LIMABELAS

6.2K 456 144
                                    

"Selamat pagi...." rasanya sudah lama seperti ini, aku merasa hidup lagi setelah sekian lama. Aku tidak pernah merasa sebahagia ini sebelumnya, sejak Sasuke-kun dan pengkhiatannya yang telah membunuhku sekali pada waktu itu.

Geliat ranjang di sebelahku menunjukkan bahwa Sasuke-kun kini telah bangun dan membuka matanya, kilatan matanya asing aku tidak pernah melihat itu sebelumnya. Binar bahagia itu tampak begitu nyata dan... hangat.

"Bagaimana perasaanmu?" Ia bertanya padaku, dengan senyum yang mengembang sempurna. Apa dia kerasukan?

"Tidak seburuk yang biasanya...," bukankah itu benar? Aku jauh merasa jauh lebih baik sekarang.

"Aku ingin bersiap. Aku harus membantu Ibu Mikoto menyiapkan sarapan, Sasuke-kun..." rengkuhan ini terasa kuat namun tidak menekan, tampak berat tapi sejujurnya ringan.

Ia semakin mengeratkan pelukannya padaku, aku malas jika Sasuke-kun sudah seperti ini. Ini terlalu menggelikan.

"Itu morning kiss-mu." Berhasil. Sasuke-kun mematung setelah aku memberinya kecupan di ujung bibirnya. Bukankah aku juga memiliki bakat menggoda yang lebih hebat jika dibandingkan dengan 'teman tidur' Sasuke-kun saat itu?

***

Sarapan pagi telah usai, semua orang sudah memulai aktivitasnya masing-masing termasuk Ibu Mikoto dan Izumi-san.

Aku sendiri aedang berada di kafe menunggu teman-temanku yang memang sengaja meluangkan waktunya hari ini untuk bertemu melepas rindu.

Kafe ini tidak jauh letaknya dari kantor pusat Uchiha, bisa dibilang, letaknya lebih dekat dengan Fugaku-san dan Itachi-san daripada Sasuke-kun.

Aku sengaja datang lebih awal sebagai pengalihan rasa bosanku di kediaman Uchiha yang tidak pernah ramai itu. Mereka sibuk dengan kehidupan masing-masing, bahkan untuk seorang Ishihara sekalipun yang kini sudah masuk play group.

Ponselku bergetar sekali, menandakan bahwa ada sebuah pesan masuk di dalamnya yang mengalihkan lamunanku sejenak.

Unknown Number
Sasuke-san kau ada waktu?

Siapa dia? Tidak mungkin itu Temari-san ataupun Gaara-kun, karena dia sendiri sudah menikah dan kini tinggal di luar negeri.

'Ini siapa?'

Tidak masalah 'kan jika aku ketus padanya? Lagipula aku tidak mengenal siapa dia.

Beberapa detik kemudian, ponselku berdering, menampilkan nomor asing yang tidak aku tahu.

Aku mengangkatnya tanpa ragu, tanpa menyapa dan hanya diam menunggu penelepon itu bicara padaku..

"Apa ini dengan Sasuke-san?" Aku mengeryit heran dengan penelepon di seberang sana, kenapa dia menghubungiku jika mencari Sasuke-kun?

"Anda siapa? Dan kenapa Anda mencari Sasuke-san?"

"Ah ini bukan Sasuke-san?" penelepon yang sepertinya seorang perempuan di seberang sana sepertinya terkejut karena salah sambung.

"Bukan. Aku Sakura, tunangan Sasuke-kun." Jawabku kemudian.

Tawa canggung terdengar kemudian, mungkin karena ia merasa malu karena salah sambung.

"Ah maafkan aku, Sakura-san, ternyata aku salah sambung...,"

"Tunggu! Ada apa kau mencari Sasuke-kun?"

LIE [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang