ENAMBELAS

5.5K 471 68
                                    

Sasuke pulang dari kantornya pukul lima sore, ia menyapa ibu dan kakak iparnya yang berada di dapur dan dahinya mengernyit heran ketika tidak menemukan Sakura disana, "Bu, lihat Sakura?" Tanya Sasuke karena tidak mendapati Sakura berada di ruang keluarga karena biasanya wanita itu ikut mengobrol sore seraya menunggu waktu makan malam.

Mikoto dan Izumi serentak menggeleng, "Dia masuk ke kamar sejak sejam yang lalu." Sasuke mengangguk paham dengan penjelasan Izumi, kemudian dengan langkah lebar dia menuju ke kamarnya mencari Sakura.

"Sakura?" panggilnya. Ia kemudian membuka pintu itu dan tidak mendapati Sakura di dalam kamarnya. "Sakura, aku pulang, kau di mana?" panggilnya sedikit berteriak. Tadinya ia ingin menanyakan lagi di mana Sakura, tapi mendengar suara air yang mengalir dari kamar mandi membuatnya mengurungkan niatnya.

Sasuke kembali melangkahkan kakinya keluar kamar menghampiri Ibunya yang berada di ruang keluarga, "Sakura?" tanya Mikoto pada Sasuke.

"Sakura dia mandi." Jawaban singkat diperoleh Mikoto dari Sasuke yang kini bermain-main dengan Ishihara di karpet.

Beberapa saat kemudian langkah kaki dari arah dalam terdengar dan Sakura sudah berdiri di sana dengan wajah yang lebih segar.

"Sasuke-kun? Kau sudah pulang?"

"Hn." Ia menjawab pertanyaan Sakura tanpa menghadap ke arahnya dan itu membuat Sakura sedikit jengkel di buatnya.

"Ah Ibu, Ayah dan Itachi-san belum pulang?" tanya Sakura kemudian mengalihkan rasa jengkelnya pada Sasuke.

"Iya, seperti yang kau lihat mereka belum pulang, kadang aku takut jika mereka berdua akan menikah dengan pekerjaan mereka." Jawaban Mikoto sukses membuat Izumi dan Sakura terkekeh.

"Apa maksud, Ibu?" Suara itu mengalihkan pandangan semua orang ke arahnya. Itachi dan Fugaku tiba di rumah tepat ketika Mikoto mengeluh dengan pekerjaan suaminya.

"Itachi-kun? Ayah? Okaerinasai..." Izumi berdiri menyambut kepulangan ayah mertua dan suaminya.

***

Makan malam kali ini terasa lebih hangat dari biasanya, meja makan yang biasanya tenang itu, kini menjadi lebih hidup dan meriah dengan suara obrolan dan ocehan Ishihara yang membuat semua penghuni meja makan terkekeh melihat tingkah bocah tiga tahun itu.

"Jadi Ishihara di play grup belum punya teman?" tanya Itachi dengan nada yang menurut Sasuke menyebalkan untuk di dengarkan ketika berada di ruang makan.

"Iya, Ishihara belum punya teman...." Lihatlah ekspresi itu, sangat menggemaskan dan membuatmu ingin menggigit pipi yang menggembung lucu karena pemiliknya sedang merajuk.

"Kenapa Ishi-kun belum punya teman?" Kali ini Sakura yang bersuara, Ya Tuhan menggoda anak kecil itu sungguh menyenangkan.

"Itu karena ayah, Bibi...," Tudingnya, sontak semua orang melihat ke arah Itachi dengan tatapan yang sulit diartikan terutama Izumi.

"Apa? Kenapa aku? Kenapa kalian melihatku seperti itu? Kenapa kalian seolah memojokkanku?" 

"Kenapa karena Ayah?" tanya Izumi. Ia tidak bisa percaya begitu saja dengan Itachi.

"Ayah bilang, jika teman-teman Ishi di sekolah ingin bermain dengan Ishi, merek harus punya ayah yang tampan seperti ayah...."

Tatapan-tatapan aneh segera menuju ke arah Itachi yang saat ini bahkan kesulitan menelan ludahnya sendiri karena ucapan anaknya itu.

"Apa maskdumu? Aku tidak pernah berkata seperti itu, Ishihara." Itachi mencoba berkilah.

"Tidak ayah memang berkata seperti itu, waktu itu Ayah yang mengantarku waktu Ibu tidak bisa mengantarku ayah."

Itachi kalah, ia merasa dihakimi sekarang. Tatapan marah segera Izumi layangkan kepada suaminya itu. Ia tidak hadis pikir dengan pikiran Itachi yang terkadang sangat narsis itu.

"Sayang, kurasa kau memang harus berhenti bergaul dengan Kisame-san temanmu itu,"

"Kenapa?"

"Karena jika kau ingin terus berteman dengannya berarti setidaknya dia harus memiliki istri sepertiku." tukasnya kemudian.

Itachi jawsdrop dengan perkataan Izumi, ia terkejut karena dengan mudahnya ia membalik kata-katanya. Kisame yang merupakan temannya saat berkuliah dulu dan memiliki penangkaran hiu memang belum menikah sampai sekarang karena memang pria itu seorang gay. Bukankah itu syarat yang sangat mustahil jika Kisame harus mencari istri seperti Izumi?

*

Sakura menghempaskan dirinya begitu saja di ranjang yang selepas makan malam tadi. matanya berbinar bahagia, tapi wajahnya terlihat sedih dan itu membuat Sasuke yang berada di belakangnya mengernyitkan alisnya aneh.

"Ada apa?" tanya Sasuke, ia tahu ada yang mengganjal perasaan Sakura, dan itu membuat Sasuke juga merasa tidak nyaman.

Setelah menunggu Sasuke merebahkan dirinya di sampingnya barulah wanita merah muda itu menjawab, "Aku hanya merindukan orang tuaku dan anak kita."

Sasuke hanya diam dan tidak menjawab, ia kemudian menghadap Sakura dan memeluknya dengan lembut.

"Maafkan aku,"

"Kenapa Sasuke-kun meminta maaf?" tanya Sakura buru-buru karena terkejut mendengar pernyataan maaf Sasuke.

"Jika bukan karena aku memberimu izin untuk pindah waktu itu, kurasa kita tidak akan kehilangannya." Air wajahnya menyendu dan mata oniks indah itu mulai bergetar dan berkaca-kaca.

Sakura segera berbalik ketika merasakan deru napas Sasuke yang tidak teratur dan mendengar suara isakan dari belakangnya. "Ya ampun, Sasuke-kun? Kau kenapa?" tanyanya panik.

Air mata itu semakin mengalir deras ketika Sakura sudah menghadap ke arah Sasuke sepenuhnya.

Suara sesegukan semakin sering terdengar dan itu menandakan bahwa Sasuke benar-benar menangis meskipun isakannya tidak lagi terdengar. Apa yang sebenarnya di tangisi Sasuke?

"Sasuke-kun kenapa?" tanya Sakura sekali lagi, tapi untuk kedua kalinya ia tidak mndapat jawaban dari Sasuke yang bahunya kini semakin bergetar.

Sakura meraih kepala pria itu, kemudian menenggelamkannya dalam dadanya membiarkan Sasuke menangis hingga lega dan barulah ia bertanya ada apa sebenarnya.

*

Pria itu selesai menangis setelah jam yang ada di nakas menunjukkan pukul sembilan malam. Dan itu tandanya ia sudah menangis selama hampir satu jam. Apa ia menangis selama itu?

"Sakura...," bahkan suaranya ikut menjadi serak karena terlalu lama menangis. Sakura yang mendengar namanya dipanggil segera menjawab pertanyaan Sasuke dengan mengelus kepala belakang pria itu.

"Aku minta maaf, aku telah jahat padamu selama ini." jelasnya dengan suara parau.

"Apa maksudmu? Sasuke-kun bahkan selama ini sangat baik padaku."

Kepalanya menggeleng dalam dekapan Sakura. "Tidak, tidak... aku sangat jahat padamu, Sakura. Aku minta maaf."

Sasuke mendongak menatap mata teduh Sakura, "Sebenarnya aku telah melakukan banyak dosa padamu, Sakura..., sebenarnya aku telah terlalu jahat padamu Sakura...."

"Aku... aku... aku...," Kenyataannya suara Sasuke hanya tertahan di ujung lidah, ia tidak sanggup mengakui bahwa ia pernah melakukan sebuah kesalahan di belakang Sakura.

***

Selamat siang~~~

Masih kuat puasa jam segini? wkwkw

Selamat puasa dan selamat menikmati,

Ff lama rasa baru :v

Akhirnya disela-sela tugas yang mencekik aku mendapatkan hidayah~

LIE [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang