♡☆♡ STORY 22 ☆♡☆

1.4K 37 1
                                    

"HALLO...!!! MOM ANAK MU YANG CANTIK INI SUDAH PULANG DENGAN SELAMAT SENTAUSA." Teriak Lia saat masuk kedalam mansion.

"Adu sayang kamu tuh kebiasaan banget sih kalo masuk rumah teriak-teriak kamu kira ini di hutan apa.?" Ucap Monik pada Lia yang baru masuk dalam mansion.

"Hehehe maaf mom aku lupa." Ucap Lia cengengesan.

"Udah kamu masuk kamar sama istirahat sana." Ucap Monik

"Kamu udah makan belum.?" Lanjut Monik.

"Udah mom aku udah makan tadi, yaudah aku ke atas yah mom mau istirahat dulu." Ucap Lia, lalu berjalan kekamarnya setelah mendapat respon dari momnya.

     Sementara di tempat lain lima cowok sedang asik bermain game di hp mereka.

"Eh. Sialan Han mana charger hp udah lowbat nih." Ucap Nathan.

"Lo tuh kebiasaan banget sih." ucap Alex.

"Suka-suka gue dong. Reyhan aja nggak protes kok lo yang protes sih." Ucap Nathan.

     Reyhan langsung beranjak ke meja untuk mengambil charger, lalu memberikan kepada Nathan tanpa mengeluarkan suara.

     Nathan yang tidak tahu kalau Reyhan mengambil charger untuknya, kaget saat charger sudah ada di pangkuannya.

"Eh. Si es batu bikin kaget aja sih." Ucap Nathan. Lalu mencharger hpnya.

     Setelah percakapan singkat mereka, keadaan kembali sunyi tidak ada pembicaraan lagi.

~♡☆♡~ 

   Di kamar seorang gadis masih bergulat dengan selimutnya padahal di luar matahari diam-diam mulai menampakkan dirinya.

     Tiba-tiba terdengar ketukan dari luar yang mengganggu tidurnya.

Tok...tok...tok...

"Lia!!! Sayang kamu nggak sekolah yah. Udah pagi nih." Ucap Monik membangunkan Lia.

"Iya mom." Ucap Lia.

"Yaudah kamu siap-siap yah mom dan yang lain tunggu kamu di bawah yah." Ucap Monik.

"Iya mom nanti aku turun." Ucap Lia. Lalu berjalan menuju kamar mandi.

     Selang beberapa menit Lia langsung turun ke ruang makan dan bergabung bersama dengan keluarganya.

"Pagi dad, mom, bang twins." Ucap Lia saat berada di ruang makan dan mencium pipi Herman, Monik, serta Valdo dan Valdi.

"Pagi princess." Ucap mereka serempak lalu mencium pipi Lia seperti biasa.

     Lia langsung duduk di tempatnya lalu mereka makan bersama.

"Sayang. Kamu kapan bongkar penyamaran kamu?" Tanya Herman pada anak gadisnya.

"Aku kan sudah bilang dad, kalau aku akan bongkar penyamaran saat ulang tahun sekolah nanti." Ucap Lia.

"Lama banget sih dek. Abang malas ke sekolah liat kamu di bul... Adaww..." Ucap Valdi terpotong saat Lia mencubit pahanya.

"Kamu kenapa Di?" Tanya Monik.

"Nggak papa mom." Ucap Valdi gelagapan.

"Mom aku udah abis sarapan. Aku ke sekolah dulu yah." Ucap Lia.

"Iya hati-hati yah sayang." Ucap Monik.

"Mom kita juga ke sekolah yah." Ucap Valdi dan Valdo bersama-sama.

     Seperti biasa Lia memarkirkan mobilnya di caffe, lalu berjalan ke sekolah. Saat di sekolah Lia langsung menuju ke kelasnya.

     Di kelas ternyata belum banyak siswa yang datang. Lia langsung menuju ke tempat duduknya menaruh tasnya di meja lalu menenggelamkan kepalanya pada lipatan tangan.

     Tanpa disadarinya ternyata ada yang memperhatikan dia saat masuk ke kelas.

Kring...kring...kring...
     Bel pun berbunyi pertanda pelajaran pertama di mulai.

"Selamat pagi anak-anak." Ucap bu Elis.

"Pagi bu..." Ucap mereka serempak.

"Baik anak-anak buka buku paket kalian  halaman 116 kerjakan uji kompetensi sekarang." Ucap bu Elis.

"Baik bu..." Ucap mereka serempak.

"Li, gue lagi malas kerja nih." Ucap Nia.

"Yah terus apa hubungannya sama gue?" Tanya Lia.

"Yah lo bantuin gue dong Li gue kan nggak bisa kalau pelajaran fisika." Ucap Nia.

"Bodoh amat emang gue pikirin." Ucap Lia cuek.

"Lo mah gitu sama sahabat sendiri." Ucap Nia kesal.

"Heh. Nerd nih kerjain tugas gue." Ucap Bella sambil melempar bukunya ke Lia.

"Punya gue juga yah." Ucap Vioni dan Stella bersamaan.

"Eh. Lo apa-apaan sih, nggak bisa apah kerja sendiri." Ucap Nia kesal pada Bella cs.

"Heh. Lo udah berani yah lawan kita-kita." Ucap Stella sambil menjambak rambutnya Nia.

"Aww... aww... sa..kit.." Ucap Nia terbata-bata menahan sakit di kepalanya.

"Makanya kalau nggak bisa lawan kita yah gausah ngelawan dong." Ucap Vioni.

"Lepasin tangan lo dari rambut sahabat gue." Ucap Lia tegas penuh penekanan lalu menarik tangan Stella dari rambut Nia.

    Bella merasa kesal karena tangan sahabatnya ditarik oleh Lia, sehingga ia menggebrak meja.

BRAKK

     Semua mata langsung tertuju pada sumber bunyi.

"Bella!!! Apa yang kamu lakukan?" Tanya bu Elis tegas.

"Ini bu si nerd dia yang cari gara-gara duluan." Ucap Bella sambil menunjuk Lia.

"Kok. Aku sih." Ucap Lia bingung.

"Yah jelas lo lah, lo kan yang cari gara-gara duluan sama kita." Ucap Vioni.

"Bukan aku bu yang cari gara-gara sama mereka bu, mereka yang duluan bu." Ucap Lia mencoba menjelaskan pada bu Elis.

"Nggak bu, itu nggak benar. Dia yang salah bu." Ucap Bella kesal.

"Sudah kalian jangan bertengkar. Lebih baik kalian sekarang ikut ibu keruang BK. " Ucap bu Elis keluar dari kelas dan diikuti oleh Lia, Nia, dan Bella cs.

    Sepanjang jalan menuju ruang BK tidak ada percakapan diantara mereka.

"Bella, Stella, Vioni, Dahlia, dan Vania." Ucap Bu Retty guru BK dengan tegas.

~♡☆♡~

*~*Next part*~*

Jangan lupa vote dan coment yah. 😉😍😘

IG:@seniwatylaulang

Penulis:Eny Laulang

    

   

    

DAHLIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang