Greyson's POV
Senja itu, tanggal 6 Januari, aku merencanakan 'fist date' atau kencan pertamaku dengan Layla. Tidak seperti kencan pertamaku dengan Lauren saat itu di sebuah restoran. Aku memikirkan hal yang tidak terlalu sulit / ribet dulu. Aku memutuskan untuk date di rooftop / atas atap rumahku sambil melihat langit yang bertabur bintang
.
.
.
.
.
Layla's POV
Sepertinya ada sms..
Aku langsung mengecek handphone-ku.
.
.
.
From: Greyson <3
Hey Sweety! I want to take you for a date :)Nanti aku akan ke sana menjemputmu.. be ready, be beautiful.. Jangan pakai pakaian yang terlalu ribet, ya .. Pakaian santai saja.. Be ready at 7pm. I love you my sweety .
. .
Aku pun membalasnya:
.
.
To: Greyson <3
Okay Greyson, I'll be ready I love you too candy .
.
Masih ada setengah jam lagi untuk sampai jam 7 tepat. Setelah makan malam, aku bersiap memakai sweater hijau dan jaket putih tebal karena cuaca masih bersalju.
Aku membiarkan rambutku yang cokelat terurai.
"Ibu.. Ayah.. Aku mau kencan dengan Greyson, eh maksudku keluar dulu ya.."
Ah tidak-_-
Ibu dan ayah saling tersenyum dan menatapku kaget.
"Jadi, kau dan Greyson.." "Iya yaahh.. Hehe, aku mau izin keluar dulu yaa" .
"Okay bye, Layla.. Hati-hati yaa!" seru ibu. "Bye Layla.." ujar ayah.
Aku pun segera keluar dari rumah dan menunggu di teras luar.
Greyson belum juga datang..
Saat aku hendak meng-sms nya, ia datang.
"Layla!!" serunya. Syukurlah.
"Hey, Greyson!" jawabku. Ia tersenyum.
"Kita mau kemana?" tanyaku. "Surprise.." jawabnya. Ia mengambil sapu tangan yang cukup besar dan mengikatkannya di mataku agar aku tidak bisa lihat.
"Kalau seperti ini bagaimana jalannya?" tanyaku.
"Aku gendong...." jawabnya.
"What the.. Grey!! No, no.. Kenapa tidak dituntun saja?! Aku seperti orang idiot." ujarku.
"Ah sudahh ayo sini," Greyson menggendongku di belakang (piggyback-ride).
Aku takut jatuh -_-
"Grey jangan main-main, turunkan akuu!!" teriakku. "Tidaakk.. Hahahaha.."ujarnya. Langkahnya semakin cepat. "Sebenarnya kita mau ke mana?" tanyaku.
Ia terdiam dan terus membawaku sambil berjalan.
.
.
.
.
"Huftt.. Sudah sampai. Tapi.. Kau jangan dulu membukanya." ujar Greyson.
Ia menurunkanku, dan menuntunku.Terdengar seperti suara pintu..
"Ayo kita naik.." ujar Greyson. "Naik a.. Eh MAMA!" aku sedikit tersandung tapi Greyson keburu menangkapku.
Sepertinya kita akan menaiki tangga. Saat sampai di permukaan datar, Greyson menuntunku ke satu tangga lagi menuju suatu tempat.
"Grey, capek laa.. Ini di mana?" keluhku. "Bentar lagi sampai, ayoo.." jawabnya sambil terus memegangi tanganku menaiki tangga lagi.
.
.
Aku berada di permukaan yang sedikit bergerigi dan tidak rata, dan agak curam.
Tempat apaan ini?!
"Nah sudah sampai.." ujar Greyson sambil membuka kain mataku.
.
.
"Atas genteng?" ujarku bingung. "Ya, haha. Bukan itu yang terpenting.. Kita akan melihat bintang-bintang indah di sini.." , Greyson menyuruhku duduk.
Aku melihat ke langit. Langitnya sungguh menakjubkan luar biasa indahnya. Bintang-bintang berkelap-kelip di sana-sini. Terpampang bulan purnama yang indah.
"I love this , Grey.." ujarku. Aku berbaring di atas atap itu, begitupun Greyson.
"So glad to hear it " jawabnya. Aku serasa berada di ruang angkasa. Aku serasa menggapai langit malam.
.
.
"Lihatlah ! Yang disana pola bintangnya membentuk kucing.. Hahaha.." seru Greyson seraya tangannya ia arahkan ke sekumpulan bintang-bintang. "Di sana ada yang membentuk wajah orang.." ujarku sambil menunjuk bintang-bintang.
"Ah yaa.. " jawabnya. Kami berdua terdiam cukup lama. Menikmati suasana hening sambil melihat bintang yang berkelap-kelip.
.
.
.
.
Greyson's POV
"Bintang-bintangnya.. Indah ya.." ujar Layla kepadaku. Aku menengok ke arahnya sambil tersenyum. Aku tak berkata-kata. Aku terus menatap matanya yang memantulkan cahaya bintang saat itu.
"Emm.. Grey? Kau ini kenapa-_-" . Aku mengabaikan pertanyaannya.
.
.
"Matamu seindah bintang-bintang di sana.. Apalagi jika terkena sinar rembulan yang menyinari mata cokelat indahmu.." ucapku.
"Ah masaaa.. Kau korban sinetron ya?? Ahahaha.." jawabnya .
-__-
"Aku serius Layla! Matamu.. They're as beautiful as the stars.." ujarku.
Saat ia akan menjawab, aku mendahuluinya..
" It's just, jika melihat matamu.. I.. I feel home, Layla.. " ujarku. Ia tersipu malu. Sepertinya ia 'blushing'
"Soo.. Home is in my eyes? Ahahahaha.." jawabnya.
Hahaha..
"Yeaa basically.. Haha.." ujarku.
"Aww thank you my chubby Greyson, your cheeks are as round as the moon." ujarnya sambil menunjuk bulan purnama, lalu mencubit pipiku.
Yang benar saja-_-
"Kidding! Hahaha.." jawabnya.
Aku mencubit hidungnya yang mancung itu. "Haha.. I love you Laylaa.." ujarku. "I love you too, Greysoon.." jawabnya.
.
.
Kami berdua menikmati malam itu dengan melihat bintang-bintang. Memang sih, tak semewah makan di restoran mahal atau apapun itu, sederhana saja. Tapi yang penting, Kami dapat menikmati apa yang Kami lihat. Terutama apa yang aku lihat...
Her beautiful eyes underneath the stars.. :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Piano Love~ Greyson Chance love story [COMPLETED]
FanfictionHidup itu layaknya sebuah piano.. Ada kalanya hitam yaitu masa-masa sulitku, dan putih yaitu masa-masa terindahku.. Jika aku memainkannya bersamaan, maka akan terdengar nada-nada yang indah. Tanpa tuts hitam, hidupku akan selalu indah , tidak ada ma...