"Kamu buat aku takut, takut kehilangan"
☀☀☀
Malamnya Nadinta tengah makan bersama dengan keluarga kecilnya yang bahagia. Mamah papahnya tengah berada di rumah sekarang, biasanya mereka akan kerja lembur. Namun Nadinta tidak akan menuntut pekerjaan orang tuannya karna dia tahu mereka begitu karna ingin membuat dirinya mencukupi kebutuhannya. begitupun adik laki-lakinya yang kini berusia 15 tahun juga tampak sedang dirumah. Biasanya adik laki-lakinya itu akan kelayaban dengan teman-temannya dan pulang jika sudah jam 9 malam.
"Kak di kulkas gak ada makanan kecil, kakak beli yah sama adek" ujar Mamahnya sambil menatap Nadinta dengan Bian. Bian berdecak sebal membuat Nadinta menatapnya tajam dari samping.
"Bian mau keluar mah" tolak Bian sambil meletakan sendoknya di atas piring. Nadinta mendengus membuat Bian mendelik kearahnya.
"Elah cuma bentaran juga, repot banget lo" cibir Nadinta sambil meminum jus jambunya. Mamah dan papahnya hanya bisa memperhatikan debat yang akan terjadi sebentar lagi antara dua anak kesayangannya itu.
"Enak aja lo, gue udah di tungguin temen nih" bela Bian menatap Nadinta sinis. Nadinta hanya memutar bola matanya malas untuk merespon kelakuan adiknya. "Ngerti gak lo?"
"Emang?"
"Iyalah"
"Emang gue pikirin" jawab Nadinta santai. Bian hampir membalas ucapan kakaknya namun terhenti saat papahnya bersuara.
"Udah jangan ribut, Bian kamu anter dulu kakak kamu setelah itu baru main. Kalo gak papah gak izinin kamu pergi malam ini" ujar Papahnya. Nadinta terkekeh kecil karna adiknya sekarang sudah kalah debat dengannya. Sedangkan Bian hanya mendengus sambil mengangguk dengan malas.
"Ya udah sekarang aja cepetan, gue buru-buru nih!" ujar Bian dengan nada kesalnya. Nadinta memutar bola matanya malas lantas berdiri dari duduknya dan berjalan kearah kamarnya di lantai dua.
"Mau kemana lo?" Nadinta memutar tubuhnya kearah Bian dengan wajah kesalnya.
"Gue siap-siap dulu lah bego!" tandas Nadinta kesal.
"Dinta!!" tegur papahnya menatap tajam Nadinta. Bian terkekeh membalas kekalahannya tadi. Nadinta mendengus kasar lalu kembali melanjutkan langkahnya menuju kamarnya.
☀☀☀
Seorang laki-laki dengan penampilan acak-acakannya tengah berjalan di sebuah gang kecil dengan terus memegangi perutnya yang terasa lapar. Langkahnya terlihat gontai menusuri gang kecil itu. Sesekali dia menggaruk rambut coklatnya sambil berceloteh aneh.
"Lapar... gue ...lapar" racaunya sambil menggigiti kukunya yang kotor. Kepalanya celangak celinguk kesegala arah mencari makanan.
"Makanan" ucapnya tersenyum sumringah saat melihat sebuah tonk sampah berisi sampah penuh di dalamnya. Dengan langkah cepat dia segera menghampiri tonk itu dan mengobrak abriknya dengan cepat. Namun dia tidak menemukan apa-apa selain sampah plastik.
Dengan wajah lesunya dia kembali berjalan menelusuri gang kecil itu. Tak lama dia sudah keluar dari gang kecil tadi dan segara tiba di tepi jalan raya yang terdapat beberapa kendaraan yang tengah malaju. Dia kembali memegangi perutnya yang terasa melilit kembali. Dia sangat lapar namun dia tidak melihat ada makanan di dekatnya sedikit pun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Depresi Boy
Teen FictionStory and cover by tantyTKR_ *** "dia yang memiliki senyumanmanis, yang mampumembuatku merasa candu akan dirinya. dia mampu membuatku merasa bahagia walaupun aku tau dia tak bisa aku miliki. apalah aku yang hanya seorang laki-laki gila yang bermimpi...