page 3

384 26 0
                                    


"Kamu pikir berjuang sendirian itu enak?"

☀☀☀

Seorang gadis SMA tengah duduk sendirian di bangku  sebuah Halte bis. Kakinya yang di balut oleh snakers putih ia ayun-ayunkan. Tangannya ia jadikan sebagai penumpu tubuhnya. Sudah hampir 10 menit gadis itu di sini. Tujuannya hanya satu, menunggu bus yang menuju sekolahnya.

Dia tidak membawa motornya sendiri dikarenakan dia memang belum ahli dalam membawa motor. Apalagi jalan dari rumah ke sekolahnya memiliki jarak yang jauh. Jadi dia memutuskan setiap pagi menunggu bus di sini. Biasanya halte ini akan selalu ramai penumpang tapi sekarang tidak terlihat satupun orang selain dirinya.

Gadis itu mengecek arlojinya sekilas, helaan nafas langsung terdengar dari mulutnya saat melihat jam Sudah menunjukan pukul 06:45. Sudah dia pastikan jika dirinya akan terlambat datang kesekolah.

Gadis itu berdiri dan segera menuju ujung jalan. Dia langsung celangak-celinguk kekanan dan kekiri untuk mencari kedatangan bus yang akan di tumpanginya. Namun tak satupun terlihat adanya bus yang akan melintas ke halte yang di tempati sekarang.

"Duh gimana ini?" keluhnya sambil mengacak rambutnya frustasi. Pasalnya ini baru hari kedua dia menjadi kelas XI masa dia sudah telat si. Gadis itu semakin memasamkan wajahnya kala ingat bahwa pelajaran pertama yang akan dia pelajari adalah pak Eki, guru yang selalu mengajari muridnya untuk telaten dalam segala hal.

Tiba-tiba ponselnya berdering, menandakan ada panggilan masuk untuknya. Dia segera merogoh ponselnya yang ia taruh di saku bajunya dan segera mengecek si penelpon.

Nadinta 👧 is calling

Dengan cepat dia mengeser ikon berwarna hijau dan menempelkan ponselnya ke telinganya. Suara si penelpon langsung terdengar oleh indera pendengarnya

"Hallo Lea, lo dimana sih?"

"Aduh Din kayaknya gue bakal telat masuk deh, tadi gue kesiangan eh malah ketinggalan bus lagi" jawab Allea dengan suara beratnya. Di seberang sana Nadinta mendengus dengan kasar.

"Bentar lagi bel masuk, pak Eki juga udah otw sekarang"

"Duh gimana donk Din?" bingung Allea sambil memijit pelipisnya.

"Ntar gue izinin deh lo yah?"

"Iyah Din makasih yah, sekarang gue mau lari kejalan raya dulu nih" ujar Allea. Nadinta disana tampak terkekeh pelan.

"Iya udah sono lari, awas nanti jatuh lagi" kekeh Nadinta.

"Gak akan lah, gue matiin" Allea segera memutuskan panggilannya. Gadis itu segera berjalan menyusuri trotoar dengan langkah yang sedikit cepat.

Saat di persimpangan dia segera menoleh kekanan dan ke kiri mengecek siapa tahu ada pengendara yang melintas di saat dia menyebrang nanti. Meskipun tengah terburu-buru keselamatan selalu dia utamakan. Saat di rasa aman dia segera menyebrang, namun baru saja tiga langkah dia menyebrang sebuah motor dari arah kanan mengklaksonnya secara tiba-tiba membuat dirinya terhenti dan langsung menjerit kaget.

"Akhhhh" jeritnya sambil menutup mata dengan telapak tangannya. Tepat saat si motor akan menyentuhnya si pengendara mengeremnya dengan tiba-tiba membuat suara bannya tercekit. Dan pada akhirnya motor itu oleng dan tersungkur ke dalam semak-semak belukar.

"Aduhh" pekik si pengendara saat dirinya juga ikut nyusrug ke dalam semak-semak bersama motornya. Allea sontak membuka matanya saat mendengar suara teriakan orang dan terkejut saat melihat seseorang yang sedang nungging dengan kepala masuk kedalam semak-semak.

"Astaga" Allea menutup mulutnya shock. Dia segera menghampiri si pengendara tadi. "Eh mas, mas gak papah?" tidak ada balasan dari si pengendara. Kemudian rasa khawatir langsung menjalar di seluruh tubuhnya.

"Mas, mas masih hidup kan?" tanya Allea bodoh sendiri. Allea menggigiti kuku-kukunya takut. Dia mencoba menepuk tubuh si pengendara yang tak kunjung bergerak juga. "Aduh jangan-jangan dia mati lagi" ocehnya sembari mondar-mandir panik.

Si pengendara itu tampak bergeliat kecil, Allea yang melihatnya sedikit memundurkan langkahnya dan  memperhatikannya dalam diam.

Si pengendara itu mencabut wajahnya dari semak-semak. Helm yang dia pakai sudah miring gak jelas. Tangan kekarnya menggaruk pinggangnya. Allea semakin pucat saat mengetahui orang itu kini menatapnya.

"Eh elo yang tadi di tengah jalan?" tanyanya ketus. Allea menggaruk rambutnya pelan lalu mengangguk kecil.

"Maaf mas tadi saya gak liat ada mas" ujar Allea. Si pengendara itu berdiri dan segera menghampiri Allea. Allea tersentak saat tubuh laki-laki itu melewati batas tinggi tubuhnya.

☀☀☀

Sedangkan di dalam kelas XI IPA 4, Nadinta tengah mengotak atik Ponselnya. Padahal Pak Eki sedang menjelaskan di depannya namun rasa bosan terlalu membuatnya berbuat hal nekat seperti itu.

Di sampingnya, Casy tengah tertidur pulas di atas mejanya. Nadinta tak memperdulikan itu yang dia rasakan sekarang hanya ada rasa bosan dan ingin segera pergi dari kelas ini.

Tiba-tiba dia merasa ada seseorang yang melemparnya sebuah kertas yang di lipat-lipat sampai berbentuk lingkaran. Dengan malas dia segera membuka kertas itu dan menemukan sebuah tulisan ceker ayam di dalamnya.

Din, nanti sore kita jalan yah!

  Dinar 💜

Nadinta langsung tahu dari mana kertas itu berasal. Dia menoleh kesamping belakangnya dimana Dinar tengah duduk dengan posisi yang Nadinta duga jika laki-laki itu juga tengah merasa bosan.

Nadinta segera menuliskan balasan untuk surat dari Dinar.

Gimana nanti aja deh Din!*#

Setelah itu dia segera melempar kertas itu dan tak sengaja malah mengenai wajah Dinar yang tampak tak siap dengan datangnya surat itu.

"Eh" pekik Dinar terkejut. Semua siswa menoleh termasuk pak Eki yang sudah menatapnya tajam. Dinar segera menginjak surat yang ada di bawah mejanya saat melihat pak Eki datang kearahnya.

"Kenapa Dinar?" tanya pak Eki tegas. Dinar menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sama sekali.

"Tadi ada nyamuk pak di wajah saya, terus di tepuk sama si" Dinar menggantungkan kalimatnya. "Sama...Regar" lanjutnya menunjuk Regar, teman sebangkunya yang tampak anteng sendiri itu.

Mata pak Eki langsung mendelik kearah Regar, "benar itu Regar?" Regar tampak terkesiap saat pertanyaan Pak Eki mengarah padanya.

"Emz..iya pak bener tadi ada lebah di wajah Dinar" ucap Regar gugup. Dinar menepuk jidatnya malu.

"Dinar bilang nyamuk tadi, kenapa sekarang lebah?" heran Pak Eki. Regar mengerjap-ngerjapkan matanya. Nadinta yang melihat itu terkekeh pelan. Sedangkan Casy tetap anteng dengan tidurnya.

"Iya maksud saya itu pak, nyamuk tadi salah sebut" kekeh Regar. Pak Eki mengangguk pasrah akhirnya dan berjalan ke arah depan kelas lagi. Dinar menonjok lengan Regar sebal.

"Bego"

"Sorry Din, gue gak tau" balas Regar. Dinar hanya memutar bola matanya malas. Dia langsung tersenyum saat melihat Nadinta tengah tersenyum kearahnya. Dia menunduk dan segera mengambil surat itu. Membacanya dengan senyuman. Jika dia sudah berkata maka itu harus terjadi.

☀☀☀

Segitu dulu yah...
Soalnya aku udah siapin dari awal kalo setiap part itu hanya terdiri dari 1000 kta aja lebih juga paling gak lebih dari 1200 kata.

Vote sama komennya ya aku tunggu. 

tantyTKR_

Depresi BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang