DUAPULUHTUJUH

8.6K 304 21
                                    

"Bagaimana keadaan putraku, dok?" sela Sasuke ketika dokter itu baru saja melepas maskernya.

"Kita harus menunggu satu kali dua puluh empat jam untuk memastikan apakah jantung barunya diterima oleh tubuh Ken. Jika setelah itu tidak ada masalah lain, maka semuanya akan baik-baik saja. Permisi." pamit dokter itu setelah menjelaskan secara singkat pada keluarga Uchiha.

***

Ken masih di tempatkan di ruang ICU, ia masih harus diperiksa secara intensif untuk memastikan perkembangan jantung barunya.

Semuanya sudah kembali pulang ke rumah, di dalam ruangan itu ada Sakura, sedang Sasuke tengah berbicara dengan Ayahnya di restoran dwkat rumah sakit.

"Apa maksud semua ini, Yah?" Sasuke bertanya pada Ayahnya ketika pelayan yang mengantarkan makanan mereka di mejanya berlalu pergi.

"Apa maksudmu itu?" Fugaku menjawab pertanyaan Sasuke dengan pertanyaan yang sama.

"Apa maksud Ayah tentang mencarikan Ken donor? Kurasa Ayah bukanlah orang yang baik hati seperti itu. Apalagi Ayah tidak mengakui Ken adalah cu--"

"Dia ucuku, Sasuke!" sela Fugaku cepat. Dia mendelik menatap Sasuke, ia tersinggung dengan perkataan putranya. Fugaku jelas-jelas berusaha keras di sini demi anak putra bungsunya, cucunya.

"Oh, jadi setelah dia kritis dan hampir mati, Ayah baru mengakuinya?! Ayah kemana saja selama ini!?" Sasuke berteriak pada Ayahnya, bersyukur teriakannya tidak menimbulkan pandangan orang-orang yang ingin tahu pembahasan orang-orang karena mereka berada di privat room restoran itu.

"Atau ini karena rasa bersalah Ayah karena membuatnya seperti ini?" Sasuke bertanya sarkas dengan nada yang lebih rendah.

Makanan itu mendingin, tidak disentuh sama sekali oleh Ayah dan Anak yang sedang terlibat adu mulut itu. Fugaku menunduk, air wajahnya menyendu. Ia menyesali semuanya. Sungguh.

"Aku tahu, aku memang brengsek Sasuke. Tapi sungguh, untuk donor itu... aku tidak bermaksud apapun. Aku... Aku tulus ingin menolong putramu."

Hening. Keduanya terlarut dalam pikiran masing-masing, Fugaku dengan rasa bersalahnya dan Sasuke dengan perkataan Ayahnya yang terus berputar di dalam kepalanya.

"Sasuke... ini adalah terakhir kalinya aku meminta maaf padamu dan menjelaskan tentang maksudku menolong Ken...." Fugaku menghela napasnya yang terdengar berat.

"Yang jelas untuk itu semua aku benar-benar tulus, aku sudah lega jika Ken mendapatkan donor yang selama ini ditunggunya dan akan baik-baik saja setelah ini. Dan... Aku akan lebih lega jika kau mau membebaskanku dari rasa penyesalan dan rasa bersalah seumur hidupku dengan kau memaafkanku." Fugaku kembali menghela napasnya, mencoba menahan emosinya yang kembali bergejolak.

"Tapi jika kau tidak ingin memaafkanku, aku tidak masalah. Mungkin ini memang hukuman yang pantas yang Tuhan berikan untukku." Untuk pertama kalinya, Sasuke tertegun melihat senyum Ayahnya yang terlihat menyedihkan.

Fugaku bangkit dari duduknya, ia berjalan keluar dari ruangan itu tanpa menyentuh makanannya meninggalkan Sasuke yang masih mematung di sana. Dirinya terlalu kalut memikirkan bagaimana nasib Ken dan Sasuke yang enggan memaafkannya.

Ia tidak kembali ke rumah sakit, ia menstop taksi untuk mengantarkannya pulang meskipun ia sendiri membawa mobilnya di rumah sakit.

***

Sasuke memasuki ruang ICU tempat Ken dirawat dengan wajah lesu, dan hal itu membuat Sakura mengernyit curiga pada suaminya.

"Sasuke-kun..., apa semuanya baik-baik saja?"

LIE [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang