[24] Day 363 : Finalizando :

1.6K 122 80
                                    

Aku telah berusaha untuk menjadikannya teman, namun Tuhan sudah memberhentikanku saat ini agar aku tidak terlalu lelah dalam menghadapi kenyataan-kenyataan yang lebih pedih ke depannya -aci.
.

Sesuai dengan judul part ini, Finalizando yang ku ambil dari bahasa Spanyol yang artinya adalah berakhir, aku akan menceritakan bagaimana akhir ceritaku dengan Dirga. Akhir dongeng antara pangeran bulan dan cebolnya.

Tepat satu bulan, aku mulai merasakan adanya pudaran demi pudaran yang terjadi pada rasa yang dahulu pernah ada untuk Dirga. Rasa ini pudar karena telah lelah, berlari terlalu lama tanpa di persilahkan untuk duduk. Hanya diijinkan untuk berjalan santai saja.

Hah, ini akhir yang indah. Untuk Dirga. Dirga akhirnya bisa terlepas dari belenggu cebolnya ini. Dan Dirga juga sudah menambatkan hatinya pada seseorang yang tidak kuduga sebelumnya. Bukan si Li atau orang-orang terdekatnya. Nanti akan ku ceritakan.

Sebenarnya aku ingin menaruh puisi perpisahanku terlebih dahulu dan baru akan menceritakan pada kalian siapakah seseorang yang berhasil mendapatkan Dirga. Bukan hanya mendapatkan sebagai teman, tapi mungkin teman hidup. Ya, doakan saja mereka langgeng.

Tapi, Aurel mengatakan untuk menaruh puisinya di akhir saja. Toh itu puisi perpisahan, dan biasanya perpisahan selalu berada di akhir. Oke, aku hanya bisa menuruti jawaban Aurel karena dia mungkin sudah cukup berpengalaman tentang hal seperti itu. Nanti juga aku akan mengucapkan terimakasih pada siapa-siapa saja yang telah berperan dalam ceritaku ini.

Hahh, rasanya tidak sabar menceritakan bagaimana kisah ini berakhir. Kisah ini berakhir bahagia, untuk mereka yang bisa memandang dengan sudut pandang yang bahagia. Percayalah.

Sebentar, aku mau ke dapur dulu. Ambil cemilan sama air putih. Hehehe.

Nah sudah, ayo kita mulai kisah akhir cerita ini.

Akhir cerita ini dimulai ketika rasa ini semakin hari semakin pudar. Di dukung dengan kenyataan pahit yang selalu diberikan Dirga padaku. Rani juga sudah berkali-kali mengingatkan padaku untuk berhenti agar aku tidak terlalu stres menanggapi kejadian demi kejadian yang terjadi padaku.

Sebenarnya aku tidak stres, aku hanya meratapi nasib percintaanku yang sepertinya kurang mujur ini. Tapi mungkin memang begini adanya. Aku tidak boleh mendekat pada Dirga karena Tuhan tidak setuju melihatku dengan Dirga. Jadi, ya sudah aku hanya bisa pasrah untuk berhenti mendekatinya.

Namun yang lebih mengejutkan lagi. Tepat di hari ke tiga ratus enam puluh tiga ini. Aku mendapat jawaban dari teka-teki Dirga, mungkin. Dirga memblokir akun Facebook-ku karena dia ingin mengunggah fotonya bersama perempuan. Hanya berdua saja.

Ya, ini memang sangat persis dengan kejadian yang sempat di lakukan Asti kala itu. Tapi kalau kalian mengira Dirga mengunggah foto berdua dengan Asti itu salah besar. Namun, jika kalian masih ada pikiran kalau Dirga memblokirku karena takut menyakiti perasaanku, aku masih membenarkannya 0.1%

Hal ini ku ketahui setelah Rani memberi tahuku pagi itu. Di pagi yang menurutku sudah memakai kata 'biasa saja'. Pagi yang tidak ada lagi harapan. Harapan agar bisa mendekatinya. Mendekati sang pangeran bulan yang telah dimiliki.

Aku memang hanya seorang cebol yang tidak dapat menggapai bulan, apalagi menggapai pangerannya. Coba pikir, mana ada cebol menjadi seorang permaisuri bagi pangeran kalau bukan karena kutukan? Ya, dengan kata lain, si pangeran merasa terpaksa untuk menjadikan cebol ini sebagai permaisurinya.

Tapi tak apa, aku bangga dengan usahaku ini. Aku telah berusaha untuk menjadikannya teman, namun Tuhan sudah memberhentikanku saat ini agar aku tidak terlalu lelah dalam menghadapi kenyataan-kenyataan yang lebih pedih ke depannya.

363 days of you [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang