Valdi.
"Loh Do mana bubur ayamnya.? Kok lo datang nggak bawa bubur ayamnya sih. Lapar nih gue." Ucap Valdi yang melihat Valdo datang tanpa membawa bubur ayamnya karena masih dibuat sama mang itu.
"Mang bubur ayamnya nggak mau buat." Ucap Valdo bohong yang sontak membuat Vandi duduk.
"Loh kok nggak mau buat sih.?" Tanya Valdi kesal.
"Mana gue tau." Ucap Valdo cuek lalu duduk disamping Lia.
"Tunggu yah mang masih buat buburnya." Bisik Valdo pada Lia dan dibalas anggukan oleh Lia.
"Wah. Tuh mang tukang bubur songong amat dah nggak mau buat bubur ayamnya." Ucap Valdi masih kesal.
"Kata mangnya dia nggak mau buatin soalnya ada lo sih." Ucap Valdo yang mulai memanas-manasin Valdi.
"Wah nggak bisa dibiarin nih." Ucap Valdi.
"Den ini bubur pesanannya." Ucap mang tukang bubur yang tiba-tiba datang membawa bubur ayamnya.
"Loh mang bukanya mang nggak mau buatin bubur ayamnya.?" Tanya Valdi bingung.
"Loh kata siapa den?" Tanya mang itu.
"Udah mang nggak usah ditanggapin. Makasih yah mang." Ucap Valdo.
"Iya den sama-sama kalo gitu saya kembali dulu." Ucap mang itu lalu kembali.
"Lo kerjain gue yah Do." Ucap Valdi dengan nada datar.
"Udah lo makan aja nggak sudah banyak ngomong." Ucap Valdo cuek.
"Lo tuh yah suka banget ngerjain gue." Ucap Valdi kesal.
"Udah bang kita makan gue udah lapar." Ucap Lia melerai kedua abangnya.
"Hm." Jawab Valdi dengan bete.
Setelah mereka bertiga makan dan beristirahat sambil bercanda dan mengelilingi taman tersebut, mereka pun kembali ke rumah mereka.
"Kita pulang." Ucap Valdo, Valdi, Lia serempak.
"Wah anak-anak mom udah pulang lari paginya yah?." Ucap Monik pada ketiga anaknga yang baru sampai di ruang keluarga.
"Iya mom capek banget kita." Ucap Valdo lalu duduk mengikuti kedua adiknya dan di anggukin oleh Valdi dan Lia.
"Yaudah kalian istirahat terus mandi." Ucap Herman.
"Iya dad" Jawab mereka serempak
"Yaudah kita ke kamar dulu yah mom dad gerah nih lama-lama kayak gini terus." Ucap Lia.
"Iya nih." Ucap the twins. Dan mereka pun pergi ke kamar mereka masing-masing.
.
.
.
."Ah gila segar banget." Ucap Lia setelah membersihkan badannya dan merebahkan dirinya di kasurnya.
Drttt... Drttt...
"Sapa sih yang nelpon-nelpon." Ucap Lia saat hpnya bergetar karena ada panggilan masuk.
"Halo." Ucap Lia
"Halo Li lo lagi dimana?" Ucap si penelpon.
"Ngapain lo nanya gue dimana." Ucal Lia.
"Ih lo mah gitu ama sahabat sendiri." Ucap Nia cemberut. Yah Ni yang menelpon Lia.
"Gue lagi di rumah emangnya kenapa sih lo." Ucap Lia kesal.
"Nggak kenapa-kenapa sih gue cuman mau nanya bang Valdo ada nggak.?" Ucap Nia.
"Ada emang napa sih.?" Ucap Lia penasaran.
"Dianya lagi ngapain.?" Tanya Nia.
"Yeh. Mana gue tau tu orang lagi ngapain orang gue lagi dikamar gue dia di kamarnya dia." Ucap Lia.
"Bang Valdo udah punya pacar apa belum yah Li.?" Ucap Nia.
"Tunggu... Tunggu lo suka sama bang Valdo Ni.?" Ucap Lia kaget.
"Yah bisa di bilang gitu bisa juga engak." Ucap Nia.
"Lah kok gitu sih.?" Ucap Lia.
"Yah gue juga belum tau sih ama peresaan gue. Gue juga masih mau buktiin peresaan gue sih apa betul gue suka ama dia apa nggak." Jelas Nia.
"Oh gitu." Ucap Lia.
"Ih. Lia lo gimana sih masa gue udah jelasin lo malah jawabnya gitu amat sih." Ucap Nia kesal.
"Yah. Maaf Ni. Emm. Gimana nanti gue bantuin lo buktiin perasaan lo mau nggak?" Usul Lia.
"Ok. Gue mau." Ucap Nia semangat.
"Ck. Semangat amat sih lo. Yaudah udahan dulu yah gue mau bobo siang." Ucap Lia.
"Yeh kerjaan lo cuman molor aja." Ucap Nia.
"Heh. Gue kasih tau yah kata orang yah kalo kita tidur siang berarti kita orang cerdas nah gue kan orang cerdas jadi gue tidur dulu yah." Ucap Lia panjang.
"Yah... yah... serah lo dah. Bye" Ucap Nia, lalu memutuskan sambungan tersebut.
~♡☆♡~
*~*Next part*~*
Jangan lupa vote dan komen yah😉😍😘
IG:@seniwatylaulang
Penulis:Eny Laulang
KAMU SEDANG MEMBACA
DAHLIA
Teen FictionDAHLIA GRACE ANDERSON Gadis yang terlahir dengan paras yang cantik dan dari keluarga terkaya 2 di dunia. Ia juga memiliki kepintaran di atas rata-rata, ia juga membangun perusahaan terbesar 1 di dunia dengan nama Lia's Crop dan juga ketua geng...