"Hhh.." ibu terus mendesah.
..
..
..
"Greyson.. Greyson hilang ingatan, Layla." .
Pupil mataku membesar, mulutku ternganga lebar. Aku tak percaya apa yang dikatakannya.
"BU! JANGAN BERCANDA.. GREYSON BAIK-BAIK SAJA! AKU TAHU ITU.. Dia.. Dia sudah janji kepadaku.."
Ibu menggelengkan kepala.
"Ibu tidak bercanda, Layla."
Seketika, dadaku merasa tambah sakit. Jantungku lebih tepatnya. Tangisku kini meledak, aku kembali memeluk ibu dengan erat. Tak bisa berkata-kata.
"Shh sayang, tenang sayang. Calm down..." ujar ibu sembari mengecup kepalaku.
"Bu.. A.. Aku tak percaya ini.. Kukira aku dan Greyson benar-benar ditakdirkan untuk.. Untuk bersama. Tapi, nyatanya.." aku terhenti sambil tetap memeluk ibu.
"Bu.. Bagaimana ia bisa hilang ingatan? Kumohon.. Ceritakan.." paksaku.
"Greyson saat itu, sedang keluar dari rumahnya. Kira-kira 4 bulan lalu, ia sedang menaiki sepedanya berniat jalan ke studio. Tiba-tiba, ada motor yang menyerempetnya sehingga ia terpental ke bangunan beton dan terpelanting. Pada awalnya, ia cedera kepala ringan.. Tapi saat sembuh, menjalani perawatan di rumah sakit, ia dinyatakan gegar otak. Dan memorinya terhapus.. Tak semua , nak. Ia hanya lupa dengan orang-orang yang selama ini ia kenal, ia tidak lupa dengan pekerjaan yang ia jalani. Hal ini sangat sangat langka Layla, tapi dokter tak bisa membantu lagi.. Saat itu lah Lisa dan Scott mengenalkannya kembali dengan keluarganya. Tapi mereka tidak menyebutkan namamu.. Atau siapa kau.. Sehingga sebulan kemudian, ada perempuan itu,
Aspan. Yang mendampingi Greyson hampir setiap harinya. Perempuan asal California, yang berkenalan dengan Greyson di Paris. Karena kedekatannya, sudah terlalu dekat, maksudku.. Mereka.."
Ibu terhenti.
"Cukup bu. Aku tidak kuat mendengarnya." jawabku. Aku sangat kaget sekaligus sedih.
"Mengapa kau tidak memberitahuku dari awal?" tanyaku penuh penasaran.
"I was trying to protect you, Layla. Agar kau tidak sakit hati, agar kau segera melupakan Greyson dari hidupmu. Tapi, yah.. Pada akhirnya Hal ini terungkap juga. I'm sorry, Layla." jawabnya.
"Bu, apa Tuhan tidak merestui hubunganku dengan Greyson? Mengapa tidak adil?! Aku yang selama bertahun-tahun di sisinya digantikan oleh gadis yang bersamanya selama 3-4 bulan dan mereka akan bertunangan? Lalu, sekarang aku punya siapa? Untuk pendamping hidupku kelak? Aku merasa dipermainkan, bu." ujarku.
"I know Layla, aku bisa merasakannya.. Kau pasti mendapatkan yang lebih baik. I know it.. You're a strong girl, okay? :) Tuhan hanya mengujimu, setiap rencananya pasti berbuah baik pada waktunya.. Pada waktu yang tepat." ujar ibu lalu mengecup keningku.
Tapi masalahnya, bu.. Aku ingin Greyson. Ia adalah satu-satunya yang kuinginkan, lebih dari apapun. Tapi tidak ada upaya untuk menarikku kembali ke dalam ingatannya yang sudah musnah itu.
Aku merasa pilu.. Rasanya tak ada yang sesakit ini. Tak sebanding dengan sakit fisik.. Kalau sakit fisik, masih ada pengobatannya ke dokter. Tapi dokter apa yang bisa menyembuhkan sakit hati?
Tapi ibu benar.. Rencana Tuhan belum selesai. Aku akan mendapatkannya kembali, atau aku mendapatkan yang lain. Yang pantas pula mendapatkanku.. Tak ada yang sudah telat, jika awalnya sudah kuyakini..
"Aku ikhlas, bu.. Mungkin ini yang terbaik buatku." aku melukiskan senyum sebisa mungkin di wajahku. Walaupun hatiku sedang diterpa hujan badai.
Ibuku tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Piano Love~ Greyson Chance love story [COMPLETED]
FanfictionHidup itu layaknya sebuah piano.. Ada kalanya hitam yaitu masa-masa sulitku, dan putih yaitu masa-masa terindahku.. Jika aku memainkannya bersamaan, maka akan terdengar nada-nada yang indah. Tanpa tuts hitam, hidupku akan selalu indah , tidak ada ma...