[20] Day 283

643 79 5
                                    

Akan ku coba mencari 'sesuatu' yang baru itu secepat mungkin, agar aku perlahan demi perlahan mulai sadar kalau aku ini sebenarnya tidak di acuhkan olehnya. -aci.

.

Di hari ke dua ratus delapan puluh tiga ini, sekolahku kembali mengadakan kemah. Kemah yang disebut sebagai kemah penutup, kemah yang di tunggu-tunggu oleh siswa yang tidak senang pramuka-pasalnya setelah kemah ini tidak ada lagi kegiatan pramuka rutin-, serta kemah yang menjadikanku manusia yang tetap dengan segala kebimbangannya.

Kemah yang di selenggarakan selama tiga hari dua mala mini sukses membuatku berpikir lagi untuk berhenti mendekati Dirga. Kejadian demi kejadian seakan-akan telah di takdirkan untuk bertemu denganku saat kemah berlansung.

Aku masih tetap berada di satu sangga yang sama dengan Rani. Yang berbeda pada kemah ini daripada kemah sebelumnya adalah tenda sangga perempuan benar-benar terpisah dengan tenda laki-laki. Terpisah lebih jauh daripada persami kemarin.

Dan pada kemah itu Dirga menjadi ketua sangga karena ketua sangga yang sesungguhnya sedang ada kepentingan tersendiri yang tidak bisa di ganggu gugat. Hahaha, kurang kagum yang bagaimana lagi aku ini.

Agenda di hari pertama kali ini adalah makan siang terlebih dahulu kemudian membangun tenda dan mungkin akan beristirahat dulu sampai hari esok tiba. Di hari pertama aku juga belum ada interaksi apapun dengan Dirga. Aku sudah melihatnya di hari ini saja itu sudah cukup.

Ayo berlanjut di hari kedua saja. Di hari kedua ini, acara pertama adalah senam pagi bersama. Seperti saat persami dulu, aku dan Rani kembali di tugaskan untuk memasak di tenda saja. Sedangkan yang lainnya mengikuti senam bersama. Namun kali ini ada yang berbeda. Tidak ada yang berani menerobos garis batas hanya untuk meminta garam, toh ketua sangga di haruskan mengikuti senam tersebut.

Menu sarapan kami adalah sop. Lagi-lagi yang memasak adalah Rani, karena Rani bisa di bilang sudah ahli dalam hal masak-memasak. Rani juga sudah berkali-kali mendapat cap #siapnikah. Dia juga sudah punya pacar sebenarnya, dan dia bahkan menginginkan untuk nikah setelah lulus SMA. Namun keinginannya itu di urungkan dengan alasan, 'bentar, cari uang dulu biar pestanya bisa gede.' Begitu ucapnya.

Setengah jam akhirnya berlalu, satu per satu siswa yang mengikuti senam pagi bersama mulai kembali ke tendanya masing-masing. Hana mulai memberitahukan apa kegiatan yang akan dilakukan hari ini. Kata Hana, hari ini akan di adakan mendaki bersama atau bisa di bilang penjelajahan. Tempat kemah kami memang berada di area pegunungan, jadi tidak menutup kemungkinan akan di adakan pendakian seperti itu. Cukup berat memang, tapi sepertinya asyik. Karena aku mencoba melupakan kejadian saat hari kartini itu.

Sekitar jam setengah sepuluh, semua sangga beserta anggotanya di haruskan berkumpul di aula yang telah di sediakan. Tidak ada yang menjaga tenda, hanya ada beberapa kakak-kakak Dewan Ambalan yang bersedia untuk menjaga seluruh tenda yang ada disana.

Kami pun akhirnya memberangkatkan diri bersama setelah semuanya lengkap. Pada lima belas menit awal perjalanan, aku masih memiliki tenaga yang cukup untuk menjelajah. Namun, pada lima belas menit terakhir, aku sudah kehabisan tenaga. Mukaku merah tak karuan, nafasku tersengal-sengal, kakiku rasanya berat sekali. Hingga akhirnya kakak-kakak Dewan Ambalan yang bertugas mengawasi kami mengatakan kalau sebentar lagi kami akan sampai di tempat tujuan.

Entah itu pengumuman asli atau semata-mata hanya untuk menyemangati kami yang sudah kelelahan ini. Asli atau palsu aku hanya bisa terus melangkah dan melangkah hingga akhirnya mencapai tempat tujuan yang entah mengecewakan atau tidak. Aku harap tidak mengecewakan.

Tapi sebelum sampai di tempat tujuan, ada satu kejadian yang membuatku bingung. Saat itu aku dalam keadaan setengah kuat dan setengah lemah, tidak menyadari keberadaan seseorang yang berada tidak jauh denganku.

363 days of you [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang