Aku ingin menguakkan ceritaku dan Greyson sedikit.
Yep, aku dan Greyson resmi menjalani LDR. Siapa sih yang tidak tau 'LDR'?
Long Distance Relationship.
Sudah tidak asing lagi di telinga orang-orang, terutama di kalangan remaja. Aku penasaran apakah LDR membuat kami goyah , atau malah lebih kuat satu sama lain?
Ini masih awalnya saja.. Entah apa yang terjadi nanti.
.
.
Greyson sering mengirimku pesan singkat, dan tak jarang ia mengirimku sebuah surat yang sering ia tempelkan pranko di atas amplopnya. Ia paling sering meneleponku, terkadang ia meneleponku dini hari, saat orang-orang tertidur.
Aku menghargai usahanya, karena ia sebisanya menghubungiku di waktu luangnya. Apa daya dunianya kini tengah dikelilingi kesibukan menjadi seorang penyanyi, pianis sekaligus penulis lagu.
.
Greyson selalu menghubungiku setiap ia akan tampil di acara-acara televisi , atau wawancaranya. Melihat wajahnya membuatku semakin rindu kepadanya. Wajar saja.. Pasti sedih mengetahui bahwa orang yang kau sayang berada jauh di seberang dunia.
Yang membuatku bangga padanya adalah , ia telah menjadi orang sukses yang berhasil menggarap pendapatan yang besar. Itu semua ia lakukan untuk penggemarnya di seluruh dunia.. Ia ingin membuat mereka senang, sebagaimana ia ingin membuatku senang. Tak peduli betapa sibuknya ia.
.
.
(Flashback)
Saat itu, pukul 6 pagi di Norman, akhir November, Greyson meneleponku.
(On the phone)
Layla: "hello? Greyson?"
Greyson: "Hey I miss you so much.."
Layla: "Aww, aku juga.. Kau sedang apa?"
Greyson: "Biasa.. Habis merekam beberapa lagu. Tidak mudah, lho.."
Layla: "I know , Grey.. Semoga sukses dan laris hasilnya, ya.."
Greyson: "thank you sweet heart.."
*Silence*
Greyson: "Hello? Layla? Kau di sana?"
Layla: "Oh, hm.. Yea haha.."
Greyson: "what's up, cupcake?"
Layla: "Hahaha, tidak apa. I'm good."
Greyson: "Kau mencoba menghindari sesuatu ya? Just tell me.. Please?"
Layla: "Greyson, kau terdengar lesu, sebaiknya kau beristirahat, okay? I love you.."
(Klik)
Telefon dimatikan.
Sebenarnya saat itu aku sedang tidak mood membicarakan apa yang sedang kupikirkan, karena apa yang kupikirkan dengan topik pembicaraan kali itu tidak senada.. Aku mengalihkan pembicaraan dengan menyuruh Greyson beristirahat, berhubung waktu di Paris saat itu adalah pukul 12 malam..
Tadi aku sedang mengkhawatirkan Greyson. Entah mengapa aku memiliki firasat buruk yang akan menimpaku nanti. Aku mencoba membuang jauh-jauh perasaan negatifku, wajar jika aku jauh darinya aku akan berfikir yang tidak-tidak atau mengada-ngada hanya karena aku tidak ada di sisinya..
Tapi rasa itu justru menginspirasiku untuk membuat lagu. Judulnya "Heart of Two" . Lagu itu lagu bergenre klasik mellow dan aku sempat menampilkannya pada hari ulang tahunku yang ke 21 Desember kemarin di Idaho, dan mengundang para penggemarku. Saat itu, Greyson tidak ada tapi ia menontonku di sebuah saluran televisi.
.
.
.
.
(1 minggu kemudian)
Kini sudah menginjak pertengahan Desember. Greyson menghubungiku dengan video-call. Aku dapat melihat wajahnya lewat layar laptop...
.
.
Greyson: "Hey sweety!"
Layla: "Helloo.."
Greyson terlihat senang dan menampakkan senyuman khasnya, menyelipkan lidahnya dibawah gigi-giginya.
Greyson: "Jam berapa di sana sekarang? Di sini jam 8 pagi.."
Layla: "I know, Grey.. Di sini sekarang pukul 2 siang.. Oya terima kasih banyak Grey atas kiriman bunganya saat ulang tahunku.. You're the sweetest person on earth!"
Greyson: "aww, kau suka? Hahaa, I'm happy then.. How was your birthday?"
Layla: "loving my fans! Menakjubkan! I was so happy but, tidak tanpamu.. Hehe.. "
Greyson: "sorry I wasn't there.."
Ungkap Greyson sambil mengacak-acak rambut cokelatnya.
Layla: "tak apa, ini semua bukan salahmu, kan? Haha.."
Greyson: "haha, I know.. Oh ya, sebenarnya selama ini aku ingin bertanya tentang hal di telefon November itu, sebenarnya kau kenapa?"
Layla: "Seriously, Grey?! Kukira kau sudah lupa.."
Greyson: " I know you weren't okay, so I'm just making sure.. Kau kenapa, sweety?"
Layla: "ermm, yaa aku hanya mengkhawatirkanmu, that's all.."
Greyson: "Mengkhawatirkan bagaimana?"
Layla: "aku takut kau sakit atau kenapa-napa, atau .. Ada pujaan hatimu yang baru (?) emm haha.."
Greyson: "No way! I promise! Kita dapat memperkuat 'relationship' ini asal saling terhubung satu sama lain, Layla.. I know we can do it.. I swear , dari semua 7 miliar orang..
I only chose you.."
Greyson memperlembut intonasinya di kalimat terakhir dan aku sangat terharu.
Layla: "thank you so much, Grey .. I love you .."
Greyson: "I love you too.. Oh ya, take care of everything.. Promise me you'll be alright?"
Layla: "Aku janji asal kau juga jaga dirimu baik-baik, okay?"
Aku mengangkat jari kelingkingku dan Greyson mengangkat miliknya seakan-akan kami akan melakukan 'pinky promise'
Greyson: "Bye cupcake! Love you so much.."
Layla: "Love you more!!"
-Conversation ended-
.
.
.
(Flashback off)
Sampai sekarang , Greyson selalu menghubungiku. Untuk tetap menjaga hubungan dengan baik..
Kurasa sampai sekarang menjalani 'LDR' bukanlah perkara besar dalam saling mencintai, karena mencintai bukan mengenal jarak, tapi keterkaitan dan rasa perhatian terhadap satu sama lain..
Aku hanya berharap Greyson akan segera kembali menemuiku dan pulang dengan selamat..
KAMU SEDANG MEMBACA
Piano Love~ Greyson Chance love story [COMPLETED]
FanfictionHidup itu layaknya sebuah piano.. Ada kalanya hitam yaitu masa-masa sulitku, dan putih yaitu masa-masa terindahku.. Jika aku memainkannya bersamaan, maka akan terdengar nada-nada yang indah. Tanpa tuts hitam, hidupku akan selalu indah , tidak ada ma...