page 25

224 19 0
                                    

"Memandang kamu sedekat ini, mimpi apa aku semalam"

💣💣💣

Casy berjalan dengan terburu-buru. Dia mengecek arlojinya sekilas sebelum akhirnya menghembuskan nafasnya lega.

"Untung masih ada waktu buat beli minuman, kasian Allea." Casy terus berjalan dengan cepat. Sesampainya dia di kantin Casy dengan segera memesan minuman mineral.

Setelah membayar gadis itu langsung berlari dengan botol mineral di tangannya. Wajahnya nampak tegang. Tadi sebelum pergi ke kelas, Allea tiba-tiba mengelus pusing di kepalanya, bahkan wajahnya pun sangat pucat. Membuat dua gadis lainnya ikut cemas dengan keadaanya. Maka dari itu Nadinta dengan cepat menyuruhnya untuk membeli minuman, sedangkan dia yang membawa Allea ke Uks. 

Bruk

Karna tidak terlalu fokus Casy sampai menabrak seseorang yang sedang berjalan di depannya. Casy meringis saat tahu orang yang di tabraknya terkena minuman yang di bawanya sendiri.

"Aduhh, sorry yah gue gak liat" ujar Casy sembari terus menunduk dengan tergesa-gesa.

"Casy?"

Degh

Suara itu

Casy dengan cepat mendongak dan menemukan laki-laki jangkung tengah menatapnya, entahlah Casy sendiri bingung dengan arti tatapan itu.

"Duh, Dinar sorry yah gue beneran gak liat!" ujar Casy lagi. Dinar tersenyum sembari melihat baju seragamnya yang memang terdapat noda merah dari minuman yang dia bawa tadi.

"Oh gak papah kok, Cas" tolak Dinar. Casy meringis bingung, dia tiba-tiba teringat jika setelah ini ada pelajaran pak Ono. Guru yang selalu menjaga kebersihan diri. Jika melihat Dinar kotor seperti ini, sudah di pastikan guru itu akan menghukumnya.

"Tapi Din, setelah ini kan ada jamnya pak Ono." ucap Casy dengan wajah was-wasnya. Dinar terkekeh sembari membenarkan juga.

"Gak papahlah, gue bisa bersihin sendiri kok" ujar Dinar tidak ingin membuat Casy semakin cemas. Casy menggeleng lalu dengan cepat menarik tangan Dinar agar mengikutinya. Jelas Dinar di belakangnya terheran-heran.

Tanpa mereka sadari, Regar dan yang lainnya baru saja tiba di tempat kejadian tadi. "Eh mau kemana Si Dinar sama Casy?" tanya Gera saat melihat punggung Dinar dan Casy yang menjauh.

"Tau!" jawab Regar malas sembari memainkan ponselnya. Padahal dalam hatinya dia tengah bertanya-tanya.

Mau kemana Casy bersama Dinar?

Sedangkan di tempat Casy dan Dinar. Casy dengaan terburu-buru membawa Dinar masuk ke dalam sebuah toilet terdekat. Semua penghuni toilet yang kebetulan berisikan para gadis langsung memekik kaget, tapi tak lama setelah mereka tahu Dinar lah yang masuk, si cucu kepala sekolah yang famous. Mereka malah berlagak so cari perhatian gitu pada Dinar.

"Casy, kok kesini sih?" tanya Dinar saat tahu hanya dirinyalah laki-laki disana. Casy tak menggubris dia hanya membasuh tangannya sendiri lalu mengelap bagian baju Dinar yang kotor dengan tangannya yng basah.

Dinar hanya diam memperhatikan Casy yang sedang fokus membersihkan seragamnya. Casy membasuh tangannya lagi dan mengusapkannya lagi pada Seragam Dinar hingga semuanya hampir bersih.

"Cas, udah!" Dinar benar-benar merasa risih dengan tatapan gadis-gadis di dalam sana yang menatapnya seperti akan menikam diri Dinar saja.

"Gak Din, baju lo itu kotor!" Casy memajukan sedikit tubuhnya agar lebih mudah untuk menggapai dada Dinar yang masih ada sedikit bercak merah fanta. Dia sedikit kesusahan menggapai bagian kotor itu karna tinggi mereka yang berbeda jauh.

Depresi BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang