Apapun itu rasanya, aku tidak mau berharap terlalu tinggi pada dirinya. Bisa saja dia hanya mempermainkan perasaanku saja. Menerbangkanku setinggi burung-burung mengepakkan sayapnya lalu menjatuhkanku sedalam jurang kehancuran. Menyakitkan. –aci.
.
Hari ini. Hari ke sembilan puluh lima. Hari yang ditunggu-tunggu oleh beberapa siswa. Hari dimana acara persami diadakan. Sejujurnya, aku masih terbayang-bayang gaya demi gaya yang dilakukan oleh Dirga kemarin. Apalagi saat aku sedang mempersiapkan barang-barang—yang akan aku bawa untuk persami ini—otakku masih memutar ulang kejadian demi kejadian sebelum sore tiba.
Ya, pagi ini seluruh angkatan kelas sepuluh akan melaksanakan persami yang dibimbing oleh kakak-kakak Dewan Ambalan yang sudah ada. Jam tujuh pagi, semua peserta persami sudah harus berkumpul di lapangan sekolah. Ada yang sudah berbaris rapi, ada yang masih membenarkan seragamnya, ada yang masih berbenah-benah meletakkan tasnya, dan aku ada di posisi masih mengamati Dirga. Bukan, bukan. Lebih tepatnya sedang mencari keberadaan Dirga.
Aku sudah menemukan dimana letak sangga Dirga, tapi sayangnya aku tidak menemukan Dirga disana. Saat itu pikiranku mengatakan 'mungkin Dirga telat'. Akhirnya upacara pembukaan persami pun di mulai, aku tidak melihat wajah kegusaran pada teman-teman Dirga di sana. Yang aku lihat hanyalah wajah berseri-seri dari teman-temannya. Aku tidak tahu apa maksudnya.
Setelah pembina upacara pembukaan persami menyampaikan amanatnya, aku melihat Dirga dan seorang perempuan satu angkatanku—yang entah siapa itu—muncul dari belakang barisan menuju ke hadapan sang pembina upacara. Dirga dan—anggap saja—Mawar, ternyata menjadi pasangan tanda penyematan yang menandai dimulainya acara persami pada pagi hari ini, terlihat dari kalungan tanda tunas kelapa yang dipasangkan oleh pembina.
Huft, akhirnya pangeran bulanku muncul. Padahal aku sudah membayangkan kalau persami kali ini tidak ada Dirga, gelisah galau merana aku nantinya. Hmm, tidak juga sih sebenarnya. Tapi pasti ada yang kurang kalau hari itu aku tidak melihat Dirga. Lumayan hari Minggu kali ini aku masih bisa melihat Dirga, biasanya kan tidak. Hahaha.
Satu yang aku bingung dari hatiku. Mengapa aku jatuh pada lelaki yang sudah jelas 'berbeda' denganku? Kalau pun Tuhan yang memilihkan, mengapa harus 'berbeda' padahal yang sama denganku juga bisa dibilang cukup banyak. Kenapa harus yang berbeda?
Setelah upacara pembukaan usai, para peserta persami di persilahkan untuk membangun tenda di tempat yang telah disediakan oleh kakak-kakak Dewan Ambalan. Tempat itu adalah lapangan sekolahku yang bisa dibilang masih sempit. Yang membuatku heran adalah ternyata lapangan ini masih bisa ditapaki tenda berjumlah belasan itu.
Aku dan sanggaku mulai membangun tenda di tempat yang sesuai dengan nomor undian yang tadi diambil Hana. Beruntungnya, tendaku berada di bawah pohon yang rindang, jadi terasa sejuk. Tapi kondisi akan berbeda lagi kalau hujan mulai turun, karena tendaku akan mendapat tetesan air tambahan dari air hujan yang jatuh dari pohon.
Setelah berkali-kali gagal dalam membangun tenda, akhirnya tenda ini bisa berdiri dengan kokoh. Selanjutnya, semua anggota sangga diperkenankan untuk menata barang-barang bawaannya di dalam tenda itu. Oh iya, untuk peralatan memasak, disediakan tenda dapur untuk dua sangga. Jadi dua sangga satu tenda dapur.
Pelaksanaan kegiatan akan dimulai setelah sholat dhuhur, jadi untuk saat ini semua anggota bisa beristirahat terlebih dahulu. Aku yang baru saja menempelkan pantatku di terpal—alas untuk tenda—tiba-tiba dipanggil oleh teriakan dari Rani.
"ACIIIIII!!!!! Cepetan siniii!!!"
Tidak mau mendengarkan teriakan Rani yang lebih dahsyat lagi, aku pun terpaksa berdiri dan menghampiri Rani yang berada di depan pintu tenda. Entahlah apa yang sedang Rani lakukan disana. Dan entah apa yang akan Rani tunjukkan padaku. Tapi yang saat itu aku bisa kira adalah, Rani akan menunjukkan Dirga yang entah sedang melakukan apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
363 days of you [✔]
Fiksi Remaja[Longlist Wattys 2018] Ini bukanlah cerita cowok cuek tingkat kubik bertemu dengan cewek periang lalu si cowok meleleh dan akhirnya mereka bersama. Bukan. Cerita ini jauh dari bayangan itu. Sangat jauh. Jadi, kalau kalian menginginkan cerita yang c...