Chapter 54: I Can't Let You Go (Layla's POV)

381 17 0
                                    

Layla's POV

Aku menaruh kepalaku di atas piano, sambil memainkan piano dengan asal. Aku sudah terlalu merindukan Greyson

Aku ingin menenangkan diriku dengan bermain piano 'Kiss the Rain' oleh Yiruma, pianis Korea papan atas.

Sambil bermain piano, aku membayangkan apakah selama ini aku ada di pikiran Greyson atau tidak.

Aku menaik-turunkan dinamika piano, tak hentinya bermain. Sambil mengingat masa lalu..

.

.

.

(Flashback)

Saat itu , akhir Januari, aku menelepon Greyson untuk meminta maaf atas kucilan yang aku berikan kepadanya sejak anniversary yang ke 7. Aku merasa kesal kepadanya karena sampai lupa anniversary kami.. Sekarang aku memakluminya karena Greyson harus bekerja sana sini sama sepertiku..

..

(On the phone)

Greyson: "Layla.."

Layla: "Hi, Greyson.. Bagaimana kabarmu?"

Greyson: "Baik saja.. Bagaimana denganmu?"

Layla: "Aku rindu denganmu, Grey. Kapan ini akan berakhir?"

Greyson: "Entahlah sayang. Aku harus menyelesaikan pekerjaan secepatnya untuk dapat menemuimu lagi.."

Layla: "by the way, maaf ya selama ini aku mendiamkanmu dan berpura-pura marah, Padahal aku khawatir denganmu.."

Greyson: "Semestinya aku yang minta maaf.. Kau tak pernah salah apa-apa, Layla. Sorry.. For being such an idiot boyfriend."

Ia menghela nafas.

Layla: "Grey, kau tidak boleh berkata seperti itu. Semakin sering kau berkata kau adalah pacar yang buruk, semakin aku berpikir bahwa kau ingin meninggalkanku dan tidak mau menjadi pacarku lagi hanya karena menurutmu kau lelaki yang buruk. Kumohon Grey. Kita tak boleh menyerah begini saja.."

Saat itu aku mulai menangis.

Greyson: "Oh I'm so sorry! Layla please don't cry honey, don't cry please please.. Kumohon tahan air matamu. Aku tak bermaksud begitu! Aku hanya merasa bodoh karena sering sibuk dan tidak perhatian kepadamu. Sekarang jangan menangis lagi, sayang.. I promise we'll be together again, okay? Aku harus berusaha menyelesaikan semuanya.."

Ia menenangkanku. Tapi tetap saja aku tak bisa tenang.

Layla: "Greyson.. Aku mau menanyakan suatu hal..

.

.

.

Do you love me?"

Greyson: "What?! Jadi selama ini kau tidak percaya dengan cintaku? Kau meragukanku? Of course! Pertanyaan bodoh.. , aku benar-benar mencintaimu . Mengapa kau berpikir bahwa aku tidak mencintaimu? Layla please, hapus pikiran negatifmu itu..

I love you.."

Layla: " Aku sudah rindu sekali denganmu , Grey.. Aku selalu khawatir denganmu.."

Greyson: " Layla justru aku yang selalu khawatir denganmu ! Kumohon jangan terlalu over-protective terhadapku. Jangan mengkhawatirkanku terus!"

Kali ini ia seperti membentakku. Kata-katanya membuatku patah hati. Apa salahnya mengkhawatirkannya?

Layla: "Oh. Baiklah I understand."

Klik!

Telepon kumatikan, pembicaraan diakhiri. Aku sudah capek dibentak, disalahkan oleh Greyson. Aku yang niatnya ingin meminta maaf, malah berakhir seperti ini.

Piano Love~ Greyson Chance love story [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang