ENAM

6.6K 525 29
                                    

Ps.: bijaklah dalam membaca chapter ini

Suasana hangat makan malam sangat terasa di meja makan keluarga Uchiha. Memang, tidak terjadi banyak percakapan dan mereka makan malam dengan tenang. Hanya suara denting alat makan yang beradu dan suara celoteh balita Itachi yang memecah keheningan di sana.

Sakura menyesuaikan diri dengan baik dengan suasana makan malam di sana. Karena ia seringkali makan dengan Sasuke tanpa percakapan penting ataupun sekadar basa basi untuk memecah hening di meja makan.

"Jadi Sakura... Bagaimana dengan keadaanmu?" tanya Fugaku setelah ia menghabiskan makan malamnya.

Sakura belum menjawab, ia masih mengunyah makanannya dan kemudian minum, "Jauh lebih baik daripada sebelumnya, Paman. Ini juga berkat Sasuke-kun...," jawab Sakura kemudian ia memandang Sasuke dengan pandangan kagumnya.

"Syukurlah...." Fugaku menghela napas leganya kemudian menyesap teh yang diberikan Mikoto.

"Sasuke, setelah ini kau ikut aku." Fugaku bangkit dari duduknya kemudian menuju ke lantai dua rumahnya dan masuk ke ruang kerjanya.

Sasuke hanya memandang heran ayahnya, lalu pandangannya beralih menatap Itachi yang kini sedang bermain dengan anak laki-lakinya.

Sakura menatap Sasuke dengan pandangan yang sulit diterjemahkan, kekalutan bergemuruh di hatinya. Sasuke tersenyum tipis melihat kekhawatiran yang terpancar dari kedua bola mata Sakura. "Aku hanya sebentar."

"Ibu, aku titip Sakura sebentar." Sasuke berkata sebelum melangkahkan kakinya menyusul Fugaku.

***
"Maafkan aku jika menyinggung ini, Sakura-chan..." ujar Mikoto sambil memegang tangan Sakura.

Sakura menggeleng dan tersenyum, melihat raut sedih Mikoto yang membuatnya merasa sedih.

Mikoto, Sakura dan Izumi berkumpul ke ruang keluarga setelah makan malam tadi dan menunggu para pria Uchiha menyelesaikan urusannya sambil mengobrol.

"Lalu bagaimana dengan kuliahmu?" tanya Izumi. Ia sangat ingin tahu bagaimana kehidupan Sakura hingga membuat Sasuke jatuh hati padanya.

"Ahh... Dulu aku mahasiswa biasa saja, dan aku akhirnya drop out karena kecelakaan setahun yang lalu." jawab Sakura dengan wajah sendunya.

"Maafkan aku, aku tidak--"

"Tidak masalah, lagipula itu sudah lama. Dan aku menikmati kehidupanku yang sekarang." Sakura segera menyanggah permintaan maaf Izumi dan tertawa kecil.

"Aku juga bersyukur karena Tuhan masih membiarkan wanita sepertiku hidup di dunua ini untuk memperbaiki kesalahannya di masa lalu." tukasnya kemudian.

Mereka bertiga terus melanjutkan obrolannya dengan berbagai topik pembicaraan.

Tanpa terasa satu jam berlalu dan akhirnya Sasuke dan Itachi keluar dari ruang kerja Fugaku dengan wajah datar seperti biasanya.

Sasuke segera menghampiri Sakura yang berada di ruang keluarga dan segera meminta maaf padanya.

"Tidak masalah, lagipula kau sedang berbicara dengan ayahmu, Sasuke-kun..." ucap Sakura.

"Aku tahu--bukankah sekarang waktunya kau untuk istirahat?" sarkas Sasuke yang membuat Sakura menatap tidak enak kepada Mikoto dan Izumi.

"Sasuke-kun benar Sakura... Kau harus segera beristirahat. Kau pasti lelah karena perjalanan pulang tadi kan?" Mikoto bangkit dari duduknya kemudian melangkah pergi disusul Izumi di belakangnya.

*
Kamar itu hening, Sasuke dan Sakura hanya diam dan memikirkan segala sesuatu yang ada di dalam kepala mereka.

Mereka duduk berhadapan, dengan Sasuke yang duduk di tepi ranjang, dan Sakura yang duduk bersandar pada kepala ranjang. Keduanya masih saling diam, saling berpikir bagaimana mereka memulai pembicaraan yang bahkan semua topik yang sebelumnya banyak tersimpan di ujung lidah menjadi berhamburan seiring menguapnya udara yang mereka hela.

LIE [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang