Perasaanku yang mudah terombang-ambing menjadikanku tidak bisa menegakkan satu hati yang mudah goyah. –aci.
.
Hari ke delapan puluh lima. Sepuluh hari sebelum acara persami—perkemahan sabtu minggu—di adakan di sekolahku. Para anggota sangga—kelompok kecil di dalam pramuka—sudah mulai di sibukkan dengan persiapan-persiapan yang akan mereka bawa atau yang akan mereka tampilkan.
Kebetulan atau mungkin sangat kebetulan, ketua sanggaku—Hana—adalah salah satu teman sekelas Dirga. Dan kebanyakan sangga berkumpul untuk membahas atau mempersiapkan persami di kelas dimana ketua sangga itu berada. Sudah tidak perlu ku jelaskan lagi kan mengapa aku bisa bahagia?
Hari ini adalah pertemuan informal pertama yang ketua sanggaku adakan. Di istirahat pertama setelah para anggota sangga membeli jajan, pertemuan informal ini pun dimulai. Oh iya, sebelumnya aku akan memberitahu kalian kalau aku satu sangga dengan Rani dan Nia. Terpisah dari Andin.
Di sekolahku, sistem pembagian sangga bukan berdasarkan satu kelaskah mereka. Pembagian sangga di bagi berdasarkan undian yang sudah di buat oleh kakak-kakak Dewan Ambalan. Dengan sistem itu, kakak-kakak Dewan Ambalan berharap agar antara satu siswa dengan siswa yang lain bisa membaur dan tidak harus selalu dengan teman sekelasnya.
Untuk pemilihan ketua sangga, kakak-kakak Dewan Ambalan sudah lepas tangan. Artinya kami harus menunjuk sendiri siapa yang pantas menjadi ketua sangga untuk sangga kami. Tentunya melalui beberapa pertimbangan.
Yang aku bingungkan saat ini adalah mengapa aku harus satu sangga bersama Rani. Tidak, tidak. Aku tidak bosan atau tidak suka. Tapi aku takut kalau Rani sampai membuat ulah lagi, karena untuk saat ini hingga mungkin kurang lebih delapan hari ke depan aku dan Rani harus berkumpul di kelas Hana—yang otomatis kelas Dirga juga.
Aku sudah memperingatkan Rani kalau sampai dia membuat ulah lagi, aku tak segan-segan untuk tidak memaafkannya lagi. Lalu, yang membuatku beruntung selain Hana yang menjadi ketua sangga adalah aku tidak satu sangga bersama Gita. Kalian bisa membayangkan tidak kalau sampai Gita dan Nia berada satu sangga bersamaku. Umm, maksudku bisa jadi kan kalau Nia dan Gita malah membahas kenangan mereka—mungkin ada Dirga—saat duduk di Sekolah Menengah Pertama atau yang lebih parah lagi kalau Nia sampai menyuruh Gita balikan dengan Dirga. OH! Jangan sampai itu terjadi.
Saat di kantin aku melihat Dirga yang masih asyik memilih jajan mana yang akan dia beli. Dirga sungguh tampan, pikiranku mulai berkelana di beberapa tahun yang akan datang. Saat aku dan Dirga di pertemukan kembali oleh Tuhan saat usia kami sudah matang. Lalu aku akan menikah dengan Dirga dan yaaa kalian pasti tahu. Hehehe.
"WOY CI!" suara Rani seketika memekakan telingaku. Dengan muka yang sudah tidak bisa di prediksi lagi apakah dia akan marah atau malah sebaliknya.
Ketika aku menanyakan pada Rani apa yang membuat dia berteriak di samping telingaku, dengan santainya dia menjawab "Kamu sih daritadi malah ngalamun aja, aku udah manggil kamu sampai tiga kali ya gak denger-denger, yaudah deh aku teriak."
Aku hanya tersenyum lebar mendengar jawaban dari Rani. Mungkin aku tadi sedang sibuk berkelana, padahal menurutku itu hanyalah berkelana dengan waktu yang singkat. Rani saja yang lebay.
Setelah aku dan Rani menyelesaikan urusan bayar membayar di kantin, kami berdua segera menuju ke kelas Hana. Sesampainya di kelas Hana, aku dan Rani menjadi anggota yang datang terakhir. Mereka sudah duduk melingkar di lantai yang berada di bawah papan tulis. Dengan cepat Rani pun menyambar dengan kalimat, "Maaf ya telat soalnya tadi si Aci malah ngalamun gitu. Ya udah yuk mulai." Hmm, dasar Rani.
Jrengg...Jrengg...Jrengg
Bukan, itu bukan backsound dari kartun anak Marsha and The Bear. Itu adalah suara gitar yang di petik dan berada di bagian belakang kelas Hana. Aku tidak mau menganggap kalau itu Dirga, toh nanti yang ada aku akan di curigai. Hmm omong-omong aku tidak satu sangga dengan Fia, jadi tidak ada yang bisa aku kode.
KAMU SEDANG MEMBACA
363 days of you [✔]
Novela Juvenil[Longlist Wattys 2018] Ini bukanlah cerita cowok cuek tingkat kubik bertemu dengan cewek periang lalu si cowok meleleh dan akhirnya mereka bersama. Bukan. Cerita ini jauh dari bayangan itu. Sangat jauh. Jadi, kalau kalian menginginkan cerita yang c...