Chapter 46: Jealousy

399 18 0
                                    

Aku tak akan menceritakan banyak tentang bagaimana kehidupanku di kelas 9 . Menceritakannya kepada kau semua bagaikan menggambarkan sebuah sketsa tanpa warna.

Tapi aku akan menceritakan sedikit , tentang hal yang umum bagi semua orang. Kecemburuan.

.

.

.

.

Aku menghempaskan tubuh ke kasur, sepulang sekolah. Aku keluar balkon dan merasakan sejuknya musim semi di tahun yang baru pula.

"So tired.." ujarku. Lelah tubuh, lelah hati. Aku butuh refreshing.. Setelah mengetahui bahwa teman baru Greyson di sana adalah seorang perempuan. Bernama Layla.

Kebetulan yang sangat aneh.

Aku berniat mengganti bajuku, menjadi baju santai.

*drrtt!*

Handphone-ku bergetar.

"Siapa itu?" ujarku.

.

.

.

'From: Greyson

What are you doing? Maaf aku sangat sibuk dengan tugas sekolah. Aku baru bisa mengirimmu pesan sekarang :) '

Ahahaha. Bisa saja itu sebuah kebohongan.

'To: Greyson

Greyson loves Layla , bye.'

Jawabku mengarahkan 'Layla' kepada yang satunya.

Aku turun ke lantai bawah, mencoba menenangkan diri dengan bermain piano. Baru kali ini aku merasakan kecemburuan yang benar-benar cemburu. Mungkin stres. Otakku tak bisa mengontrol semuanya.

.

.

.

'From: Greyson

Yes sweety I love you :-* '

Aku tersenyum membacanya. Tapi aku ingin ia tahu bahwa sebenarnya aku cemburu dengan Layla Cadavy, teman barunya. Jadi alhasil tak kubalas.

(Skip)

Pagi itu, hari Minggu, aku sedang berkebun, pada musim semi yang baru. Sudah kubilang, waktu berlalu cepat. Kini umurku juga sudah 15 tahun. Semakin dekat juga graduasiku. Ke SMA pula.

Aku jarang melihat Greyson dengan sepeda ontelnya lagi. Tapi kali ini, aku melihatnya dengan seorang gadis, sedang berjalan depan rumahku. Sambil bercanda berdua.

Pffft.

.

.

.

"Good morning sweetheart!" seru Greyson. Gadis di sebelahnya tersenyum ke arahku, yang tak lain adalah Layla Cadavy.

Aku tak menjawabnya melainkan pura-pura tidak melihat mereka berdua. Greyson segera berlari ke arahku. Meninggalkan Layla Cadavy di atas trotoar.

Greyson memegang pundakku dan berbisik.

..

"Are you okay?" bisiknya. Dasar bodoh, ups. Kau seharusnya tahu , lah. Tidak tanggap dengan ekspresiku saat itu.

.

.

"Menurutmu?" aku balik bertanya.

"Sweety , kurasa ada yang aneh darimu. Mengapa kau jutek sekali?" tanya Greyson.

"Aku tidak merasa jutek, ah. Sudah sana lanjutkan kencannya." aku mematikan kran selang dan berjalan akan masuk ke rumah.

...

"Heyy.. Calm down. We're not dating!" ujar Greyson menarik tanganku.

"Oh." jawabku singkat. Aku melanjutkan menyirami tanaman. "Bye princess I have to go.." ujarnya. Ia mengecup keningku sebelum meninggalkanku. Aku tak memasang ekspresi apa-apa.

..

Greyson dan Layla Cadavy pun pergi , berjalan. Saat akan berjalan, aku mengarahkan selang air ke arah Layla, sehingga basah.

Ia melihatku.

"OOPS! SORRY LAYLA! MY FAULT.." seruku.

"Haha.. Hahahaha.. Hahah." aku tertawa kecil melihatnya kebasahan. Greyson hanya menatapku.

..

"Why did you do that?" tanyanya.

Aku cemburu , Greyson. Cemburuuu..

..

"Tidak sengaja. Sudah sana lanjutkan, atau kusemprot juga kau?!" seruku, sedikit menahan tawa.

"Fine." jawab Greyson. Ia dan Layla lenyap dari pandanganku.

.

.

.

"Huftt.. Yeah haha." ujarku puas. Rasa kesalku terbayar melihatnya seperti itu.

.

.

.

(Skip)

Senin. Aku memiliki 2 ulangan harian berturut-turut, yaitu Matematika dan Fisika. Dua mata pelajaran yang sangat tidak menyenangkan hati.

"Bye bu.. " aku pamit kepada ibu, mengecup pipinya. Aku pun beranjak ke sekolah.

.

.

"Good morning. You still mad?" Greyson menjemputku dengan tumbennya, dan hal yang lebih sial lagi, ada Layla Cadavy di sebelahnya.

"huh?" jawabku. "Kau terlihat jutek lagi.. Kau terlihat murung. What's wrong with you? Are you sick?" tanya Greyson, sambil memegang leherku.

Aku melepaskan tangannya.

"Aku hanya capek. Aku juga khawatir karena hari ini ulangan Matematika dan Fisika. Sementara masih ada beberapa hal yang belum kumengerti." jawabku. Pupil mata Greyson membesar.

"Why didn't you tell me? Kalau begitu aku bisa mengajarmu kemarin?" ujar Greyson. "Kukira kau sedang sibuk 'berpacaran' dengan Layla Cadavy. Lagipula aku bisa tanya ke teman." jawabku sambil berjalan bersama Greyson, dan Layla. Layla , teman Greyson yang satu itu terbilang pendiam dan pemalu. Tapi , ia cantik dan sifatnya sebenarnya baik.

Tapi aku cemburu!

"Sudah kubilang , aku tidak berpacaran dengannya!" bentak Greyson. "Nanti kalau nilaimu jelek bagaimana?!" tanyanya.

"Tak apa, aku sudah belajar. Lagipula hidupku tidak selamanya bergantung kepadamu, kan? Hehe . Sepertinya sebentar lagi masuk. Aku duluan ya." ungkitku sambil berjalan lebih cepat, menjauhi mereka berdua di belakang.

Menyedihkan.

.

.

.

Vote/ comment ? ;)

Love y'all keep reading

Piano Love~ Greyson Chance love story [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang