DUAPULUHSATU

5.5K 418 55
                                    

Sakura dan Sasuke masih saling berpelukan, hingga dokter yang menangani Ken keluar dari ruang UGD. Pelukan mereka baru terlepas ketika Sasuke menyadari bahwa pintu UGD terbuka dan mendengar suara langkah kaki mendekat ke arahnya. Dengan wajah salah tingkahnya karena--menurutnya--bermesraan di ruang tunggu ia bertanya pada dokter ber-name tag- Hotaru itu. "Dokter, Bagaimana keadaan putraku?" tanya Sasuke dengan nada terburu dan khawatir yang jelas. Hal itu disadari Sakura dan ia mengelus bahu Sasuke, berusaha membuatnya tenang.

"Tuan, putra anda baik-baik saja. Dia hanya terkena demam karena terlalu lama kehujanan dan kedinginan. Dan juga aku ingin memberitahu sesuatu tentang kondisi putra anda." jelas dokter Hotaru.

Dokter itupun menghembuskan napasnya sejenak, kemudian melanjutkan perkataannya. "Putra anda memiliki lemah jantung, yang mana membuat kondisinya lebih lemah dibandingkan dengan kondisi anak seusianya."

"Lalu apa anak kami bisa disembuhkan?" tanya Sakura ikut khawatir mendengar kabar yang dibawa dokter Hotaru.

Dokter itu pun tersenyum menenangkan, "Tentu saja bisa, Nyonya. Yang terpenting adalah pola hidup sehat agar jantung menjadi kuat."

Keduanya, baik Sasuke maupun Sakura menghela napas lega, tanpa menyadari bahwa sedari tadi mereka berdua menahan napasnya.

"Syukurlah, Sasuke-kun... Ken bisa sembuh...," pekik Sakura girang. Ia sangat senang bahwa ada kemungkinan Ken, anak--yang sudah diklaim--Sakura bisa sembuh dari penyakitnya, sedangkan Sasuke hanya menatap Sakura lembut dan kemudian ia mengecup pelipis istrinya singkat.

Dokter Hotaru tersenyum kecil melihat tingkah laku keduanya sebelum berpamitan pada Sakura dan Sasuke.

***

Sasuke dan Sakura sangat bersyukur karena Ken baik-baik saja. Setidaknya untuk saat ini, jadi ia tidak perlu menginap di rumah sakit dan hanya perlu pulang ketika infus Ken sudah habis.

"Sakura...," panggil Sasuke seraya menepuk bahu istrinya itu dengan lembut.

Sakura menoleh tanpa bersuara, ia menunggu Sasuke kembali bersuara. "Kau harus makan." bujuknya. Ia tahu Sakura belum makan apapun dan hanya memakan sarapan tadi pagi, sedangkan sekarang sudah hampir memasuki waktu makan malam.

Sakura menggeleng singkat. Ia tersenyum menenangkan pada Sasuke, menolak secara halus bahwa ia enggan beranjak dari kamar rawat Ken.

"Kenapa, kau bahkan melewatkan waktu makanmu. Aku takut kau juga sakit nantinya." bujuk Sasuke.

Sakura masih bergeming, dan tidak beranjak sama sekali. Ia sangat khawatir pada anak itu, anak yang bahkan Sakura tahu jika anak itu adalah anak Sasuke dan Mei, partner one night stand-nya.

"Kau harus makan. Aku tidak ingin kau sakit dan tidak bisa merawatnya." bujuknya lagi dengan nada dan tatapan yang tidak ingun dibantah sama sekali. Ia harus memaksa Sakura yang sama keras kepalanya dengan dirinya.

Sakura mendesah pasrah, jika sudah begini ia tidak bisa menolak paksaan Sasuke sama sekali. Dengan malas-dan setengah tidak rela, ia beranjak dari kursi itu seraya memandang Sasuke dan Ken. "Aku akan menjaganya, tenang saja." jawab Sasuke ketika Sakura seolah mengkhawatirkan keadaan Ken jika bersamanya.

*

Setelah Sakura makan siang yang sangat terlambat di kantin tadi, tanpa sengaja, ia bertemu denhan Itachi dan Izumi di dekat konter administrasi.

Sakura sangat terkejut ketika Izumi melihat ke arahnya, ia berusaha bersembunyi sebisanya, namun terlambat karena Izumi terlanjur memanggilnya. "Sakura!" panggilnya sedikit berteriak.

Sakura sudah tidak bisa mengelak ataupun bersembunyi lagi, karena setelah Izumi mengatakan sesuatu pada Itachi dan kemudian berjalan cepat menghampirinya.

"Sedang apa di sini? Apa Sasuke-kun sakit?" tanya Izumi dengan nada khawatir yang kentara.

Sakura sangat gugup, ia mencari apapun yang bisa dilihat olehnya selain mata oniks milik kakak iparnya itu.

Ia sangat tidak menyangka bisa bertemu dengan Izumi di sini. "Nee-san sedang apa di sini? Siapa yang sakit?" tanya Sakura pada akhirnya untuk mengubah topik.

"Ah itu... Aku tadi tidak sengaja menabrak orang di jalan jadi aku di sini sekarang. Bersama Itachi-kun." jelas Izumi. Apa Sakura berhasil mengubah topik?

"Apa--Sungguh? Ya Tuhan, apa orang itu baik-baik saja?" panik Sakura, Ya Tuhan kenapa sekarang Sakura yang ikut panik?

"Dia tidak apa-apa, hanya pingsan karena syok dan kakinya terkilir. Syukurlah."

"Lalu kau sendiri sedang apa di sini?" tanya Izumi lagi, Sakura menegang sejenak karena ternyata ia tidak berhasil mengalihkan topik.

"Ano... Itu..."

"Sakura," panggilan itu semakin membuat tubuh Sakura tegang. Karena kini, Sasuke berada di sisi Sakura tanpa menyadari keberadaan Izumi.

"Sa-Sa-Sasuke-kun..."

"Sasuke-kun? Sedang apa kau di sini?"

***

Rumah Utama Uchiha kini menjadi menegangkan dengan aura kelam dan suram terlihat sangat jelas di sana. Isakan tangis para perempuan dan raungan anak kecil memekakan telinga.

Di sana, Uchiha Fugaku menampari Sasuke yang wajahnya sudah babak belur dengan luka lebam di beberapa bagian wajahnya dan sudut bibir yang berdarah hanya menunduk tanpa melakukan perlawanan apapun. Sedangkan Uchiha Itachi dan Uchiha Mikoto hanya menatap Sasuke dengan pandangan terluka dan kecewa.

Raungan tangis Ken masih terdengar jelas di sana, bocah berusia satu tahun itu di bawa ke dalam kamar oleh Izumi sementara Sasuke dan Sakura di sidang oleh Uchiha Fugaku di ruang keluarga.

Semua pelayan yang ada di rumah itu dengan tertib menyingkir tanpa berani mengintip atau bahkan sekadar lewat di sekitar majikan mereka.

Sakura menatap nanar suaminya, ia ingin menolong Sasuke, tapi tatapan tajam mata Itachi membuatnya ciut. Jadi ia hanya mampu menangis ketika melihat semua luka dan wajah bersalah Sasuke.

"Anata... Sudah cukup, sudah cukup." Akhirnya Mikoto bersuara, ia dengan linangan air mata berlari menghambur ke arah Sasuke seolah menjadi tameng bagi pukulan yang akan suaminya berikan pada putra bungsunya.

"Mikoto minggir! Biarkan aku memberi pelajaran pada anak ini!" Namun Mikoto tidak bergeming sedikitpun dari tempatnya, ia masih memeluk Sasuke, melindungi putra bungsunya dari amukan ayahnya.

Fugaku menggeram marah, ia tidak habis pikir dengan tingkah laku istrinya itu yang masih berani membela Sasuke ketika dia benar-benar bersalah.

"Ayah, hentikan. Sudah cukup, Ayah... Itachi Nii-san..." Sakura kini ikut memohon pengampunan untuk Sasuke dari penghakiman Ayah dan tatapan meminta tolong pada Kakak iparnya.

Fugaku tidak merespon permohonan menantunya itu, ia masih menatap geram pada Sasuke yang kini berada dalam pelukan Mikoto. Sedangkan Itachi, pria itu hanya menatap Sakura dengan pandangan kecewa.

***

Mereka berlima masih di ruang keluarga, dengan posisi yang sama dan aura yang masih terasa pekat.

Sasuke rasanya sudah hampir kehilangan kesadarannya jika ia tidak mendengar jerit panik Izumi yang terus memanggil nama Ken beberapa kali. Ia mendongakkan wajahnya yang babak belur dan menajamkan telinganya berharap mengerti apa yang terjadi dengan anaknya bersama Izumi.

Dengan susah payah, ia bangkit dan melepaskan pelukan Mikoto yang menatap khawatir padanya. Tapi Sorot matanya menjelaskan pada Mikoto bahwa ia akan baik-baik saja. Dengan langkah yang tertatih dan terburu ia beranjak naik ke lantai dua rumah dan menuju ke kamar Ishihara diikuti Sakura di belakangnya.

"Ken! Apa yang terjadi padamu?!" Sasuke berteriak panik ketika ia melihat Ken yang pingsan di gendongan Izumi.

"Entahlah Sasuke-kun, dia tiba-tiba menangis lalu pingsan--" tanpa mendengar penjelasan Izumi lagi, ia segera meraih Ken dan membawanya pergi dari sana. Sakura yang mengerti kondisi Ken pun segera bergegas bersama Sasuke menuju ke rumah sakit.

***

Selamat pagi, Selamat lebaran.

Minal aidin wal faizin... Maaf sudah hajar Sasuke :v

Btw ini konflik terakhir :v

LIE [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang